26. Pembicaraan Antara Ayah dan Anak

3K 312 8
                                    

Jungkook duduk berhadapan dengan ayahnya di restoran milik Yoongi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook duduk berhadapan dengan ayahnya di restoran milik Yoongi. Yap, mereka kembali kesana karena merasa tidak ada tempat lain lagi untuk Jungkook dan ayahnya bertemu. Selain itu Yoongi sudah mengetahui permasalahan diantara mereka berdua.

Tapi, asal Jungkook dan Taehyung tau saja, Yoongi baru saja mengusir Hansuk beberapa saat lalu dan sekarang dia menerimanya sebagai tamu. Sudahlah, demi dua adik kesayangannya itu, mau bagaimana lagi.

"Jungkook-ah" akhirnya Hansuk memiliki suaranya kembali. "Bagaimana kabarmu?" canggung sekali padahal ia bicara dengan putranya sendiri. "Eum, ayah bisa melihat kau baik-baik saja. Ya, itulah yang ayah inginkan. Ayah selalu tau kau adalah putra ayah yang bisa menemukan kebahagiaannya sendiri tanpa bantuan siapapun. Kau sangat mandiri, Nak"

Putra ayah? Nak? Mandiri?, dalam hati Jungkook bertanya demikian.

"Ayah memang sangat tidak pantas untuk mengatakan maaf tapi ayah...tidak bisa menemukan kata lain untuk menunjukan betapa menyesal ayah saat ini" ucapan Hansuk yang melirih diakhir kalimatnya.

Menyesal?, dalam hati Jungkook lagi. Kali ini kerutan dialis itu semakin dalam dan ia memperhatikan ayahnya sendiri dengan tatapan tajamnya.

"Ayah selalu berharap yang terbaik untuk kehidupanmu dan Taehyung kelak. Setelah hari ini kau tidak akan melihat ayah lagi. Ayah janji tidak akan mengganggu kehidupan kalian", ucap Hansuk sambil mengangguk kecil dan mata yang berkaca-kaca.

Jungkook menghela nafasnya dengan kesal. "Bertahun-tahun tidak bertemu denganku dan setelah semua yang ayah lakukan, apa hanya itu yang bisa ayah katakan dan jelaskan padaku?"

Jungkook melanjutkan bicaranya dengan nada yang sedikit kesal, "apa yang ayah lakukan dijalanan seperti tadi? Dengan keadaan seperti ini? Aku mencari ayah dan mencoba menghubungi kerabat kita dan tidak ada satu pun yang tau ayah dimana!"

Jungkook memijat pangkal hidungnya dan menghela nafas dengan kesal lagi, "apa menyesal bisa mengubah segalanya? Mengapa ayah tidak menjelaskan mengapa ayah melakukan semua itu padaku? Kenapa? Apa aku tidak boleh marah karena kematian ibu yang tidak aku ketahui sebelumnya? Apa sebagai seorang anak yang kehilangan ibunya aku tidak pantas untuk mendapatkan kasih sayang ayah? Hah?"

Hansuk hanya berusaha untuk tetap tenang dan menerima semua protes yang Jungkook berikan. Dia memang sangat pantas mendapatkan itu semua bahkan jika Jungkook memukulnya, itu tidak menjadi masalah.

"Aku mencoba untuk melupakan itu, Yah. Aku mencoba untuk tidak menghiraukannya dan mencari ayah dimana pun itu. Semuanya bukan sepenuhnya salah ayah. Aku seharusnya bisa menjadi anak yang lebih baik dan menjelaskan pada ayah apa yang aku mau. Saat itu aku hanya menuruti emosiku sehingga aku membenci ayah dan membenci kakakku sendiri"

Jungkook mengangkat kepalanya dan menatap ayahnya penuh harap.

"Maafkan anakmu karena telah meninggalkanmu, Yah. Aku minta maaf"

"Jungkook, itu tidak benar!" sanggah Hansuk dengan cepat.

"Jika saja ayah tidak melakukan operasi itu, Tae Hyung tidak akan bersama kita saat ini. Seandainya aku bisa mengendalikan emosiku, hubungan keluarga kita tidak akan seberantakan ini, Yah" jawab Jungkook dengan tangisannya.

"Maaf....maaf.." terus terucap dari kedua bibir Jungkook yang sedang menunduk dalam.

Hansuk menghampiri Jungkook dan mencoba untuk mengangkat wajah putra sulungnya. Namun Jungkook menolak ia terus memalingkan wajahnya.

"Terima kasih sudah menerima ayah. Tapi apakah kau akan terus memalingkan wajahmu seperti itu? Sini, lihat ayah dulu"

Jungkook memejam erat dengan menggigit bibir bawahnya ia mencoba untuk membuka mata menatap wajah Hansuk, ayahnya sendiri. Dilihatnya Hansuk tersenyum bangga padanya.

"Saat ini kau sedang melihat seorang ayah yang mengusir anaknya, mencoba memfitnah anaknya, mencoba menyingkirkan anaknya. Ayah yang seharusnya menunduk dihadapanmu, Jungkook. Ayah menemuimu bukan untuk melihatmu menyalahkan diri sendiri seperti ini"

Kedua tangan Hansuk menghapus air mata Jungkook yang membasahi pipinya.

"Ini adalah kebiasaanmu. Kau menggigit bibirmu saat kau menangis, kau bisa terluka karenanya, Jungkook. Sudah, sudah. Jangan menangis" ucap Hansuk yang mencoba menenangkan putranya.

"Aku merindukanmu, Ayah" ucap Jungkook yang semakin terisak.

Hansuk setengah ingin tertawa setengah ingin menangis mendengarnya, "ayah sudah didepanmu, Jung"

Jungkook segera menarik ayahnya dalam pelukan. Sesakit apapun lukanya dulu orang yang ada dalam pelukannya itu adalah ayahnya. Jauh dalam batinnya sebagai seorang anak dia tidak akan bisa lepas dari rasa rindu itu. Selama ini Jungkook sudah menahan rindu yang menyebabkan dirinya sesak selama bertahun-tahun dan itu sangat buruk. Jungkook tidak ingin mengulanginya lagi.

"Terima kasih, Nak" ucap Hansuk pelan dan hanya Jungkook yang mendengarnya. []

UGH!! || FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang