Yoongi memarkirkan motornya dan melepaskan helmnya. Pagi ini dia harus mengurus bisnis cafenya dan melayani pelanggan. Yap, seperti itulah pekerjaannya.
Saat Yoongi sedang asik-asiknya berjalan, seseorang yang sedang duduk meringkuk didepan cafenya sendiri cukup mengejutkannya. Jungkook, anak itu duduk dan menyembunyikan wajahnya.
Yoongi berdecak kesal, "Jung, Ya! Kau tidur disini semalaman? Apa kau tidak punya rumah?" sarkas Yoongi.
"Jungkook" panggil Yoongi sekali lagi sambil menggoyangkan badan Jungkook. Tanpa sengaja, Jungkook limbung dan Yoongi dibuat panik karenanya.
"Jung, Jungkook. Aduh, jangan pingsan disini". Yoongi menghela nafasnya jengah. Dia memikul Jungkook sebisanya dan membawa Jungkook menuju sofa yang ada di ruang kerja miliknya.
"Haduh, kamu berat sekali" lirih Yoongi sambil merenggangkan punggungnya. Dia menatap Jungkook sejenak dan mengusap dahi Jungkook. Yoongi menemukan luka lebam diwajah anak itu.
Yoongi mengambil ponselnya dan menelfon kawannya.
"Seokjin, kau bisa kesini?"
"Apalagi, sih. Aku baru sampai di rumah sakit. Kau dalam masalah?"
"Bukan aku tapi ada pemuda yang pingsan didepan cafeku"
"Jangan bilang kau memukulnya"
"Seokjin, datanglah cepat!"
Yoongi merasa tidak punya waktu untuk meladeni basa-basi dari kawannya. Dia langsung memutus panggilannya dan membuat air kompresan untuk Jungkook.
Saat kain basah itu menekan lukanya, Jungkook meringis kesakitan. Disaat yang sama dia juga mencengkram area perutnya. Yoongi yang melihat keanehan ini tergerak untuk memeriksa. Yoongi mendesah kesal. Lebam yang hampir membiru itu ada diperut bagian kanannya.
"Apa yang terjadi padamu, Bocah?" tanya Yoongi dengan suara penuh sesal dan pertanyaan itu tidak akan dijawab oleh Jungkook yang sedang kesakitan.
***
Seokjin membuka pintu cafe yang masih bertuliskan tutup itu. Dia membawa semua peralatan dokternya. Hari sudah sore dan jam dinasnya di rumah sakit sudah berakhir.
"Yoon~"
"Disini, Seokjin"
Seokjin mendekat pada satu pintu yang langsung mengarah pada ruang kerja Yoongi yang nyaman dan minimalis.
"Dia yang kau maksud? Apa yang terjadi?" tanya Seokjin sambil menyiapkan segalanya untuk memeriksa kondisi Jungkook.
"Aku tidak tau. Pagi tadi aku menemukannya pingsan didepan cafe. Suhu badannya 39°, ada luka lebam diwajah dan perutnya" jelas Yoongi dengan nada bicara penuh rasa khawatir.
Seokjin mendengarkan penjelasan itu sambil memeriksa kondisinya. "Luka diwajahnya itu hanya luka ringan, Yoon. Tapi di perutnya ini yang cukup serius. Dari yang aku lihat tidak ada tanda pendarahan baik diluar atau didalam tubuhnya. Semuanya aman. Panas tubuhnya itu karena dia terlalu lama diluar. Mungkin sejak semalam"
"Semalam?"
Seokjin mengangguk sambil berdehem dengan wajah polosnya. "Dia ini siapa?" tanya Seokjin.
"Jeon Jungkook, dia karyawan di cafeku" jawab Yoongi tanpa mengalihkan pandangannya dari Jungkook yang terlelap.
"Aku tidak pernah melihatmu sekhawatir ini"
Yoongi terdiam sejenak dan berfikir. Iya, memang benar. Yoongi juga mengakui dia tidak pernah merasa secemas ini sebelumnya.
"Entahlah. Mungkin aku kasihan padanya"
Seokjin memukul bahu Yoongi sejenak. "Jangan terlalu keras pada dirimu. Dia sepertinya pemuda yang baik dan sangat cocok menjadi adikmu. Aku lihat selera kalian sama, pecinta motor"
"Diam kau!" Yoongi yang tidak bisa diajak bercanda. "Kau mau makan apa?" tanya Yoongi kemudian.
"Kopi saja, aku mau langsung pulang setelah ini" jawab Seokjin.
Mereka berdua menjaga Jungkook sampai ia sadar. Sore itu, Yoongi dan Seokjin benar-benar seperti seorang kakak untuk Jungkook. []
KAMU SEDANG MEMBACA
UGH!! || FIN
FanfictionTaehyung dan kesalahannya. Jungkook dan perubahannya. Dia bukan adik kecil Taehyung lagi. Sangat jauh dari Jungkook yang pernah ia kenal. Perjuangan Taehyung mendapatkan kasih sayang adiknya dimulai kali ini. @2020