DEAR ATHALLA (35)

416 25 8
                                    

Happy Reading...

Jalanan sore yang ramai. Banyaknya pengendara motor, mobil, dan juga angkutan umum yang barlalu lalang di jalanan ini. Sedangkan dalam perjalanan seorang pemuda yang mengendarai motor tengah melintasi jalanan dengan pikiran yang masih berkelana hingga sekarang ini.

Pikiran yang melintas itu mengingatkannya tentang hal kelam di masa lalu yang ia alami. Apakah kedepannya sama? Atau mungkin berbeda?

Memasuki sebuah komplek perumahan yang sudah sangat lama ia tinggalkan. Terus menelusuri jalanan komplek, hingga ia sampai di depan sebuah rumah berlantai dua bergerbang putih besar.

Mematikan mesin motornya, menatap sejenak dan terus saja menggelengkan kepalanya memori itu kembali singgah. Detak jantung yang semakin berdetak dua kali lebih cepat. Menghirup napas dan membuangnya semoga saja bisa menghilangkan kegugupannya itu.

Dengan masih menggunakan seragam sekolah yang dilapisi sebuah hoodi bewarna navy, ia mengambil ponsel yang barada di saku celananya. Mengetikkan sesuatu untuk seseorang di sana.

ATHALLA
gue udah nyampe|

Hanya pesan itu. Tidak sampai beberapa menit pesan itu terbalaskan

RIO
|oke tunggu gua ke bawah

Semakin lama waktunya mungkin cepat. Mungkin sekarang? Kita lihat saja nanti kejadiannya seperti apa.

Suara derap langkah kaki mulai terdengar dan juga terbukanya gerbang putih itu menampilkan seseorang yang lebih dewasa di dapannya ini dengan baju kaos hitam dan training abu-abu yang melekat di tubuhnya.

Ia tersenyum menatap seseorang di dapannya ini yang masih duduk di atas motornya yang ia matikan,"udah lama?" tanya orang itu

"Gak baru aja."

"Yaudah masuk Tha. Mereka udah nunggu di dalam," ucap seseorang itu mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam rumahnya

Orang itu adalah Athalla dan Rio. Dua remaja yang usianya hanya beda satu tahun. Mereka berdua berjalan beriringan dan tidak lupa motor Athalla tadi di masukkan ke dalam rumah.

Di depan pintu yang sidikit terbuka itu, Athalla hanya diam saja. Seketika memori itu datang lagi, rumah ini, batin Athalla menatap pintu dua rumuah bercat putih bersih ini

"Yuk Tha," ucap Rio kemudian ia berjalan masuk rumah terlebih dahulu. Dibarengi dengan senyuman yang tidak pernah ludah dari bagun tidur pagi ini

Sedangkan Athalla menarik napas kemudian melangkahkan kakinya memasuki rumah ini. Langsung berhadapan dengan ruang tamu, rumah ini tidak berubah sedari dulu. Dua orang dewasa tengah duduk berdua di sana.

"Ayah," gumam Athalla sangat pelan sesaat ia melihat seorang pria paruh baya di sana sambil menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan

Seorang wanita itu menghampiri Athalla yang masih dengan diamnya. Wanita itu tersenyum dan memeluk Athalla untuk menyalurkan rasa rindu yang kembali datang bagi mereka berdua,"bunda kangen sama kamu."

Athalla membalas pelukan itu sambil tersenyum sangat tulus,"aku juga."

"Yaudah duduk yuk," ucap Aisha. Ya wanita itu adalah Aisha dengan senyum yang terus saja mengembang sedari tadi

Mengikuti Aisha untuk duduk di kursi sofa bersebelahan dengan Rio yang menampilkan wajah yang senang.

"Kamu hanya bisa membuat onar, membuat malu! Buat apa kamu masih ada di keluarga ini. Harga diri ayah jatuh karena ulah kamu!"

"Tapi yah bukan–

"Bukan apa! Bukan kamu?! Jelas sekali itu adalah kamu!"

"Saya tidak mau tahu, pergi ke rumah ibu saya. Renungkan semua kesalahan kamu."

DEAR ATHALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang