24. Bertemu Lagi

3.1K 329 5
                                    

Lima tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima tahun kemudian... 

Dengan sepatu lusuh dan juga raga yang sudah mulai renta itu, ia melangkan kakinya menuju sebuah restoran dimana ditempat itulah ia mencoba untuk memfitnah putra bungsunya dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan berencana. Disana ada seorang pemuda dengan kulit putih pucatnya sedang mengerjakan sesuatu dibalik laptopnya. Ia terlihat sehat dan baik-baik saja setelah percobaan pembunuhan yang ia dalangi. Perlahan, rasa syukur dan rasa bersalah mulai muncul dalam hatinya disaat yang bersamaan. 

Kedua kaki itu sangat ragu untuk melangkah lebih jauh namun kerinduanya pada kedua anaknya tidak dapat ia tahan lagi. Lima tahun adalah waktu yang sangat cukup untuk bersembunyi dari rasa malu dan juga sikap penakutnya. Dia adalah seorang ayah yang harus memberikan contoh yang baik. Jika memang dia bersalah, dia harus bertanggung jawab dan meminta maaf, bukan lari dan menyerahkan kesalahan itu pada orang yang tidak tau apa-apa. 

Mengapa butuh waktu hingga lima tahun bagi Hansuk untuk menyadari kesalahannya? Mengapa menunggu harus kehilangan segalanya lalu dia harus menyesalinya? 

Hansuk memberanikan diri untuk membuka pintu restoran itu dan berjalan mendekat pada pemuda yang terlihat sangat sibuk dengan bisnis yang ia jalankan. Beberapa detik menyadari kehadiran Hansuk, pemuda itu mengangkat kepalanya dan kemudian ia ikut berdiri karena tidak menyangka. Hansuk, orang yang dulu berusaha membunuhnya kini berdiri tegak dihadapannya. 

"Kau mau apa?" tanya Yoongi dengan ketus. 

Hansuk memainkan kedua bibirnya sejenak. "Aku tidak akan menyakitimu. Kau sudah melihatku sekarang, aku sudah tidak memiliki apa-apa. Jika kau tidak keberatan aku ingin mencari tau dimana Jungkook. Apa kau tau dimana ia dan Taehyung tinggal sekarang?" 

Yoongi memasang wajah intimidasinya, "setelah semua yang kau lakukan kau ingin mengemis pada mereka? Tidak, kalau aku tau, aku tidak mungkin memberikan alamat mereka padamu. Apa kau begitu bodoh untuk menyadari itu?" sarkas Yoongi. 

Yoongi kembali duduk lalu berkata, "lebih baik kau pergi selamanya dari kehidupan kedua putramu itu. Mereka sudah sangat bahagia tanpa kehadiranmu" sindir Yoongi lagi. 

Hansuk tersenyum masam, "dari semua kalimatmu, aku tau kau mengetahui dimana mereka. Kalau begitu aku tidak akan mengganggu Taehyung dan Jungkook lagi. Aku mohon jaga mereka dengan baik seperti kau adalah kakaknya" pinta Hansuk dengan sangat. 

"Tentu saja aku akan melindungi mereka dari ayah yang buruk seperti dirimu" Yoongi tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Hansuk. Ia menutup laptopnya dan berpindah diruang kerjanya. 

***

Hansuk melangkah tak tentu arah. Ia tidak tau akan kemana atau ingin menemui siapa. Semua kaluarganya membenci dirinya termasuk ibu kandungnya Sara yang sudah tidak mengakui keberadaannya karena Hansuk sudah tidak memiliki apa-apa. Seperti itulah didikan Hansuk sejak ia kecil. Jika dia tidak memiliki uang maka tidak akan ada yang menyanjung dirinya atau menghormatinya. Namun sekarang, semua yang ditanamkan kedua orang tuanya sejak kecil itu sudah tidak berarti. 

Semua harta itu tidak bisa membeli kasih sayangnya untuk kedua putranya. Semua harta itu akan meninggalkannya suatu saat nanti. Hansuk telah mempertahankan sesuatu yang salah, mengusir putranya sendiri bukanlah keputusan yang tepat. Membuat Taehyung menjadi pengusaha yang hebat dan memiliki banyak uang juga bukan pilihan yang baik. 

Hansuk menyesali semuanya. Dia bahkan terlalu malu hanya untuk menangisi keadaannya saat ini. Sendirian, tanpa tempat bernaung atau seseorang untuk mencurahkan isi hatinya. 

Dari arah yang berlawanan, Hansuk tidak menyadari seorang pemuda yang sejak tadi ia cari berjalan tepat didepannya. Tatapannya lurus menatap Hansuk yang kini berpenampilan lusuh dan juga wajah yang mulai renta karena usia. 

Si putra bungsu dari marga Jeon yang terusir kala itu, berdiri dihadapan Hansuk dan membuat langkah mereka berdua terhenti. Hansuk menatap sepatu mahal itu sebentar namun ia tidak lupa, model sepatu seperti itulah yang selalu dikenakan Jungkook. Sepatu berwarna hitam bertali yang terlihat simple namun elegan. 

"Ayah", betapa terkejutnya Hansuk saat mendengar suara yang sangat ia kenali. Ia mengangkat wajahnya dengan cepat dan menatap wajah tampan itu tidak percaya. Inikah putraku Jungkook? tanya Hansuk dalam hatinya. [] 

UGH!! || FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang