25. Ayah

2.9K 314 9
                                    

Diantara orang yang berlalu lalang dan ditengah angin yang berhembus pelan, tatapan Jungkook dan Hansuk tidak teralihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Diantara orang yang berlalu lalang dan ditengah angin yang berhembus pelan, tatapan Jungkook dan Hansuk tidak teralihkan. Mereka terjebak pada waktu dimana kerinduan tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata. Mereka masih bertahan dengan posisi yang sama.

Hansuk sudah menangis dalam diam dengan senyumannya sementara Jungkook masih berekspresi datar walau mata bulatnya sudah berkaca-kaca.

Jungkook harus mengambil beberapa detik hanya untuk menarik nafas dan melegakan hatinya yang sesak. Kenapa? Padahal Jungkook dulu sangat membenci orang yang ada didepannya. Apa yang terjadi pada hatinya saat ini? Ada sesuatu dan mendesak dan memaksa keluar dari sana hingga Jungkook sangat ingin berteriak sekarang.

Hansuk menyadari Jungkook sangat tidak nyaman melihat kehadirannya. Hansuk mengusap kasar wajah rentanya lalu menunduk. Ia kembali melangkah melewati Jungkook tanpa berharap apapun.

Kau hanya anak bodoh!

Kau pembawa masalah!

Dasar anak kurang ajar!

Hansuklah yang sudah kurang ajar mengusir Jungkook tanpa memikirkan apa yang akan terjadi pada putranya jika ia tidak memiliki tempat tinggal. Dia harus tau bahwa Jungkook bisa hidup bahagia dengan atau tanpa dirinya sebagai ayah.

Namun hanya berjarak tak jauh dari sana, Hansuk disambut lagi, kali ini Taehyung yang berdiri dihadapannya. Taehyung yang sukses dengan jalan yang ia pilih sendiri, dengan keyakinan hatinya. Dengan nama perusahaan yang membesarkan namanya dengan kejujuran.

Hansuk lagi-lagi ditampar dengan penyesalan. Dia sudah menelantarkan dua putra yang luar biasa.

Berbeda dengan Jungkook, Taehyung justru mendekat perlahan dan membalikan tubuh ayahnya. Setelah itu, Hansuk terkejut bukan main saat melihat punggung Jungkook yang gemetar kuat dan satu tangan yang menopang badannya, satu tangan lagi menutup wajahnya. Untuk pertama kalinya, Hansuk melihat Jungkook menahan tangisannya sendiri.

Ya, itu adalah untuk pertama kalinya, Hansuk melihat anak kurang ajar itu menangisinya.

"Jadi, bagaimana menurut ayah?" tanya Taehyung yang hampir menangis pula. "Apa dia masih anak kurang ajar dan bodoh seperti yang ayah fikirkan? Atau, dia hanya anak yang tidak tau bagaimana cara menunjukan kasih sayangnya pada orang tua?" sarkas Taehyung.

Nafas Hansuk semakin memberat karena dadanya yang begitu sesak.

"Satu lagi, ayah mencoba untuk tidak mengakuinya dengan memalsukan hasil tes DNA itu lalu menghapus namanya dari daftar keluarga. Tapi lihat sekarang, Jungkook adalah anak yang menangisi keadaanmu, bukan aku yang ayah sebut sebagai anak kesayangan ayah"

Hansuk terdiam.

"Sekarang, ayah tidak bisa mengucapkan apapun, kan? Mana kesombongan ayah yang kemarin itu?" tanya Taehyung tanpa perasaan.

"Tae..." hanya ini saja yang terucap dari Hansuk. Ia tidak kuat melihat kenyataan didepannya. Hansuk saat ini bahkan memejamkan kedua netra panasnya.

Menyesal, menyesal, menyesal.

"Bicaralah dengannya, ayah. Jangan palingkan wajahmu lagi darinya. Dia putramu, dia adikku"

Taehyung memeluk Hansuk dengan erat dan menyembunyikan wajahnya dibahu sang ayah. "Aku harap ayah tidak pernah kembali menjadi ayah yang seperti dulu. Kami berdua tidak butuh semua uang itu. Kami hanya ingin ayah yang tersenyum karena melihat kami bahagia. Uang itu tidam bisa membeli kebahagiaan kami, uang itu tidak bisa membeli kasih sayang ayah pada kami" ucap Taehyung sambil menangis.

Hansuk tidak bisa menahannya lagi. Dengan hatinya yang sesak, ia mengeratkan pelukannya pada Taehyung dan menangis dengan sesunggukan ditelinga putra sulungnya. []






Souyaa

Maaf kak lama banget ya? Akhir tahun lumayan juga tugasnya, dan untuk pertama kalinya, souyaa nangis dulu sebelum ngetik chap ini :"‹

UGH!! || FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang