Seharusnya pagi ini menjadi pagi yang menyenangkan bagi Johan ataupun Yoongi seperti biasanya. Tetapi sejak semalam, suasana hangat penuh kasih sayang itu hilang.
Johan yang pulang kelewat tengah malam harus menghadapi kemarahan Yoongi yang menggila.
Johan baru saja membuka pintu rumah dan disambut dengan senyuman licik dari Yoongi. Untuk pertama kalinya, Johan mendapat tatapan psikopat seperti itu.
Lalu, tanpa basa basi lagi, Yoongi melayangkan sebuah pukulan keras pada wajah Johan. Kamera yang baru saja Johan beli tak sengaja terjatuh dan rusak, begitu juga tubuh Johan yang ikut terhempas.
Meski punya kemampuan dan kesempatan untuk melawan, Johan tidak akan melakukannya.
"Hyung, ada apa?" tanya Johan sambil mencoba berdiri. Belum sepenuhnya bangkit, Yoongi meraih kerah hoodie Johan lalu melempar tubuhnya kasar pada tembok didekat mereka.
"Hyung!" teriak Johan yang mencoba untuk menyadarkan Yoongi.
"Kau mau pergi kemana, Johan?" tanya Yoongi dengan nada mengancam.
Johan justru terdiam, terkejut, tatapannya begitu dalam pada Yoongi. Mencoba menyelami isi fikirannya.
Sekali lagi, Yoongi memaksa Johan untuk tetap berdiri dengan mencengkram dagunya.
"Kau tidak boleh pergi. Aku tidak akan membiarkan kau pergi lagi, Johan. Tidak akan!" tanpa alasan, Yoongi memukul Johan berkali-kali. Terakhir, Yoongi menendang perut Johan dan menyeretnya ke kamar.
Sampai hari sesiang ini, Johan belum keluar juga dari kamarnya sendiri. Ponselnya, kunci kamarnya, semua barang pribadinya disita oleh Yoongi. Ketika waktu sarapan, Yoongi akan membuka pintu dan memberikan makanan untuknya. Setelah itu, pintu kamar Johan tertutup kembali.
Semua pukulan itu tidak sakit. Yang sakit adalah tatapan Yoongi dan juga luka dihatinya. Johan bisa melihat Yoongi begitu takut kehilangannya dan Yoongi begitu trauma dengan masa lalunya.
Johan seharusnya bisa memahami itu. Jika saja dia bisa menekan keegoisannya untuk pergi keluar hanya untuk hal tidak penting, Yoongi tidak akan memukulnya.
***
Taehyung bergerak gelisah dalam tidur siangnya. Tidur sesaat untuk melepas lelah ketika bekerja. Fikirannya kacau, begitu juga perasaannya. Dalam mimpi itu, Jungkook sengaja menjatuhkan dirinya dari atas gedung.
"JUNGKOOK!" teriak Taehyung ditengah helaan nafas yang tidak beraturan. Hatinya terbakar, seakan ditekan. Gelisah mulai menguasai dirinya. Namun, Taehyung tetap tidak tau apa yang harus dia lakukan.
Saat Taehyung belum juga reda dari ketakutan akan mimpinya, sang nenek datang dengan membawa beberapa barang. Senyumannya begitu manis untuk cucu tercinta yang begitu membanggakan. Membuat Taehyung muak melihatntya.
Jungkook tidak pernah melihat senyuman nenek yang seperti itu seumur hidupnya, tapi Taehyung selalu mendapatkan senyuman tulus itu dengan mudah.
"Taehyung sedang beristirahat?" tanya Sara lalu meletakan makanan yang dia bawa.
"Aku tidak bisa beristirahat dengan tenang semenjak nenek dan ayah mengusir adikku!" jawab Taehyung dengan nada yang datar.
"Dia bukan adikmu lagi, Tae. Dia sudah bukan anggota keluarga kita!" Sara tidak ingin kalah tegas dengan cucunya sendiri.
