Warning Typo!
Emang lo doang yang bisa pacaran?, gue juga bisa kali.
Happy Reading💕.
***
Fatim memakai hijab langsung-an dengan mudah tanpa harus dihias-hias. Bang Rohman bilang jika ia akan memberikan surprise untuk keluarganya. Lebih tepatnya Adli, Fatim, dan Bunda.
Ayahnya masih sibuk di Australia, dan semua kepentingan keluarga ia wakilkan ke anak lelakinya Rohman.
"FATIM, KA ADLI!, BUNDA!. KE BAWAH DEH." Tarzan mulai masuk kekawasan rumah tanpa merasa malu sekalipun. Anggap saja Tarzan yang satu ini tak punya urat malu.
Bunda yang sedang didapur belum berdandan sekalipun langsung pergi kekamarnya yang tepat disamping Dapur.
Adli masih saja tak ingin keluar kamar memikirkan Pandu, sang mantan pacarnya yang kemarin memutuskannya.
Jadilah, Fatim yang mewakilkan kedua-nya.
"Hai, ka." Fatim menyalimi tangan sang calon kakak ipar tanpa memperdulikan tangan Rohman yang terulur.
"Duduk sini ka."
"Makasih, de." Perempuan itu duduk disofa dan disampingnya diikuti Rohman.
"Oh iya. Namaku Fatim, Ka. Adiknya Nur." Perempuan itu mengangkat kedua alisnya tak mengerti, Nur?.
"Nur Rohman." Perempuan itu terkekeh, best sudah Fatim menjadi calon adik iparnya.
"Nama kakak Fitria, panggil aja Ka Ria atau ka Pipit." Rohman serasa dikacangkan oleh kedua mahluk kaum hawa ini.
"Ka, kaka udah berapa lama pacaran sama bang Rohman kembaran Tarzan ini?."
***
"Udah setengah tahun." Sohwa menatap sang pacar pilihan Saaih ini. Cukup jauh jarak mereka yang harus dibilang seimbang.
"Oh, namanya siapa?." Fateh yang sedari tadi diam akhirnya bertanya. Apapun itu dia juga kan calon kakak ipar.
"Nama aku Della Rahmadani, panggil aja Della." Geni tersenyum tulus. Cukup cocok Saaih dengan Della ini.
Cantik? Sudah pasti. Pintar? Mungkin setengah buatnya, karena kita belum tau dia pintar atau belum. Fisik? Okelah tinggal dada doang. Sikap? Ya lumayan lah.
"Cocok ya sama Saaih. SaaDel jadinya." Geni dan Della tertawa kecil.
"Mi, Fateh pamit ketemu calon mantu." Fateh menyalimi semua orang yang ada disana kecuali pacar Saaih yang hanya ia tatap datar dan senyum setipis benang.
***
"Kalau bunda bilang nih ya, lumayan sih sama kamu. 9-11 lah sama Fatim." Ria tersenyum manis, semanis senyuman yang dimiliki Fatim.
"Ih, ka. Jangan manis-manis senyumya, nanti bang Rohman terobsesi." Tawa seketika tercipta membuat Rohman sedikit kesal.
"Gak papa dong, asalkan dia baik-baik." Ria langsung memeluk lengan Rohman disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•°FatFat Story°•
De TodoKetelatan mereka saat masuk sekolah membuat mereka menjadi dekat, dan karena hukuman telat juga mereka menjadi berteman. Hingga akhirnya kata 'cinta' keluar dari mulut Fateh untuk temannya Fatim.