🌻:Sepupu Dari Bandung

190 14 0
                                    

Typo bertebaran!

—🌻—

Penghuni rumah Fatim makin banyak. Kemarin lusa Iyyah datang kesini, dan hari ini akan ada sepupu Laki-Laki Fatim dari bandung akan kesini juga. Dan, minggu depan akan ada om-tante adik dari ayahnya main kesini.

Pasti, rumah ini lama kelamaan akan menjadi Panti asuhan. Bukan asuhan anak. Asuhan Sepupu.

Hari ini baru saja pukul 04:15, dan sepupu Fatim baru akan datang pukul 05:50, masih ada waktu satu jam bukan untuk tidur?.

"Ngapain sih kita pagi-pagi buta gini ke Terminal?. Lagian nih ya, ini masih satu jam lagi yaampun." Fatim yang masih memakai piyama tidur ungu miliknya pun beralih menjadi jongkok.

Rohman tadi tak ikut, ia menunggu dirumah saja. Tapi, kenapa Fatim tak bisa seperti Rohman?. Kata Iyyah "Yeuh, cewe juga. Lagian nih ya, nanti kalau kamu nikah gimana, suaminya kamu telantarin gitu?." astaga. Bahkan Fatim masih putih-abu.

"Ya nungguin saudara kamu lah, saudara kita maksudnya." Fatim lebih memilih tak menjawab dan membuka beranda instagramnya.

"Besok sabtu atau minggu jadi gak ke pancorannya, sama Muntaz. Pasti seru." Muntaz. Laki-laki yang membuat tidurnya terganggu dan lebih cepat hari ini.

Tadi, Fatim baru tidur pukul 03:11 dini hari. Dan, terbangun pukul 04:00 hanya untuk menjemput satu orang yang akan tiba pukul 05:00?.

"Lagian sih kamu, yang lain tidur jam 8-9an kamu jam tiga."

"Fatim tuh harus selesai-in bahasa jepang dulu tau!. Lumayan galak loh Mr.Sazaki itu." Iyyah diam tak menjawab, lagipun kenapa harus bergadang?.

"Ish, Ka Iyyah. Fatim pulang yah? Bentar lagi jam 5, mau siap-siap sholat subuh." Keberuntungan yang bin ajaib. Iyyah mengizinkannya pulang dan memberi kunci motor milik Adli.

"Udah sono, katanya mau pulang sholat." Fatim pamit pulang dan langsung mengendarai motornya pulang. Tersisa Iyyah di Terminal.

—🌻—

Sampainya Fatim dirumah. Ia langsung merebahkan badannya di kamarnya lega dengan sholawat yang disetel dikamarnya.

"IYYAH!!, KOK MOTORNYA DISINI!!!." Sholawat yang disetelnya seketika tak terdengar saat suara serak Adli teriak pagi buta kini.

"GUE BALIK KE RUMAH KA!!!." Terdengar derap langkah kaki Adli naik kekamar Fatim dan menemui Fatim yang sedang memakai seragamnya, lebih tepatnya memakai hijab segitiganya.

"Ini baru jam lima, Fatim. Kok lo dah siap-siap gini sih?."

"Assalamualaikum!!, kita pulang!!." Iyyah teriak sekencang mungkin dan membuat Fatim dan Adli berhenti berbicara.

Fatim da n Adli menoleh sesama lain dan turun bersamaan ke ruang keluarga. Dimana Iyyah dan sepupu Fatim, Muntaz berada.

"Ini namanya Muntaz, dari bandung. Nah Muntaz, ini namanya Fatim." Muntaz tersenyum dan menyalimi Adli dan juga Fatim.

•°FatFat Story°•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang