Fahri yang telah usai melaksanakan sholat isya, dia pun menilap sajadahnya serta menaruh peci di atas meja. Jujur Fahri adalah manusia yang jail dengan keisengannya. Dia ingin menjahili Syalwa. Syalwa memang orang yang penakut. Apalagi perihal hantu. Fahri berlari dari ruang sholat ke arah ruang depan Tv."Ada apa ko lari?" tanya Syalwa.
"Itu tadi ada putih-putih di pojokan,"
"Dokter kenapa ih, itu mukena Syalwa. "
"Benerrrr Syal, Saya liat. "
"Hiiiiiiiih dokter jangan kaya gitu ih."
"Sumpah ih serem." jawab Fahri yang sembari duduk mendekati Syalwa.
"Gimana siiiiii dokter pilih rumah ko yang banyak hantunya,,, Syalwa takut...." Syalwa yang kini mulai menarik-narik lengan Fahri dan menggandengnya dengan erat. Dalam hati Fahri, prank nya berhasil.
"Udah ya, sekarang kamu tenang, nanti kalau udah selesai masa haid kamu, kamu harus lebih sering ngaji lagi," jawab Fahri yang kini menaruh kepala Syalwa dalam pelukan dada bidangnya.
Sebenarnya Fahri ingin tertawa melihat kelakuan Syalwa. Syalwa merasa ketakutan. Badannya yang dingin dan gemetar.
"Dokter, nanti kalau Syalwa mandi, temenin yah, Syalwa takut."
"Hmmm iya deh iya, mandi bareng juga ngga apa apa. "
Memdengar ucapan Fahri, Syalwa langsung memelototkan matanya.
"Otak dokter sama kaya bang Aldi, giliran mesum aja langsung 4G."
Fahri pun hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. Waktu menunjukkan pukul 22.30. Fahri yang masih sibuk di ruang Tv dengan laptopnya. Syalwa sudah di landa rasa ngantuknya itu.
"Dokter masih lama laptopnya?"
"Kenapa si?"
"Syalwa ngantuk, hoaaaahahem. " jawab Syalwa sambil menguap.
"A'udzubillahiminas syaiton nirrojim, ngantuk? ya udah gih tidur." Jawab Fahri.
"Iiihhhh Syalwa takut bobok duluan, bobok sama dokter yaaaaaaa, katanya baik, kalau ngga Syalwa tidur di sini aja."
"Jangan lah, di sini dingin, ya udah tidur ayo."
"Yeiiyyy,,,,"
Syalwa pun langsung tidur di kasurnya itu. Sementara Fahri masih saja lanjut dengan laptopnya. Fahri kini duduk di samping Syalwa. Syalwa pun langsung terlelap ke dalam mimpi. Fahri kini mencium kening Syalwa.
Malam harinya kota Bogor di basahi kembali dengan derasnya hujan di sertai petir. Lalu ketika petir bergemuruh Syalwa pun terbangun, mendapati Fahri tidak ada di sisinya. Syalwa pun merasa shock, karena Syalwa takut dengan kegelapan.
"Dokter???"
"Dokterrrrrrrrr???"
Syalwa pun mulai bangun dan mulai mencari Fahri di gelapnya malam.
"Dokterrrr dimanaaaaa Syalwa takuttttt,,," kini suara Syalwa bergetar karena dia menangis ketakutan.
Lalu Syalwa menabrak sesuatu. Benda putih yang terletak di dapur. Syalwa benar-benar merasa takut. Dia memundurkan langkahnya yang tak sengaja menginjak kaki Fahri.
"Awwwww."
"Dokter...."
Syalwa kini memeluk Fahri dengan eratnya.
"Dokter darimana aja, Syalwa takut, Syalwa ga suka situasi kaya gini, Syalwa ga mau kehilangan dokter, lain kali kalau mau pergi pamit lah dok, Syalwa takut sendiri, Syalwa takut gelap, Jangan tinggalin Syalwa lagi, Syalwa sayang sama dokter, hiks... hiks...hiks" Syalwa yang tak sadar dengan apa yang di ucapkannya itu karena dia sibuk dengan isak tangisnya.
