Taehyung membuka ruang kerja ayahnya dengan kasar. Wajahnya sangat marah tapi tatapannya begitu kosong. "Apa ayah sudah merasa senang setelah mengusir Jungkook dari rumah?" sarkas Taehyung dengan satu helaan nafas.
Hansuk mengangkat pandangannya, menatap putra sulung kebanggaannya. "Tentu saja, ayah tidak perlu memikirkan kelakuannya"
Taehyung menggeram kesal. "Ayah, dimana hati nuranimu?"
Hansuk berdiri sambil menggebrak meja. "Apa dia punya hati nurani untuk ayahnya sendiri?!!" bantak Hansuk tepat didepan wajah Taehyung.
"Dia anak ayah. Dia bukan anak nakal dan seburuk yang ayah fikir. Ayah melihat semuanya dari pencapaiannya saja! Jungkook juga berusaha keras membahagiakan ayah!"
"Apa dengan menghajar orang-orang, dengan karatenya itu nama perusahaan bisa bangkit?!!" Hansuk menghela nafasnya agar lebih tenang. "Taehyung, hentikan pembicaraan gila ini. Ayah tidak ingin mendengar nama Jungkook lagi"
Taehyung hanya melihat Hansuk kembali bekerja dengan tatapan sendunya. "Suatu hari nanti, ayah dan nenek akan menyesal dan meminta maaf pada Jungkook" ucap Taehyung pelan.
"Ayah tidak ingin mendengar nama itu lagi, Tae!!"
Taehyung membalikkan badan dan membiarkan emosi masih ada dalam dadanya. Dia teramat lelah, sangat lelah.
"Taehyung!"
Langkah kaki putra sulungnya terhenti tanpa membalikkan badan untuknya. Hansuk merasa perlu, sangat perlu untuk menyampaikan ini.
"Ayah memang orang tua kalian tapi disaat yang sama, ayah juga seorang pemilik perusahaan besar. Banyak orang bergantung pada perusahaan ini untuk menghidupi keluarganya. Banyak orang yang membicarakan kebaikan perusahaan ini termasuk dengan kondisi keluarga ayah" jelas Hansuk dengan nada yang memelas.
Taehyung menghela nafasnya begitu dalam, dua kali hingga dia benar-benar tenang.
"Aku dan Jungkook tidak pernah menuntut kekayaan apapun dari ayah" kalimat singkat Taehyung, mengakhiri konversasi menyebalkan dari ayah dan anak ini.
***
Tiga bulan kemudian...
Seorang pemuda dengan topi dan masker yang menutupi wajahnya hanya bisa menatap sekolah itu dengan mata yang berair. Jungkook hanya bisa menatap sendu para siswa yang berjalan begitu riang saat melewati gerbang sekolahnya.
Jungkook sadar dia adalah pembuat masalah dimana pun dia berada. Tapi mau tidak mau, sekolah ini pernah menjadi bagian dari kehidupannya. Tempat Jungkook belajar dan mendapatkan julukan jagoan karate, menjadi satu-satunya orang yang bisa mengalahkan juara bertahan, Kang Daniel. Sekolah itu juga tempat Jungkook bertemu semua teman-teman dan sahabatnya, Jihwan. Seseorang yang selalu memahaminya dan hanya dialah yang memahami Jungkook dengan sifat brutalnya.
Jungkook menguatkan hatinya. Dia harus bisa melepaskan semua masa lalunya dan memulai kehidupan baru...dengan identitas baru yang sudah ia miliki.
Min Yohan atau Johan panggilannya.
Mengingat kembali nama itu membuat Jungkook sedikit menarik nafas. Selama tiga bulan ini, Jungkook tinggal bersama sang penolongnya, Min Yoongi. Dia tinggal di cafe dan terkadang menginap di rumah Yoongi jika diperbolehkan.
Jungkook yang waktu itu juga mulai akrab dengan Hoseok dan Seokjin, kedua sahabat Yoongi. Disaat itu pula Jungkook yang dulu mengetahui sisa kelam dan masa lalu dari orang yang sudah menolongnya.
Min Yohan adalah adik kandung Min Yoongi yang harus meregang nyawa karena kecerobohan Yoongi. Sang kakak yang gila balapan dan bertarung dengan jagoan karate jalanan membuat Min Yohan khawatir. Sampai, Yoongi harus menabrak Yohan dengan keras dan kehilangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UGH!! || FIN
FanfictionTaehyung dan kesalahannya. Jungkook dan perubahannya. Dia bukan adik kecil Taehyung lagi. Sangat jauh dari Jungkook yang pernah ia kenal. Perjuangan Taehyung mendapatkan kasih sayang adiknya dimulai kali ini. @2020