Yoongi membuka pintu rumahnya dengan perasaan bimbang. Hari ini dia mendapatkan jawaban atas pertanyaan dalam benaknya yang sudah terpendam sejak lama. Pertanyaan tentang apa yang terjadi pada Johan dan membuat Johan harus memilih pergi merelakan segalanya.
Yoongi bisa melihat Johan yang saat ini sedang meringkuk menyembunyikan wajah dihadapannya. Yoongi berfikir, Johan pasti ketakutan. Apalagi kemarin, dia memukul Johan karena emosinya. "Johan" sambil berjalan mendekat, Yoongi memanggil adiknya dengan suara lembut penuh kasih sayangnya. "Maaf, maaf telah menyakitimu" lanjut Yoongi.
Kepala Johan yang masih tertunduk dalam menggeleng pelan. Batinnya menolak Yoongi telah menyakitinya. Tidak, bagi Johan, Yoongi tetap penyelamat untuk hidupnya. Jika tidak ada Yoongi, dia pasti akan hidup di jalanan.
"Bagaimana Taehyung?" setelah Yoongi menanyakannya, Johan mengangkat wajahnya dan balik menatap Yoongi dengan tatapan sedihnya.
"Tae Hyung itu bukan orang yang pemarah. Tapi sekalinya dia marah, dia bisa membahayakan dirinya sendiri" lirih Johan yang membuat Yoongi langsung mengerti maksud pembicaraannya.
Beberapa detik setelah mereka terdiam, Johan terdengar terisak dan Yoongi hanya bisa membawa Johan dalam pelukannya.
Yoongi harus membatasi dirinya. Dia memang sangat menyayangi Johan. Tapi, adik yang sedang dia peluk ini bukanlah Johan yang sama seperti adiknya dulu. Dia tetaplah Jeon Jungkook, pemuda polos yang penuh dengan kekecewaan dalam hatinya.
"Jujur padaku, Johan. Apa kau merindukan rumah? Keluargamu yang sesungguhnya?"
"Aku benci mereka, Hyung!" jawab Johan cepat. "Tapi aku juga ingin Tae Hyung baik-baik saja"
"Kau pasti bisa bertemu dengannya lagi" balas Yoongi yang bermaksud menghibur.
Johan melepaskan rengkuhan mereka perlahan dan menatap Yoongi heran. "Hyung memintaku untuk melupakannya, sekarang..."
Dengan cepat, Yoongi menyanggah, "kau tetap Jungkook walaupun sekarang secara hukum kau sudah menjadi Min Johan. Semua keputusan tetap ada ditanganmu, Johan" jawab Yoongi dengan bijaksana.
"Aku..tidak mau jauh dari Yoongi Hyung" kata Johan sambil menatap Yoongi penuh harap.
"Hehe, kau masih seperti anak kecil saja" kata Yoongi sambil mengusap puncak kepala Johan. "Kembali ke kamarmu, istirahatlah"
Johan hanya menurtinya. Dia membalas perhatian Yoongi dengan senyuman.
***
Dimalam yang sebenarnya sudah sangat larut itu, Taehyung membuka pintu rumahnya dengan kasar dan menimbulkan suara yang mengganggu semua yang ada di rumah.
Ayahnya yang sedang membaca buku menoleh cepat dan menatap putranya dengan tatapan datar. Tidak ada raut khawatir sedikit pun pada wajah pria paruh baya itu. Dalam hati, dia berkata bahwa ia menang. Taehyung pasti akan kembali padanya.
"Ayah tau kau akan kembali. Kau bukan Jungkook yang selalu meninggalkan rumah dan membuat masalah" puji Hansuk pada putra sulungnya.
"Aku tidak seperti dia, Yah. Tempatku disini" ucap Taehyung penuh keyakinan. Membuat Hansuk tersenyum bangga dan merasa tinggi karenanya. "Minta sekertaris ayah untuk menyiapkan berkas penting untuk besok pagi. Aku akan membacanya dan belajar untuk memimpin perusahaan" kata Taehyung lagi dengan aura kepemimpinannya.
"Ayah sudah menyiapkan semuanya. Kau tinggal membuka emailmu" balas Hansuk dengan nada bicara yang terdengar bangga.
"Baik, Yah", Taehyung berlalu menunju kamarnya.