"Demi kasih sayang nenek pada nama baik keluarga itu, apa tidak pernah sedikit saja, nenek mengkhawatirkan keadaannya? Ini sudah hampir setengah tahun dan Jungkook tidak tau ada dimana!"
"Itu adalah keinginannya. Memiliki anak seperti itu dalam marga Jeon akan sangat menyusahkan!"
Taehyung berakhir dengan menjambak rambutnya sendiri. Sangat sulit untuk menyadarkan nenek dan ayahnya yang sudah gila pada uang dan kekuasaan.
"Jalani apa yang menjadi takdirmu, Tae. Jangan fikirkan orang-orang yang akan mengganggu jalanmu. Lihat, kau berhasil dan berhentilah mengingat anak itu. Dia pembawa sial dalam keluarga"
Taehyung makin menatap neneknya begitu tajam, "Jungkook, Taehyung. Kami tidak pernah meminta harta dan kekuasaan seperti ini. Kami pernah baik-baik saja, Nek. Tapi setelah nenek dan ayah menyelamatkan nyawaku dan dengan gilanya, mengijinkan ibu untuk mendonorkan jantungnya, Jungkook menjadi seperti sekarang" kata Taehyung.
"Apa cuma dia yang kehilangan? Semuanya kehilangan, Tae"
Taehyung menggeleng sambil tertawa hambar. "Aku tidak melihat nenek dalam upacara pemakaman ibu, karena nenek ada diluar kota. Ayah datang tiga hari setelah pemakaman ibu. Gilanya, ayah dan nenek tidak pernah membantu ibu saat aku sakit dan Jungkook masih harus sekolah! Kalian egois!!"
"Hehe, sekarang, aku sadar bahwa aku hanyalah mesin uang supaya nenek dan ayah bisa berfoya-foya seperti ini!" Taehyung sengaja menjatuhkan semua barang belanjaan termasuk makanan yang dibawa Sara.
"Tae, nenek sudah berusaha untuk menahan emosi. Jadi, tolong!"
"APA! Tampar aku seperti nenek menampar Jungkook. Hina aku seperti nenek dan ayah menghina adikku itu!"
"Taehyung!!"
"AKU MUAK DENGAN SEMUA INI, NEK!!"
Taehyung menggebrak meja sebelum dia meninggalkan kantornya. Perdebatan itu sangat keras sehingga semua staff mendengarnya. Mereka terheran dengan nama Jungkook yang terdengar. Rumor dan gosip bermunculan. Semuanya mencari tau tentang Jeon Jungkook, apakah dia memang putra bungsu Jeon Hansuk atau hanya sekedar nama yang tidak pernah ada raganya.
***
Taehyung asal berjalan. Kaki jenjang itu membawanya tanpa arah. Kemana pun, Taehyung pasrah. Yang terpenting, hatinya bisa membaik dengan melampiaskan kemarahan.
Sudah sangat lama Taehyung ingin meninggalkan semua ini. Tapi harapan dan doa Taehyung menghadangnya. Mungkin besok, besok, besok, atau kapan, Jungkook akan pulang dan memeluknya lagi.
Apakah rumah yang sekarang begitu nyaman hingga kau tidak ingat pulang dan menemui kakakmu, Jung-ie?
Taehyung menghentikan taksi dan meminta sopir taksi itu untuk membawanya pergi asal, jika Taehyung ingin berhenti, dia akan memintanya.
Pandangannya mulai kosong sambil menatap orang yang berjejeran dari balik kaca mobil taksinya.
Ditempat yang berbeda, Johan melakukan hal yang sama. Dia menatap halaman luar rumah dibalik kaca jendela. Pandangannya juga kosong.
Hati kakak adik ini sama-sama menjerit rindu satu sama lain. []
KAMU SEDANG MEMBACA
UGH!! || FIN
FanfictionTaehyung dan kesalahannya. Jungkook dan perubahannya. Dia bukan adik kecil Taehyung lagi. Sangat jauh dari Jungkook yang pernah ia kenal. Perjuangan Taehyung mendapatkan kasih sayang adiknya dimulai kali ini. @2020