Sesampainya mereka di rumah, Fahri pun mempersilahkan Syalwa duduk. Dengan membawakan satu gelas susu coklat untuk istrinya. Dia merasa iba atas perlakuan Raihan terhadap Syalwa. Fahri tak menyangka sahabat kecilnya akan nekat seperti itu.
"Sudah ya, jangan di pikirkan usia kehamilan kamu nanti takut stres sayang." Fahri sekarang telah mengusap pucuk kepala istrinya. Syalwa pun hanya mengangguk lemah. Mereka putuskan untuk beristirahat.
🌼🌼🌼
Kini usia kandungan milik Syalwa menginjak lima bulan. Dengan perut yang membuncit semakin aneh permintaan bumil itu. Namun sayangnya di usia lima bulan kandungan harus di tinggalkan oleh Fahri ke Banten karena Fahri sendiri telah di panggil oleh rumaj sakit untuk menangani pasien. Fahri akan berangkat ke Banten jam sembilan pagi. Sebenarnya Syalwa sendiri ingin ikut. Namun Fahri tak memberi izin, sebab katanya bumil rawan jika terkena virus.
Syalwa pun berusaha sabar dan ikhlas. Dia pun membantu Fahri untuk bersiap siap. Dia meletakan seperti al-qur'an kecil, tasbih, serta foto polaroid kecil di dalam koper Fahri. Kelakuan Syalwa seperti itu tidak di ketahui oleh Fahri. Mungkin dia akan memberikan surprice kecil-kecilan. Sebelum waktu menunjukkan pukul sembilan, Fahri kini menitipkan kepada ibunya, yakni ibu mertua Syalwa.
"Kamu di sini dulu ya, minggu depan aku pulang ko. Jaga dede bayi baik-baik inget harus rutin minum susunya," kata Fahri dengan tutur halusnya. Syalwa hanya berlinang air mata, karena tau bahwa suaminya akan pergi melaksanakan pekerjaannya sebagai dokter.
"Iya.."
"Jangan nangis,,, di sini ada ibu sama bapa. Kan bisa nanti kalau kita video call." kata Fahri sambil mengecup kening Syalwa.
"Iya... " suara Syalwa serak karena menahan isak tangisnya.
"Aku pamit pergi dulu yah, bu titip Syalwa ya bu, Assalamualaikum." kini Fahri pergi sembari berpamitan kepada ibunya.
"Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Iya nak hati-hati." jawab Ni'mahtunnisa.
Punggung Fahri kian menjauh bersama dengan mobilnya. Sungguh ini adalah moment buruk bagi Syalwa. Karena selama masa kehamilannya Fahri selalu ada di sampingnya, kini satuminggu ke depan dia harus tidur sendiri. Syalwa pun di ajak masuk oleh mertuanya. Dia pun tidak boleh larut dalam kesedihannya. Dengan adanya allah semua pasti akan baik baik saja.
🍓🍓🍓
Malam harinya ketika Fahri sampai di hotel penginapan dia mengeluarkan barang-barangnya. Dia terkejut ketika ada al-qur'an yang sering ia gunakan saat mengaji bersama Syalwa, selanjutnya ada tasbih milik Syalwa, dan yang terakhir adalah foto polaroid bersama Syalwa ketika berada di taman. Di balik foto polaroidnya terdapat sebait kata.
Al-qur'an tolong ingatkan mas Fahri kepada Allah. Jangan buat dia sedih.
Duhai tasbih cinta, salurkanlah rinduku untuk mas Fahri. Bawalah mas Fahri pulang dengan selamat.
Laffyu ❤
Fahri pun menggulum senyum dan terharu atas istrinya itu. Ternyata istrinya sudah mencintai seutuhnya.
"Aku juga pasti akan merindukanmu Syal,"
Setelah itu Fahri pun tidur, karena dia harus mempersiapkan dirinya untuk besok. Lain dengan Syalwa dia masih belum bisa tidur padahal waktu sudah dinu hari pukul dua pagi. Dia resah karena rindunya melanda. Syalwa putuskan saja untuk tahajud sembari menyampaikan rasa rindunya terhadap Fahri. Sungguh memang kekuatan doa Syalwa sedang berdoa, sementara Fahri bermimpi bahwa Syalwa masuk ke dalam mimpinya sembari tersenyum. Fahri pun terbangun dari mimpinya. Dia teringat akan al-qur'an serta tasbih yang di bawakan oleh Syalwa. Dia kini vergegas untuk berthajud juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAHSYA (END🎉)
Teen FictionMenemani seseorang yang masih pilu dengan masa lalunya memanglah sangat sulit. Percaya hanya kepada rasa memanglah sangat sakit. Perjalanan lika liku Syalwa dalam hal percintaannya yang statusnya mengambang oleh Dimas selama dua tahun. Selama satu...