DEAR ATHALLA (30)

436 28 0
                                    

Happy Reading....

SMA CAKRAWALA di kenal oleh sebagian besar orang adalah salah satu SMA favorit di kota ini. Mungkin sebagian orang berpikiran jika menjadi murid SMA ini adalah suatu keberuntungan, karena apa siswa-siswinya di kenal sebagai siswa yang teladan.

Orang-orang itu tidak melihat di dalamnya seperti apa. Mungkin karena dari sana kebanyakan orang mengatakan,"don't judge people from the outside" atau ada juga yang mengatakan,"don't judge book by it's cover" maksud dari kata-kata itu sama yaitu,"janganlah kita menilai sesuatu dari luarnya saja"

Orang-orang memang melihat bahwa SMA CAKRAWALA ini merupakan tempat yang sangat-sangat diimpikan untuk menjadi salah satu siswa di sini. Siswa siswinya begitu absurd memang ada beberapa yang rajin, pintar, pentolan sekolah, tapi jika dilihat 80%-nya adalah orang-orang yang tingkat kewarasannya diatas rata-rata.

Contohnya saja sekarang, di kelas XI IPS 3 kelas ini dikenal dengan kelas yang kurang waras dan juga kelas yang paling update. Seperti sekarang ini, dikarenakan freeclass semua isi kelas ini mendatangi bangku Athalla dan Erik

Mengapa mereka mendatangi bangku dua orang yang tengah adu bacot karena bermain game itu? Dikarenakan salah satu dari siswa di sini, sebut saja Putra siswa yang paling update. Mereka menanyakan satu persamaan yang sama dan itu diwakilkan oleh Putra,"Athalla Lo beneran sodaraan ma kak Rio itu?"

Athalla yang tadinya sedang membalas umpatan dengan teman sebangkunya Erik kini memberhentikan permainannya,"kenapa kepo lu."

"Ihh Athalla serius kepo ini," ujar salah satu siswi sebut saja dia Luna

"Luna sayang, gak boleh kepo-kepo entar lu mati jasad Lo cuma dikepoin aja gak di makamin," ujar Erik yang juga sama memberhentikan permainannya

"Mana ada jasad cuma dikepoin. Entar Elu jasad Lo cuma dikasi gombalan doang gegara pas idup hobinya suka rayu cewek," ucap Luna

"Gak boleh gitu sayang—

"Sayang-sayang, semua orang Lo panggil sayang, gue gibeng pala Lo Rik nyesel gue jadi mantan lo."

Hanya satu orang yang menjadi korban atas sikap ke-playboy dari seorang Ahmad Eriky sang paketu. Dia adalah Laura Aprilia dan parahnya dia adalah mantan yang pertama dan yang paling lama bersanding sebagai pacara kurang lebih satu tahun tiga bulan. Cukup lama dibandingkan dengan mantan-mantan Erik lainnya yang hanya dipacari paling lama itu tiga bulan

"Kenapa sayang? Mau balikan lagi? Udah dapet hidayah buat balikan lagi sama aku?" Sungguh menjijikkan kata-kata itu menurut Laura

Ceritanya bukan lagi pada si tokoh utama, kini berpindah alih dengan adegan Erik dan juga mantan-mantannya.

Laura hanya menggeleng,"untung Lo Step gak nerima ni manusia dugong jadi pacar Lo. Kalo Lo nerima, bisa botak pala Lo di tengah gegara kelakuan dia," ucap Laura sambil mengusap-usap bahu temannya yaitu Stephanie

Bicara tentang Stephanie, pernah dulu sekali waktu bulan-bulan kenaikan kelas, Erik yang posisinya sedang sendiri tiada yang menemani atau kita sebut saja jomblo, dengan isengnya dirinya menyatakan apa yang dirasanya saat bersama Stephanie dan pernyataan itu berlangsung di dalam kelas yang sedang freeclass juga

Stephanie yang memenag dikenal sebagai cewek yang cuek terhadap sekitar dan dia juga bukannya menjawab iya atau tidak justru ia menjawab," Tuhan memang satu kita yang tak sama."

Begitulah jawaban Stephanie. Ya, Stephanie adalah orang non-muslim sedangkan ini posisinya cinta beda agama dan Stephanie juga yang sudah tahu kelakuan pak ketuanya itu dari sang sahabat-Laura- bukannya mengiyakan atau menolak justru menjawab dengan kata-kata tersebut dan jangan lupa hak itu mengundang gelagak tawa dari seisi kelas.

*******************
Kakinya melangkah memasuki rumah mewah ini. Wajah lelah dan letihnya tak mampu menghilangkan rasa semangat yang membara dalam dadanya. Sesaat waktu di sekolah tadi, ia mendapatkan kabar bahwa sang ayah yang sangat-sangat ditunggu kehadirannya akhirnya tersampaikan juga.

Dengan wajah sumringah ia mengucapkan salam,"Assalamu'alaikum bunda Rio pulang!" ucapan itu begitu keras sehingga mungkin saja tetangga sebelah juga mendengarnya. Berlebihan.

Tas abu-abu yang tersampir di bahu sebelah kanannya, ia menyusuri ruangan setiap ruangan yang berada di rumah ini. Pulang sekolah, keadaan cuaca yang sangat panas padahal semalam hujan turun dengan lebatnya tak mampu menghilangkan semangatnya.

Dapur didatangi, tidak ada seseorang yang dicarinya dan yang terakhir pasti ada begitu ia melangkahkan kaki dan benar saja sesuai dugaan. Taman belakang rumah, di sana terlihat sang bunda dan ayahnya yang tengah bercengkrama ria dan entah apa yang mereka bicarakan.

"Assalamu'alaikum ayah bunda," salam Rio dan tanpa disuruh ia sudah menduduki bangku yang memang kosong di sana sambil menatap sejuknya air kolam renang yang membuat dirinya ingin menceburkan dirinya ke dalam sana, apalagi cuaca yang sangat mendukung sore ini

"Waalaikumsalam," jawab Rama dan Aisha bersamaan

"Yo ganti dulu lah," ucap Aisha menyuruh anaknya untuk menganti pakaian sekolahnya terlebih dahulu

"Nanti aja Io capek," jawabnya yang masih menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi yang ia duduki itu

"Katanya kamu mau ngomongin sesuatu sama ayah?" tanya Rama yang mengingat percakapan di teleponnya semalam dengan putranya

Rio mengangguk," iya Rio mau ngomong."

"Aku udah ketemu dia," ucap Rio sambil menatap serius sang ayah

Ucapan putranya tadi bagai Boomerang bagi Rama,"dia...," Rama menjeda ucapannya mungkin saja benar pikirannya dan anaknya sama,"Atha?" tanya Rama memastikan

Rio mengangguk sambil menunjukkan senyuman,"dan bunda juga udah ketemu."

"Kamu serius?" tanya Rama lagi lebih memastikan

Kali ini Aisha yang menjawab pertanyaan konyol suaminya itu,"iya bahkan semalam aku sama Rio bertemu Atha."

"Ayah gak percaya? Atau mungkin ayah memang gak menginginkan Atha untuk kembali?" tanya Rio yang hatinya mulai tidak yakin atas ucapannya sendiri

Rama menggeleng,"bukan. Maksud ayah bukan begitu."

"Terus kenapa wajah ayah nampak biasa saja? Ingat yah, Atha juga anak ayah adik aku dan aku gak mau dia hidup sendiri lagi."

Rama menghela napas panjang. Bukannya ia terlihat tidak peduli hanya saja ia sungguh terkejut mengenai kabar yang diberitahukan anaknya itu,"telpon dia ajak Atha kemari atau tidak kita yang akan menemuinya."

~~~~~~~~~~
Mengapa hanya luka yang dapat meninggalkan bekas?

.
.
~~~~~~~~~~~~~
Bersambung

Tetap enjoy guys!! See you next part:)

DEAR ATHALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang