Jungkook melompat dari pagar sekolahnya dan menatap sekitar. Dia merasa aman dan dia percaya diri untuk melangkah menuju kelasnya. Niat awalnya seperti itu. Tapi setelah melihat jam yang sudah menunjukan jam istirahat pertama, Jungkook beralih tujuan.
Dia menuju aula tempat untuk berlatih olahraga dan meletakan tasnya disana. Dia berjalan mendekat mendekat pada samsak dan menunjunya. Kemampuan karate Jungkook cukup meningkat akhir-akhir ini karena sering berlatih, entah di rumah, entah di sekolah.
"Kesiangan atau sengaja membolos, Jung?" suara imut ini datang dari arah belakang.
"Bukan urusanmu" jawab Jungkook dengan sedikit terengah-engah.
Pemuda itu duduk dan memperhatikan Jungkook yang sedang memukul samsak tanpa ampun. Emosi terpancar kuat dibalik ekspresi wajah dan kilatan matanya.
"Bersyukurlah kau masih dipertahankan di sekolah ini karena kemampuan bela dirimu, Jung"
"Aku berencana keluar dari sini!" tinju Jungkook semakin kuat dan terakhir Jungkook menendang samsaknya keras.
Si Park Jihwan ini hanya tersenyum sedikit dengan tatapan yang sendu. "Kau suram sekali, Jung" opininya.
"Hidupku memang begitu" Jungkook tanpa menatap Jihwan, dia sudah tau kalau sahabatnya akan mengerti.
"Kau benar-benar akan keluar dari sini? Kau yakin ayahmu tidak akan menghajarmu kali ini?"
Jungkook terdiam. Separuh dihatinya berkata dia tidak ingin berhenti. Tapi dia sangat benci diatur. Jungkook memiliki jalan hidupnya sendiri, pilihannya sendiri, haknya untuk bahagia sendiri.
Dia tidak mau ayahnya melihat dia sebagai anak yang pembangkang dan pembuat masalah. Semua aturan itu sebenarnya tidak terlalu sulit untuk Jungkook jalani tapi mengapa hatinya begitu sakit?
Sebagai anak, dia tidak ingin mendapatkan kasih sayang yang terbagi. Sudah sangat cukup baginya selama ini menerima ketidakadilan dari ayahnya.
Taehyung selalu yang paling istimewa, kakaknya selalu yang terbaik dimata ayahnya. Mengingat itu semua, kedua manik Jungkook mengembun. Dia sangat kecewa. Apa salahnya menjadi bungsu? Mengapa ibunya harus pergi karena menyelamatkan nyawa kakaknya?
"Pertengkaran itu bisa terjadi pada siapapun, Jung. Dengan musuhmu, dengan keluargamu, hubungan yang terlalu dekat justru membuat kemungkinan bertengkar dan menyakiti satu sama lain semakin besar" nasehat Jihwan sambil menatap serius Jungkook.
"Aku tidak butuh nasehatmu kali ini, Jihwan" ucap Jungkook lalu dia pergi begitu saja setelah mengambil tasnya dengan satu gerakan.
***
"JEON JUNGKOOK!!"
Tidak di rumah, tidak di sekolah. Semuanya sama saja. Jungkook membalikan badan setelah memejam perlahan untuk menghilangkan kesal.
"Pergi ke ruang kepala sekolah sekarang!"
Jungkook sudah tidak memiliki rasa malu dengan berjalan dibelakang guru tata tertib sekolahnya. Dia juga sudah sangat kebal dengan bisikan para siswa disisi kanan kirinya.
"Satu, dua, sampai sepuluh lembar buku pelanggaranmu terisi, Jungkook. Apa kau tidak malu pada dirimu sendiri?!" sarkas kepala sekolah yang saat ini sedang mengadilinya.
"Kalau begitu keluarkan saya saja, Pak. Lagipula saya tidak mau jadi robot pencetak piala karate antar sekolah ditingkat manapun untuk sekolah ini lagi" Jungkook sungguh mengatakannya dengan tegas.
"Saya peringatkan kamu, Jeon Jungkook!"
"Pak Kepala Sekolah yang harus mendengarkan saya! Jika memang semua pelanggaran itu sangat mengganggu dan membuat semua guru disini kewalahan, mengapa tidak mengeluarkan saya sejak dulu? Toh, saya dipertahankan hanya karena saya adalah atlet karate terbaik di sekolah dan berhasil membawa sekolah menuju tingkat nasional. Itu sudah cukup. Saya sudahi sampai disini! Sampai jumpa lagi, Pak Kepala Sekolah. Saya permisi!"
Jungkook masih berani untuk menggebrak meja dan melangkah dengan penuh keyakinan untuk keluar dari ruang kepala sekolah.
Apapun yang Jungkook mau, akan ia dapatkan. Ini hidupnya. Tidak ada yang bisa mengatur kehidupannya. Kebahagiaan ada ditangannya. Tidak ada siapapun yang bisa mengendalikannya.
Sifat egois sangat diperlukan untuk beberapa kesempatan dan kali ini Jungkook menggunakannya dengan sangat baik. []
KAMU SEDANG MEMBACA
UGH!! || FIN
Fiksi PenggemarTaehyung dan kesalahannya. Jungkook dan perubahannya. Dia bukan adik kecil Taehyung lagi. Sangat jauh dari Jungkook yang pernah ia kenal. Perjuangan Taehyung mendapatkan kasih sayang adiknya dimulai kali ini. @2020