🥀Fahri mengkhitbah 🥀

57 12 2
                                    

Mohon maaf ya teman teman tadi sempat ada kesalahan teknis wkwk 🤭 sambil baca sambil vote yuk 😍

Di dalam tangis Syalwa, ternyata Fahri mendengar semuanya. Dengan membawa satu botol air mineral dengan tisu dia pun menghampiri Syalwa.

"Tidak baik bersedih terus menerus,"

"Dokter ngapain ngikutin saya!?" tanya Syalwa sambil mengelap air matanya.

"Saya hanya sedang mencari angin segar kebetulan saya mendengar orang menangis ya saya mencarinya."

Hening kembali di taman itu meskipun dua orang itu duduk bersama di bangku taman namun agak sedikir berjarak karena takut timbul fitnah.

"Dimas Wijaya, pria kelahiran Palembang ya yang mungkin sederajat dengan anda, namun tak pantas hatinya di perjuangkan. Dia tak pantas mendapatkan anda. Karena lelaki yang bertanggung jawab pasti akan memberi kabar, meskipun itu berat setidaknya dia akan berusaha. Saya permisi. Assalamualaikum."

Fahri kian menjauh pergi. Syalwa hanya menatap Fahri yang kian jauh langkahnya. Bagaimana dia mengetahui semuanya. Tak hentinya air mata Syalwa bercucuran. Syalwa berpikir kembali dengan apa yang di katakan Fahri. Karena hari sudah mulai gelap senja pun akan tenggelam di ufuk barat, Syalwa putuskan untuk pulang.

Aku percaya yang indah tak akan kekal abadi
Dirimu sama seperti hal nya senja
Indah hanya sementara
Dan pergi tanpa pamit
Namun kau beri kenangan yang mungkin menyayat bagiku

   Syalwa Humaira.

🌹🌹🌹

Setibanya Syalwa di rumah, dia terkejut dengan kedatangan orang tua Fahri. Namun Syalwa masih tenang, namun pikirannya berkecamuk. Syalwa pun langsung menyalami kedua orang tua Fahri.

"Masya allah cantiknya." puji Ni'mahtunnisa.

"Terima kasih bu, ibu juga cantik ko. " jawab Syalwa kikuk.

Syalwa pun masuk ke dapur untuk membantu ibunya membuat minuman. Dalam hati kenapa mendadak mereka datang kemari? Atau mungkin hanya silaturahmi saja. Syalwa kini mulai keluar dari dapur dengan  membawa teh hangat serta thai tea untuk Fahri.

"Monggo sambil di makan." tawar Zahra.

Lalu Fahri beserta keluarganya menyeruput minuman yang di sajikan. Ketika Fahri menyeruput thai tea buatan Syalwa terasa lezat sekali.

'Gile ini bocah mantep bener wangi tehnya pas, rasa susunya juga gurih. Apa yang buat geulis yak hehe'

Setelah itu Ghofar mulai berbicara tujuannya untuk mengkhitbah Syalwa untuk anak semata wayangnya yakni Fahri. Kabar itu membuat Syalwa terkejut bukan main. Belum sembuh dari trauma depresinya oleh Dimas sekarang dia harus belajar mencintai pria kembali. Bahkan luka kemarin saja belum sembuh.

"Bagaimana nak Syalwa apakah kamu menerima perjodohan ini?" tanya Ghofar.

Mata Syalwa kian memanas terpaksa bulir bening itu jatuh tanpa permisi.

"Syalwa ingin berbicara empat mata dengan Dokter Fahri."

Mereka pun pergi ke taman belakang rumah.  Dalam taman tersebut Syalwa menangis semakin menjadi. Namun Fahri masih tenang.

"Apa dokter tidak tahu bahwa saya sudah di khitbah oleh Dimas, pasti ini semua rencana bang Aldi kan!? Syalwa udah bahagia dengan cara Syalwa sendiri. Syalwa sudah bisa melupakan Dimas yang entah bagaimana kabarnya, Syalwa hanya ingin terbebas dengan yang namanya cinta. Syalwa trauma atas pria pemberi harapan itu hanya meninggalkan Syalwa tanpa jejak dan tanpa permisi." dengan suara isak tangis Syalwa membuat Fahri berani memberi jawaban.

FAHSYA (END🎉)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang