Warning Typo!.
*****
Semua murid sudah sibuk dengan barang-barang bawaannya malam ini. Ingin lebih lama bertamasya dinegara tetangga, namun tugas negara lebih penting dibanding negara tetangga.
Baju, celana, sepatu, dalaman, sandal, tas, oleh-oleh dan lainnya masuk kedalam koper masing-masing. Karena bawaan dari Jepang termasuk oleh-oleh banyak, jadi lah ada tote bag gratis dari guru-guru.
Mr.Sazaki, yang pastinya orang Jepang yang mengajar di SMA Fatim lebih memilih di Jepang menemui keluarganya dahulu.
"Gue pengen banget disini, tapi ya namanya tugas negara mau gimana lagi." Kerudung segitiga merah muda Lutfi terpakai rapi dikepalanya.
"Sama kali, gue juga mau." Tara menutup koper-nya dan menaruhnya disamping koper Fatim, atau biasa kita sebut rendengan.
"Gue bakal kangen tempat ini." Lutfi dengan gilanya memeluk tembok datar yang memang tak ingin dipeluk Lutfi.
Pintu kamar hotel terketuk dan membuat Lutfi yang memeluk tembok pun langsung memberhentikan aksinya. Tara melirik masing-masing wajah dan membuka pintu kamar hotel.
"Ada apa?." Fahri terlihat di depan pintu dengan Restu dibelakangnya.
"Tuh, Restu mau ngomong." Restu yang pastinya sedang menata kumis tipisnya pun langsung menoleh hebat.
"Gue mau ngomong, bentar. Sepuluh menit."
"5 menit atau gak sama sekali." Restu mengangguk dan membawa Tara pergi dari kerumunan orang-orang tak berguna disana.
"Oh iya, Fateh nyuruh lo kekamar, Tim. Ada obrolan. Penting, ting, ting, ting orang giting." Fahri langsung pergi dari hadapan pintu para perempuan manis dan mengarah kekamarnya.
"Lo yang giting, dia gila gara-gara lo kali, Fi." Kinan menunjuk Lutfi membuat Lutfi menunjuk dirinya sendiri.
"Gue, penyebar virus Gila!." Tawa jahat yang dibuat Lutfi malah terkesan jijik.
***
"Dan, ya. Apaan?." Tara menyilangkan tangannya didepan dada dan menunggu kata yang keluar dari mulut Restu.
"Gue, mau balikan sama lo. Boleh?." Restu menunduk menatap sepatu converse dan celana jean's pendek selutut miliknya.
"Itu pacar lo gimana dulu, Hey!. Gue gak suka ya kalau lo jadiin gue simpenan kayak dia, dulu." Restu mengangkat kepalanya dan mengambil tangan Tara lalu menggenggamnya serius.
"Gue bener-bener mau balikan sama lo, Tar. Beneran. Masalah Tiara, gue yang urus. Dia gila harta gue, Tar, bukan kayak lo yang nerima apa adanya, bukan ada apanya!." Tara menatap genggaman tangan miliknya dan Restu.
"Ta–Tapi lo gak bakal sakiti gue dan dia juga kan." Restu menggeleng.
Dengan segera ia menarik tangan Tara dan memeluk badan Tara seutuhnya. Merindukan pelukan hangat yang tak pernah dirasakan beberapa hari lalu, Ralat, 3 bulan lalu.
"Gue bener-bener mau serius lagi sama lo."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
•°FatFat Story°•
DiversosKetelatan mereka saat masuk sekolah membuat mereka menjadi dekat, dan karena hukuman telat juga mereka menjadi berteman. Hingga akhirnya kata 'cinta' keluar dari mulut Fateh untuk temannya Fatim.