"Sudah,,, jangan nangis lagi, Saya ngga akan ninggalin kamu ko, Saya pergi hanya mengambil lilin. Udah tenang yah, sekarang saya sudah sama kamu ko," jawab Fahri dengan senyuman yang sangan menawan.
Lalu Syalwa pun duduk di ruang makan dengan Fahri yang membawa satu gelas air.
"Syalwa, tadi kata kata yang kamu ucapkan bener dari hati?"
"Yang mana dok?"
"Pura-pura amnesia nih,?"
Lalu Syalwa mengingat kembali. Detik berikutnya dia menepuk jidatnya. Bagaimana dia bisa seceroboh itu si.
"Ooh itu em,- anu, anu Syalwa ngantuk hayuk lah tidur lagi aja, katanya ngga baik kalau insom." Syalwa pun pergi ke kamarnya dengan membawa lilin.
Sementara Fahri masih tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Syalwa. Malam ini menjadi malam istimewa bagi Fahri. Malam yang mencekam namun, mengandung unsur modus di dalamnya.
Ketika dua manusia telah rebahan di atas kasur, mereka berdua tidak ada yang bisa tidur. Ya mungkin karena suasana hujan serta petir yang terus bersahutan membuat mereka tidak bisa tidur.
"Syal, ko belum tidur?"
"Ga bisa. Nanti kalau tidur pasti Syalwa di tinggal lagi."
"Hahaha kamu ini, aku ngga akan ninggalin kamu."
'What the hel, omaygattttttt aku, kamu? Aduh dokter kenapa so sweet banget si.... jadi pengen peyukkkkk.....' Syalwa yang bicara sendiri dengan hatinya.
"Mau minta peluk ngomong aja napa? Gengsi jangan di tahan Syal.. "
'Loh loh ko ini orang kaya indigo aja. Tau isi hati aku lagi.'
"Mengumpati suami ngga baik loh, hukumnya dosa."
"Huh, kenapa si tau semuaaaaaaaaaaaa sebel deh," jawab Syalwa sedikit kesal sambil memunggungi Fahri.
"Minta di peluk toh?"
"Pake nanya lagi, harusnya itu peka lah. Hujan kaya gini juga. Emang yah cowo itu ga bisa peka, mesti selalu di kode dulu."
Dengan gerakan sigap Fahri langsung memutar badan Syalwa yang kian memunggunginya lalu mendekapnya erat.
'Omaygatttt Syalwaaaaa, ada apa si dengan dirimu, Allahu akbar, Subhanallah, Masya allah, Astaghfirullohal'adzim'
"Ngga usah dzikir, aku suami kamu, bukan hantu!"
Syalwa pun terkekeh.
"Syalwa kita kan udah menikah, alangkah baiknya kamu rubah cara panggil kamu deh,"
"Mau dokter apa?"
"Ya jangan dak dok dak dok lagi lah,"
"Maunya apa si sayanggggg...."
Fahri memelototkan matanya. Tak percaya jika Syalwa melontarkan kata-kata tersebut. Sebenarnya setelah Syalwa mengucapkan kata Sayang hatinya merasa bergemuruh dan jantung memompa dengan begitu cepatnya.
"Coba di ulang?"
"Ngga."
"Kan jadi gumusshhh." jawab Aldi yang menoel pipi Syalwa.
"Emmm apa yah, cocoknya apa? Om? Ah engga, keliatan tua. Sayang? Pasaran banget. Emm Aa? Ah engga kaya sunda aja."
"Gimana Mas aja?" kata Fahri.
"Cukup menarik." jawab Syalwa.
"Oke mantap istrikuuuuuuu, udah sekarang bobo yah, udah malem."
"Ok dok-eh M.. Mas. "
Lalu mereka terjun ke alam mimpi ditemani rintik hujan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Gimana masih stay Fahri sama Syalwa? Gimana kalau aku kasih percikan api sedikit dengan adanya kehadirah Raihan 🤭
Tetap Vote, comment, dan follow ya guys ❤
Salam,
Asifah 💐
Syukron :)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAHSYA (END🎉)
Genç KurguMenemani seseorang yang masih pilu dengan masa lalunya memanglah sangat sulit. Percaya hanya kepada rasa memanglah sangat sakit. Perjalanan lika liku Syalwa dalam hal percintaannya yang statusnya mengambang oleh Dimas selama dua tahun. Selama satu...