Sesampainya dalam kamar, ia memastikan tidak ada yang mengawasi, membuka email agar ia terlihat bahwa ia sedang membaca membaca. Setelah semua itu, ia menuju balkon untuk menghubungi seseorang. Kawan lama yang akan membantunya untuk menyelesaikan perang ini tanpa membahayakan Jungkook.
"Kita butuh untuk bertemu. Besok pagi" lalu Taehyung menutup ponselnya.
Dia punya rencana. Dia punya beberapa hal yang harus dilakukan untuk membuat ayahnya sadar sekaligus mengembalikan Jungkook padanya.
"Tae?" panggilan dari suara berat itu mengejutkan lamunan Taehyung dan membuatnya tersentak.
"A-yah?" jawab Taehyung yang masih terkejut sekaligus keheranan.
"Tadi ada pemuda aneh yang datang ke rumah dan mencari anak itu"
Taehyung mulai tertarik dengan cerita ayahnya ini. Ia mulai mengumpulkan fokusnya kembali.
"Ayah harap tidak ada lagi segala tentang anak itu yang terdengar lagi didalam rumah ini. Jika kau menyembunyikan sesuatu, ayah akan bertindak semau ayah"
Orang tua seperti apa yang ada didepan Taehyung saat ini? Orang tua mana yang tega mengancam dan berusaha untuk melupakan anak kandungnya sendiri? Agaknya, harta memang mampu merenggut segalanya termasuk kewarasan seorang ayah.
"Aku tidak menyembunyikan apapun, Yah. Aku tetap kesayangan ayah, kan?"
Hansuk hanya mengangguk kecil lalu menutup pintu kamar Taehyung kembali.
Taehyung semakin bersyukur Jungkook pergi dari rumah dan berhasil menemukan kebahagiaannya kini. Taehyung membenarkan keputusan Jungkook. Jika memang kepergian si bungsu tidak juga membuat ayahnya mengerti, maka si sulung harus ikut turun tangan dengan cara yang lebih halus.
***
Keesokan harinya, dengan setelan jas yang casual, kedua kawan lama itu duduk bersama untuk membicarakan usulan dan tindakan. Jeon Taehyung dan Kim Namjoon. Yap, mereka adalah kawan lama yang orang tuanya juga berasal dari universitas yang sama.
"Kau tau, Tae. Tidak mudah untuk menghancurkan istanamu itu. Dia perusahaan yang memegang banyak saham dan menyumbangkan beberapa keuntungannya untuk aset negara. Bahkan, kakekmu yang aku tidak tau, ternyata adalah seorang yang berpengaruh dalam militer. Kau yakin senekat ini?"
"Lalu apa yang bisa membawa adikku kembali, Hyung?!" tanya Taehyung dengan kekesalan. Dia sudah bersusah payah mencurahkan segalanya pada Namjoon tapi sahabatnya yang pandai itu tidak bisa memberikan solusi atau menerima usulannya.
"Terlalu kuat dan beresiko jika kau ingin menghancurkan perusahaan ayahmu sendiri, Tae. Bukan itu caranya. Kau mengenal ayahmu, carilah kelemahan dia dan lakukan apa yang harus kau lakukan dan membuat ayahmu bangkrut, itu bukan solusinya, Tae"
Taehyung menghela nafasnya pasrah, "jadi, aku harus mengikuti alurnya?"
Namjoon menggeleng, "melawan alurnya perlahan, Tae. Amankan posisimu dan Jungkook. Aku rasa kelemahan ayahmu ada pada dirimu, Tae"
Taehyung membenarkan pemikiran Namjoon. Taehyung akui itu. Ayahnya tidak akan segan untuk mengambil resiko jika sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya.
"Kau sudah menjadi orang terkuat dalam sistemmu. Kau bisa menggunakan itu, Taehyung" kata Namjoon lagi menambahkan. Sampai disini, Taehyung sudah mengerti maksudnya.
"Aku akan membantumu melalui jalur hukum. Sementara kau boleh melakukan sisanya" usul Namjoon lagi. []
KAMU SEDANG MEMBACA
UGH!! || FIN
FanfictionTaehyung dan kesalahannya. Jungkook dan perubahannya. Dia bukan adik kecil Taehyung lagi. Sangat jauh dari Jungkook yang pernah ia kenal. Perjuangan Taehyung mendapatkan kasih sayang adiknya dimulai kali ini. @2020