Typo bertebaran!
•••
Fatim bergegas kekelasnya yang berada dilantai tiga dengan berlari sekuat tenaga, sarapan paginya yang biasanya ia simpan untuk berfikir kini habis seketika untuk berlari. Ayolah, ini baru pukul 05:59.
Tak lama kemudian, Fateh keluar dari kelasnya ingin membuang air kecil. Tak sengaja dirinya mendapati Fatim yang tengah berlari, ceroboh. Fateh mendapati ide jahil, ia menaruh pisang ditempat Fatim akan melewati.
Tepat saat Fatim melewati pisang itu, tubuh Fatim terjungkal kebelakang dan kepalanya mengenai keras lantai koridor. Pandangan Fatim buram mendadak dan menutup matanya.
Fateh yang mengumpat hanya cekikikan tak jelas, Fateh keluar dari persembunyiannya untuk menghampiri Fatim. Betapa terkejutnya Fateh saat melihat tubuh Fatim yang sepertinya pingsan dan beberapa tetes darah yang meliar dari belakang kepala Fatim hingga menembus melewati hijabnya.
"Yaallah, Fatim!." Fateh mengangkat kepala Fatim dan berusaha menggendong tubuh Fatim.
Fateh menggendongnya ala bridal style dan membawanya ke uks.
---
Sampainya di uks, para PMI yang sedang bertugas terkejut melihat Fatim yang pingsan digendongan Fateh dengan beberapa tetes darah yang keluar dari belakangbkepala Fatim.
"Ini kenapa Teh?, pasti lo isengin lagi kan?." Fateh tak menghiraukan pertanyaan anggota PMI itu.
"Obatin sampe sembuh, ga sembuh tamat riwayat lo." Fateh keluar uks menunggu Fatim yang terkapar di ranjang uks.
"Cepet sembuh, Tim." Fateh meneteskan air matanya setetes dan segera menghapusnya.
Pintu terbuka, menampakkan anggota PMI dengan alat tulis yang tertempel diantara siku tangan dan telapak tangan.
"Gini keadaan Fatim. Di kepalanya terdapat steples yang menancap tepat dibelakang kepalanya, dan tulang tengkoraknya sedikit retak akibat benturan yang sangat keras. Ini harus langsung dibawa kerumah sakit, biar lebih intensif perawatannya." Fateh hanya diam seribu bahasa mendengar kata per-kata yang anggota PMI itu sebutkan, jujur ia menyesal melakukan ini.
"Yaudah, makasih Li. Gue telepon ambulance dulu." Anggota yang dipanggil Li hanya mengangguk dan masuk kedalam ruang uks kembali.
Fateh mengotak-atik handphone-nya, menekan-nekan tombol angka agar terhubung dengan pihak rumah sakit.
---
Dirumah sakit, Fateh duduk dikursi tunggu sembari menatap pintu ICU yang belum terbuka sedari tadi. Padahal, sudah 3 jam Fateh menunggu dirumah sakit.
Teman-teman Fatim termasuk kakak-abangnya juga sudah berada dirumah sakit. Adli yang menangis sesegukkan tak henti, juga Rohman yang memeluk Adli yang masih menangis. Lutfi dan Kinan hanya menatap pandangan kosong, sesekali meneteskan air mata. Tara berada dipelukkan Restu yang sudah resmi sebagai kekasihnya, juga dengan sesegukkan yang mengiringi pelukkan mereka.
"Lo emang ada dendam apa sama dik gue ha?, lo mau jadiin dia percobaan bunuh lo yang gak berguna dunia akhirat?, Apa itu mau lo?!." Adli membentak Fateh sembari menunjuk-nunjuknya.
"Udah, Ka. Fatim lagi kritis, jangan bikin dia sedih." Rohman kembali membawa Adli kedalam pelukkannya.
"Harusnya lo ga usah lakuin iseng-iseng begini, Teh. Kalau nyawa adik gue selamat, lo boleh dekat dia, mau sampe nikah juga gak papa. Kalau sampe mati, nyawa lo siap-siap gue layangin mirip layangan." Fahri tertawa keras mendengar ucapan Rohman, apakah itu lucu.
