🥀Khitbah 🥀

62 11 0
                                    

Setibanya mereka di kampus Syalwa dan Megan merasa bahwa sorot mata orang-orang tertuju kepada mereka berdua. Heran rasanya.

"Meg, kamu ngerasa ngga si manik mata orang-orang itu kek ngarahnya ke kita?" tanya Syalwa.

"Iya Syal, aku juga ngerasain hal yang sama. " Jawab Megan.

"Pagi Syalww, Megan, " tiba tiba Antonio datang memgejutkan Mega dan Syalwa.

"Eh antonio, tumben ngga bareng Fathan?" tanya Syalwa.

"Fathan lagi bayar SPP."

Mereka berdua hanya ber-oh ria saja. Setibanya di kelas, suasana pun hening, karena dosen telah datang. Setelah jam dosen selesai, bel istirahat pun berbunyi. Setelah dosen pergi semua orang menanyakan hal aneh yang bertubi-tubi kepada Syalwa.

"Syal, lo jadian sama Dimas? "

"Lo lagi deket kan sama Dimas!? "

"Hubungan lo sama Dimas apa si, ko keliatan spesial sekali? "

Syalwa hanya diam membisu mendengar pertanyaan aneh seperti itu. Kini dengan pikiran yang campur aduo Syalwa pergi ke toilet serta ke kantin sendiri tanpa Megan dan tanpa teman satu pun. Bagaimana mereka bisa berpikiran bahwa dia sedang PDKT dengan Dimas.  Fathan pun menghampiri Syalwa yang tengah duduk di kantin.

"Woyyyy bengong aja dari tadi makanannya dingin ntar, "

"Eh iya Fat. "

"Kamu pasti lagi mikirin mereka mereka yang mengira kamu lagi deket kan sama Dimas, ya siapa suruh si Dimas ngunggaj foto kamu di akun sosmednya ya kali udah mendunia di kampus ini, " celoteh Fathan dengan santainya.

"Hah!? Tapi ko aku ngga liat si? "

"Syalwaaa kamu ini terlalu polos, mesti lah sama Dimas di privasi, lagian harusnya tuh kamu demen di kagumi cowo tajir kek dia. "

Syalwa hanya tersenyum kaku. Usai kejadian itu bel pun berbunyi kembali. Kali ini Syalwa masuk ke kelas dengan tidak bergeming sedikit pun. Megan pun memahami semua itu. Ketika semua mahasiswa pulang karena jam kuliah selesai, Megan menawarkan untuk pulang bersama Syalwa, namun Syalwa menolaknya. Syalwa lebih memilih naik angkot. Syalwa pun pergi ke halte. Ketika Syalwa sedang duduk di halte sembari menunggu angkot yang lewat tiba tiba Dimas datang menghampiri.

"Hai Syal," sapa Dimas.

"Hai Dim, " jawab Syalwa kaku.

Hening kembali di area halte tersebut. Namun Syalwa memberanikan diri untuk ambil suara dan bertanya kepada Dimas.

"Dimas, kenapa kamu kamu bertingkah seolah dirimu menaruh rasa padaku, dari kejadian aneh yang kemarin kita pergi jalan, makan es krim, dan lain lain. Jangan biarkan aku menaruh harapan terhadapmu. Aku tidak ingin menaruh harap terhadap manuisa karena hasilnya nothing,"

"Maksudnya????"

"Jangan berlagak tidak tau kamu, pada sore kemarin tepatnya di time zone, kamu diam diam mengambil gambarku tanpa seizinku lalu kau unggah di akun sosmedmu kan? Di tambah lagi dengan emoticon love. Aku itu bingung sama kamu Dimas!? Maksudnya apa siiii semua iniii, tolong jelaskan. "

"Emm..  Maksud aku anu Syal.. Emmm... "

"Kamu percaya dengan orang orang berpendapat bahwa aku mempunyai rasa terhadapmu?" kini nada Syalwa agak tegas.

"Iya percaya, tapi aku mau lihat dulu mau sampai kapan perkuangannya itu, dan..  Syal.. Kamu mau ngga pacaran sama aku? "

"Maksudnya? Gini ya Dim, dalam agama kita itu tidak di perbolehkan untuk pacaran. Jika kamu serius dengan ku datangilah ayahku, khitbah aku, apa kamu mau terjerumus ke dalam dosa yang bukan muhrim?"

FAHSYA (END🎉)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang