DEAR ATHALLA (6)

801 46 0
                                    

Rumah baru, kehidupan baru

Kenyataan itu memang tidak seindah realita. Realita juga tidak sepahit kenyataan. Jadinya, kita sebagai manusia janganlah kita berkhayal-khayal yang terlalu tinggi. Jatuh nanti, sakit rasanya. Cukup yang biasa-biasa saja.

Kenyataannya kehidupan itu sulit. Memang. Cari uang itu sulit, apalagi cari kasih sayang. Tapi ingat, kasih sayang tidak bisa dibeli oleh uang.

Uang, kalau diibaratkan lebih mudah dicari daripada kasih sayang dari orang tersayang dan terkasih. Uang, bisa dihasilkan dari pekerjaan apapun, asalkan itu halal.

Sama seperti kehidupan seorang remaja berusia 17 tahun, saat ini di gelapnya malam ia bekerja di suatu tempat. Bukan bekerja, lebih tepatnya bertanding agar menghasilkan uang. Malam yang dingin dan gelap yang hanya disinari oleh beberapa lampu sorot dan indahnya bulan purnama.

Deruman motor ibaratnya singa mengaum, membuat banyak orang nyuarakkan suaranya menyabutkan namanya berulang-ulang kali, sedangkan yang disebutkan namanya hanya biasa-biasa saja.

"Lo pasti menang bro, dia yang nantangin kan lumayan uangnya buat jajan,"ucap seorang temannya yang mungkin sangat dekat

Ia menoleh ke arah temannya tadi yang menghampirinya dan berkata,"doain."

"Pasti,"

Setelah semua atribut ia gunakan. Bukan atribut upacara, namun atribut untuk mengarungi jalanan malam. Mulai dari jaket hitam bomber kesayangan dan tidak lupa helm full-face untuk menutupi wajahnya bila kalau ia terjatuh.

Wanita yang seumuran dengannya berjalan dengan gaya seksinya ke arah garis star sambil membawa kain hitam putih yang diibaratkan bendera sebagai awal permulaan.

Wanita itu memberikan aba-aba,"ready!! Satu, dua, tiga!!"dan bendera itu dijatukan ke tanah dan kedua pemeran utama melakukan motor mereka selaju mungkin.

Tikungan pertama berhasil dilewati oleh kedua pemain dengan remaja itu sebagai pemimpin. Si lawan tidak terima, ia semakin melajukan motornya.

Tikungan kedua berhasil dilewati walau sedikit oleh karena jalanan itu licin karena tadi sore hujan. Sedangkan si lawan berada 10 meter di belakang. Sang lawan tidak terima ia terus melakukan motornya dan sekarang berada 2 meter di belakang.

Tikungan terakhir, tikungan ketiga dan lurus saja sekitar 3 meter dari tikungan dan berhasil. Remaja itu memenangkan adu cepat melakukan motor. Balapan motor. Ia berjalan dengan senyum remehnya menatap sang lawan yang menatapnya dengan kebencian. Teman-temannya bangga, dan tak lupa orang-orang yang sedari tadi menyerukan namanya itu semakin keras menyerukan namanya.

"Kan gue bilang juga apa,"ucap temannya tadi yang memberikan semangat

"Athalla dilawan,"ucap temannya yang berada di sebelahnya

Sedangkan seseorang yang baru selesai balapan itu tersenyum miring saat sang lawan bersama antek-nya menghampiri dirinya dan kedua temannya.

"50 juta sesuai sama apa yang gue bilang semalam,"ucap sang lawan sambil menyerahkan sebuah amplop cokelat yang berisikan bayarannya

"Gak bisa nambah 10 gitu, kan waktunya kurang lima menit sama yang batasi,"ucap temannya

"Udahlah syukuri apa yang ada, lain kali kalo mau tanding gak usah sungkan buat ngajak tinggal chat aja gue bakal datang,"ucapnya

DEAR ATHALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang