🥀Titik Lemah🥀

54 11 2
                                    

Assalamualaikum teman teman, saya kembali sesuai janji semalam ada yang ngechat aku, katanya ada yang kangen sama si Fahri xixi :)

Nih lanjutannya

Mohon maaf kalau masih banyak typing yang masih salah wkwk :v

Happy reading

Jangan lupa ya untuk selalu vote yaaa

Follow juga

Comment juga iya

Terima kasih
.
.
.
.
.

Pagi harinya Fahri pun mengemasi barang-barangnya ke dalam bagasi mobil. Setelah melaksanakan check out hotel dia pun mulai menjalankan mobilnya untuk pulang. Di tengah jalan dia merasa khawatir akan dedek bayi yang masih berada di tinggal di rumah sakit. Fahri pun memutar balikan mobilnya ke arah rumah sakit. Fahri membawa Arsyad pulang. Dia tak pernah berfikir dua kali dalam bertindak. Yang Fahri pikirkan bahwa Arsyad ada berada padanya.

Sementara Syalwa yang masih setia menunggu di teras rumah beserta ibu mertuanya. Menunggu kepulangan suami tercinta setelah satu minggu lamanya berpisah. Satu minggu namun bagi Syalwa serasa satu tahun. Karena merasa lelah karena dua jam menunggu kepulangan Fahri, Syalwa putuskan untuk pergi ke minimarket untuk membeli susu. Kali ini Syalwa sendirian pergi. Lima belas menit Syalwa pergi deru mobil Fahri memasuki halaman rumah itu.

"Assalamualaikum ibu," Fahri datang langsung mencium tangan ibunya. Serta pelukan hangatnya.

"Wa alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillah nak, kamu pulang dengan selamat." jawab Ni'mahtunnisa sambil menangkup kedua pipi putranya itu.

"Alhamdulillah bu, ngomong-ngomong Syalwa dimana bu? "

"Dia pergi beli susu katanya,"

"Ibu biarin Syalwa pergi sendiri? Perutnya udah gede loh bu? Udah lah Fahri susul aja yah. Ohya bu, sebentar. "

Fahri membuka mobil dengam membopong bayi laki-laki.

"Lah ko bayi? Ini anak siapa Fahri!? "

"Titip bentar bu, Fahri mau jemput Syalwa." Fahri pun mulai masuk ke mobil lalu melajukannya.

Ni'mahtunnisa merasa senang. Karena bayinya begitu tampan dan menggemaskan.

🌼🌼🌼

Fahri kini telah berada di depan minimarket. Dia Meli Syalwa yang agak susah untuk berjalan karena perutnya yang semakin membuncit. Fahri pun berjalan menghampiri dengan menggunakan topi yang menutupi muka.

"Apa benar ini dengan mbak Syalwa? "

"Iya benar, Mas siapa ya? "

"Anda harus pulang bersama saya."

"Ngga, rumah saya deket. Saya jalan kaki juga bisa."

"Judes amat si," Fahri kini menyenggol lengan Syalwa secara perlahan.

"Mas jangan kurang ajar yah, saya udah punya suami atau mau saya panggilkan security."

"Bumil galak banget si hm," Fahri kinu mulai melepas topinya.

Syalwa pun menepuk pipinya, merasa tidak percaya akan kedatangan Fahri.

"Bangun Syalwa, ini mimpi. Mas Fahri belum pulang, yang di depan hanya setan."

FAHSYA (END🎉)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang