8. Berantakan!

3.6K 411 14
                                    

Jungkook memarkirkan motornya digarasi dan melepas helmnya dengan malas. Akhirnya dia kembali menginjakan kaki di tempat yang sangat tidak bersahabat baginya.

Jungkook memilih untuk masuk dari pintu depan. Tatapan Jungkook membola saat melihat ayah dan neneknya duduk terdiam dan menatapnya penuh intimidasi. Neneknya, Jeon Sara adalah orang yang mencintai kesempurnaan. Dan, apa yang akan Jungkook dapatkan dari kedatangannya?

"Ini dia cucu kesayanganku" Jungkook tau itu hanyalah kalimat hinaan yang neneknya utarakan. Jungkook tidak juga melepaskan kenop pintu dan masih menatap tajam pada neneknya sendiri.

Sara berjalan mendekat pada Jungkook dengan kipasnya yang berada ditangan kirinya. "Jeon Jungkook, Jeon Jungkook" Sara semakin dekat dengan cucunya. "Apa membuat masalah sudah menjadi hobimu? APA MEMPERMALUKAN KELUARGA INI MENJADI CITA-CITAMU!!" akhirnya Sara berteriak didepan wajah cucu bungsunya.

"Surat keluar dari sekolah, satu, dua, tiga, lima lembar ini adalah surat dari semua sekolah yang sudah tidak tahan dengan sikapmu! Apa lagi setelah semua ini? Kau tidak pulang semalaman. Kau mempermalukan marga dari keluargamu sendiri! Apa otakmu sudah tidak bisa berfikir lagi? Kau memang anak bodoh!! Bodoh!"

Sara begitu tega. Ia bahkan menunjuk-nunjuk kepala Jungkook begitu kasar saat menyuarakan kemarahannya. Jungkook merasa terhina. Ia melirik pada ayahnya yang duduk diam, seakan dia sedang menikmati sebuah pertunjukan.

Sara menggeleng keras saking marahnya. "Aku tidak tau lagi darimana kebodohanmu berasal! Sejak kecil kau selalu menyusahkan keluarga ini! Semua keturunan marga Jeon tidak ada yang sebodoh dirimu!!"

Jungkook tertawa sumbang tanpa suara. Bodoh katanya? Marga Jeon? Apa Jungkook meminta semua kemewahan ini ketika dia lahir ke dunia? 

Taehyung baru saja memarkirkan mobilnya dan mendengar suara ribut dari neneknya. Kesal, Taehyung muak dengan kelakuan seorang Jeon Sara. Taehyung memukul kemudi dengan keras lalu berjalan cepat memasuki rumah.

Semua mata tertuju pada Taehyung saat ia membuka pintu tapi Taehyung langsung mengarahkan atensinya pada Jungkook yang kini sedang menatapnya dengan penuh kemarahan.

Jungkook menoleh pada Sara dan berucap sinis, "tuh, cucu kesayanganmu sudah datang!". Jungkook melangkah dan bahunya dengan kasar menyenggol salah satu bahu Sara.

"Kau benar-benar kurang ajar, Jungkook!!" teriak Sara yang masih emosi.

Jungkook berdiri ditengah semua orang, ayahnya, neneknya, kakaknya. Jungkook membalik dan menatap Sara kembali.

"Aku kan bodoh jadi aku tidak tau tata krama ketika bicara dengan orang lain" sindir Jungkook.

Hansuk berdiri dan dengan suara baritonnya yang menyebalkan dia semakin menekan Jungkook tanpa rasa bersalah. "Kalau kau ingin dihargai di rumah ini, kau juga harus menunjukan keberadaanmu, Jungkook. Lihat kakakmu, Taehyung. Apa dia tidak cukup baik untuk kamu jadikan contoh? Sejak kecil memang kau hanya bisa memakai otot bukan otakmu!"

"Hentikan bicaramu cukup sampai disitu saja, Ayah!" teriak Taehyung kemudian. "Kami tidak untuk dibanding-bandingkan atau diunggulkan! Aku kakaknya dan dia adikku! Kalau ada satu orang yang merendahkannya maka itu sama saja merendahkanku! Kau neneknya dan kau ayahnya! Justru, kalian yang selalu menghinanya selama ini!"

"KARENAMU AKU TERHINA, TAEHYUNG! Aku membencimu!" Jungkook yang tidak kalah keras. Jungkook menatap ayahnya, "di rumah ini, aku tidak mencari alasan untuk dihargai! Di rumah ini, aku mencari kasih sayang dari keluargaku sendiri, hanya itu!"

Sara berjalan tergesa-gesa menuju Jungkook dan berbisik pelan padanya, "rumah ini juga memiliki aturan! Jika Taehyung bisa mengikuti semua aturan itu maka kamu juga harus bisa. Jika tidak--"

"Apa kau akan menghapus margaku?" sambar Jungkook dengan pertanyaan yang membuat semua orang tertegun. "Aku sudah lama memimpikan hal itu. Tidak ada lagi yang bisa aku harapkan dari rumah ini termasuk marga yang kau banggakan itu!" lanjut Jungkook.

Jungkook dan Sara saling bertatap benci meskipun dalam hati, Jungkook sangat merasa kecewa dengan semua ini.

"Aku tidak akan membiarkan Jungkook pergi dari sini! Nenek, ayah!" teriakan frustasi Taehyung tidak diindahkan. Karenanya, Taehyung memutuskan untuk berlari dan memeluk Jungkook erat. Taehyung mencegah Jungkook untuk menatap balik nenek dan ayahnya.

"Pergilah dari rumah ini, Jungkook!" Hansuk sudah memberikan perintah. Nafas Jungkook dan Taehyung sempat terhenti ketika mendengar kata itu. Hanya satu kalimat tapi berhasil membuat Jungkook dan Taehyung merasakan ngilu teramat sangat. Sementara Sara hanya tersenyum simpul melihat ketegasan anaknya. 

"Kau bukan bagian dari keluarga ini lagi!" ucap Hansuk yang memberikan penekanan.

"Tidak! Jungkook akan tetap disini!" kekeuh Taehyung sambil mengusap belakang kepala Jungkook yang masih dalam pelukannya.

"Untuk apa mempertahankan adik seperti dia, Taehyung? Lepaskan!" Hansuk meraih pergelangan tangan Taehyung kasar dan melepaskan rengkuhannya.

Taehyung tidak akan berhasil mempertahankan Jungkook jika adiknya sendiri hanya berdiri mematung dengan pandangan kosongnya. "JUNGKOOK!!" bahkan teriakan Taehyung untuk memanggil adiknya hanya menimbulkan gema dan dijawab oleh hening.

Sara mendekat pada Jungkook yang masih mematung. "Kau akan menemukan dunia dimana orang-orang disana akan menerima kebodohanmu, Jung! Pergi dari sini. Ini uang untuk kau makan selama sebulan lebih, cukup kan?"

Sara menerbangkan uang itu diatas kepala Jungkook. Uang, uang, uang, apakah semuanya bisa dinilai dengan uang?

Jungkook mengeluarkan dompet, kunci motor, dan ponselnya dari saku jaketnya. Terakhir, dia menatap Taehyung sebentar lalu melangkah cepat meninggalkan rumah yang seperti neraka itu.

"Jungkook! Ayah, lepaskan aku! Ayah!!" teriak Taehyung yang frustasi, sangat frustasi saat melihat Jungkook pergi dari hadapannya.

Taehyung berhasil melepaskan diri. Dia berjalan cepat namun masih kurang cepat. Jungkook dengan mudahnya menghilang. Taehyung memaksa tubuhnya yang gemetar dan nafasnya yang memburu ketakutan untuk tetap mengejar Jungkook.

Taehyung kembali ke mobil dan melajukannya dengan cepat namun hati-hati. Dia harus menemukan Jungkook dan membawanya pulang.

Saat mobil Taehyung sudah melewati jalan menanjak untuk keluar dari rumahnya, Jungkook berdiri dari persembunyian. Tatapannya sendu, air matanya jatuh.

Pelukan Taehyung adalah hal terakhir yang dia rasakan sebelum dia pergi dari rumahnya sendiri. Teriakan frustasi Taehyung menggema dalam telinganya. Hatinya teramat sakit dengan semua penghinaan ini.

Hyung!

Jungkook mengeeratkan kepalan tangannya lalu berlari berlawanan arah dengan mobil Taehyung. Diantara dinginnya malam, Jungkook melawan air matanya yang bercucuran.

Diantara keramaian kota, Taehyung memfokuskan pandangannya untuk mencari keberadaan Jungkook. Taehyung melawan semua kemungkinan buruk yang menyerang fikiran dan hatinya.

Taehyung tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi hari ini. Taehyung akan membayar semua penghinaan yang Jungkook terima. Taehyung ingin menunjukan pada adiknya bahwa ia masih memiliki tempat untuk bersandar. Disaat semua orang merendahkannya, ia masih memiliki seorang kakak yang akan selalu bangga padanya.

"Jungkook, kamu dimana?" lirih Taehyung dengan isakannya. Dia memukul kemudi dan menangis keras didalam mobilnya.

"Beri kesempatan pada Hyung-ie satu kali lagi. Kamu hanya perlu percaya pada Hyung kali ini, Jung. Hyung mohon padamu". Taehyung merasa sangat tidak berguna. []









Souyaa
Welcome to the jungle💕

UGH!! || FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang