Enjoy!
***
Beberapa bulan telah terlewati. Seluruhnya sudah sibuk dengan kekasihnya sendiri dan kegiatan lainnya sendiri. Sudah jarang atau lebih tepatnya tak pernah berkumpul semenjak lulus dan berkuliah.
Terlebih Tara yang sudah menikah dan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Hubungan keempatnya baik-baik saja tetapi hanya melewati chat online, sudah jarang sekali bertemu tatap muka.
Lutfiaja
Pokoknya kumpul di cafe deket kampus jam 11, titik!.Ftmhadliah
Idih, nge-chat langsung marah.
Giting lo!.Kinantiiy
Emang pada dasarnya semakin besar umur Lutfi, semakin besar kegoblokan sematanya.Tarauliandini
Gue masak dulu buat bebeb gue, lo pada tunggu aja. Babayyggggyyyyy.Ftmhadliah
Yang dah nikah mah beda ya, ye gak? @tarauliandini @lutfiaja ?.Lutfiaja
Iye. Udah lah gue tunggu, titik!.Kinantiiy
Cafe biru?.Lutfiaja
Iye. Gc oke?.Fatim mematikan ponselnya dan berbaring dikasurnya sekejap. Kamarnya sedang tak rapi saat ini. Banyak tugas dan kertas berserakan dimana-mana, spring bed terlepas dan tergeletak dibawah kasurnya, serta baju dan hijabnya yang tergeletak dimana saja.
"GILA!."
***
Tara yang ingin berduaan bersama Restu pun harus terbatalkan karena perintah Lutfi, lebih tepatnya keinginan Lutfi.
"Masak apa, yang?." Restu memeluk perut Tara dan dagunya ia taruh di pundak Tara.
"Masak buncis tumis aja." Restu melepaskan pelukannya dan duduk di meja makan.
"Oh iya, yang. Nanti aku kumpul sama Fatim boleh gak?." Tara berjalan kesana-kemari mengambil alat dan bahan masak.
"Ada cowo?." Restu menatap Tara yang juga menatapnya.
"Ih, cemburuan banget sih. Gak ada cowo, kalo ada palingan pacarnya Kinan." Tara menaruh masakannya didepan Restu dan dimeja duduknya.
"Ya kan takut aja gitu kamu disangkut sama cowo."
"Ih, nggak lah. Lagian aku juga dah nikah, dah nganu." Restu memberhentikan makannya nelihat Tara tersenyum smirk.
KAMU SEDANG MEMBACA
•°FatFat Story°•
DiversosKetelatan mereka saat masuk sekolah membuat mereka menjadi dekat, dan karena hukuman telat juga mereka menjadi berteman. Hingga akhirnya kata 'cinta' keluar dari mulut Fateh untuk temannya Fatim.