"Lagi sedih bego, malah ketawa. Goblok?!." Fahri berhenti tertawa dan menatap Fateh, lalu duduk disampingnya dan berusaha merangkul Fateh.
"Udahlah bro, ga usah sedih. Cuma hal biasa dikalangan kita, lagian gue udah pernah bikin orang kayak Fatim, bahkan sampai mati." Fateh diam dan kembali menatap ruang ICU.
"Hal biasa lo bilang?, lo gak tau rasanya jadi Fatim. Jatuh tertimpa tangga, tau gak istilahnya?!. Goblok!." Adli menghina Fahri tepat didepan semua orang, semua teman-teman Fatim.
Dokter keluar dan memanggil salah satu dari mereka.
"Keluarga pasien?." Adli dan Rohman mengangkat tangannya serentak.
"Bisa saya berbicara dengan kakak lelakinya?." Rohman mengangguk dan membuntuti Dokter yang berjalan keruangannya.
---
Semuanya terkecuali Rohman sudah berada di ruangan Fatim. Masih diruang ICU tepatnya. Fateh menatap Fatim sendu, kepalanya terbalut perban, infus yang tertempel ditangan kirinya, juga selang oksigen yang mengalir kesaluran pernapasannya.
"Ini karena lo!, gue gak akan izinin lo dekat sama adik gue lagi." Mata Fateh membelakak mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Adli.
"Gak, masa gitu sih ka?!. Ga adil ka, gue dah punya rasa sama Fatim. Walau lo kakak Fatim, ngelarang Fatim, tapi Fatim bisa aja ngelanggar larangan itu, karena Fatim yang hidup!."
Plak!
Adli menampar pipi kanan Fateh, dan tepat disaat itu, Rohman datang dengan muka yang ditekuk.
"Ka Adli, Fateh!. Maksudnya apaan sih ini?!. Kak?, lo nampar Fateh?." Rohman membantu Fateh berdiri dan mendudukkannya di kursi pengunjung samping Fatim berbaring.
"Lo bela dia? Hah? Lo bela si brengsek ini?!, gitu?!." Adli menunjuk-nunjuk Fateh yang sedang memegang pipi yang ditamparnya tadi.
"Ka, dia masih SMA. Lo? Udah mau nikah, kalau aja Pandu gak sama lo. Mungkin, lo udah ga ada di kampus yang sok mahal itu!." Adli diam seribu bahasa.
"Fatim hilang ingatan."
Tiga kata yang keluar dari mulut Rohman membuat semuanya bungkam seribu kata. Fatim hilang ingatan, kata kata itu masih terngiang-ngiang di telinga Fateh.
"Ngh." Fatim terbangun dari tidurnya, memegang kepalanya dan berusaha duduk.
"Fatim, lo gak papa. Jangan bangun dulu." Fatim menengok ke kanan-kiri dan menujuk dirinya.
"A-aku?" Fatim melihat keseluruh ruangan, terdapat sembilan orang yang asing baginya.
"Ka-- kalian siapa?." Rohman mendekatkan dirinya ke Fatim.
"Aku, kakak kamu, kakak kedua kamu. Nama kakak Nur Rohman Adliah, kamu sering panggil kakak dengan sebutan Oman. Yang cewe itu namanya Siti Adliah Cahya, dia kakak pertama kamu. Kamu sering panggil dia dengan sebutan Adli. Dst.." Fatim memegangi kepalanya mengingat semua ingatan yang pernah ada.
Sialnya, bukannya ingatan itu kembali. Fatim hanya menggeleng tak ingat dengan semua ingatan itu. Ia diam termenung tak ingin bicara kepada siapa siapa.
•••
Konnijiwa!
Alhamdulillah, aku up lagi, walau lama lah ya😂.
Go vote and comment for informations from me:v.Arrigatou gozaimastha
-Bill
KAMU SEDANG MEMBACA
•°FatFat Story°•
RandomKetelatan mereka saat masuk sekolah membuat mereka menjadi dekat, dan karena hukuman telat juga mereka menjadi berteman. Hingga akhirnya kata 'cinta' keluar dari mulut Fateh untuk temannya Fatim.