Happy Reading...
Suara deru motor lebih mendominasi area balapan kali ini. Apakah memang disengaja atau tidak tapi kali ini nampak berbeda seperti biasa. Malam hari yang dingin, angin malam yang menusuk pori-pori kulit membuat bulu kuduk berdiri.
Seorang dengan pakaian tertutup, memakai jeans hitam dan juga kaos hitam yang dilapisi bomber coklat menbah kesan tersendiri bagi orang tersebut. Dengan gagahnya ia turun dari motor dan tidak lupa juga helm yang sudah dilepas dan kini berada di genggamannya. Berjalan melangkah menghampiri orang-orang yang sudah menunggunya.
Melangkah mendekat dan bertegur sapa seperti sapaan kaum adam saat ia bertemu dengan temannya
"Hai bro lama gak jumpa," sapa seseorang yang tengah duduk santai di sebuah area yang dikhususkan untuk timnya
"Iya bang lumayan lama lah," jawab orang yang disapa tadi
Kita sebut saja dia Athalla dan juga bang Raka--abangnya Erik-- atau juga orang yang sangat berpengaruh besar ketika Athalla atau bahkan dua sahabat Athalla ada sebuah balapan
"Sibuk ya Lo sampe waktu ada tanding sama si Dika doang baru diladeni?" tanya Bang Raka
"Dia mah sibuk pdkt sama doinya," ujar Erik yang juga telah duduk sambil menikmati minuman bersoda non alkohol dalam kaleng
Athalla menggeleng,"mana ada situ kali yang sibuk pdkt padahal udah banyak juga."
"Adek Lo kapan tobat sih bang?" tanya Kevan yang juga tengah duduk sambil memperhatikan interaksi teman-temannya
"Adek gue? Siapa emang?" tanya Raka dengan wajah yang dibuat-buat
"Dasar Abang laknat Lo. Gue aduin emak tau rasa Lo," ucap Erik yang tidak terima ucapan sang Abangnya itu
"Maennya ngaduan. Cewek aja banyak, ditau ma cewek Lo pantat cewek Lo juga ketawa," ucap Kevan
Ketiga orang di sana tertawa. Tertawa atas penderitaan seorang Ahmad Eriky yang ternistakan. Kenapa sih orang ganteng itu selalu aja dibully, batin Erik sambil menatap tiga orang dihadapannya yang tengah tertawa ini.
Tepat pukul satu dini hari, masing-masing dari dua kubu tengah duduk di atas motor dan berada di depan garis start sambil saling memberikan tatapn sengit antara dua orang itu dalam balik helm full face yang mereka gunakan.
Seorang wanita berpakaian minim yang kurang enak untuk dilihat berdiri dihadapan keduanya membawa bendera hitam dengan gaya lenggak-lenggoknya
Mengangkat bendara itu setinggi-tingginya dan sambil menyeruakkan suara sebagai tanda perhitungan,"satu... Dua... Goooo...." sambil menjatuhkan bendera hitam digengamannya itu
Dan dua orang itu berusaha untuk selalu di depan. Angin yang berlawanan arah datangnya seakan menusuk mereka berdua.
Athalla yang berada di depan Dika berusaha agar lawannya itu masih berada di belakang. Sedangkan Dika, ia terus menambah laju motornya dan kali ini posisi keduanya sama.
Tikungan pertama mereka berhasil melewatkannya dengan mulus tanpa hambatan.
Tikungan kedua Athalla nampaknya sedikit oleng karena jalanan juga licin akibat hujan tadi sore begitupun dengan Dika yang nampaknya sama
Masih ada dua tikungan lagi yang harus mereka lewati dan masing-masing tikungan memiliki ketajaman yang berbeda-beda. Suara hiruk piruk orang-orang yang mendukung masih saja terdengar. Mereka tidak memperdulikan apakah sekitar area ini terganggu karena area ini jauh dari permukiman warga. Jika ditanya polisi? Area ini sudah resmi jadi balapan ini juga resmi bukan abal-abal hanya dikhususkan untuk orang-orang yang berduit saja yang memesan area ini jika ingin balapan
Contohnya adalah seorang Andika yang rela-rela telah memesan area balapan ini dengan uang sewa yang tidak bisa dikatakan murah. Dan jangan lupa juga, dia yang menantang dia juga yang harus menyiapkan imbalan untuk yang menang nanti. Benar-benar holang kaya.
Tikungan ketiga Athalla berhasil lewati meninggalkan Dika yang nampaknya sedikit oleng tapi parahnya ia tetap memaksakan untuk melanjutkan
Tikungan keempat, beberapa meter lagi menuju garis finish Athalla sudah jauh kiranya 20 meter dari Dika. Menatap sepionnnya Athalla cukup dekejutkan dengan jatuhnya sang lawan
Persetanan dengan siapa yang akan menang, Athalla membelokkan motornya menhampiri sang lawan yang tidak lain adalah Andika yang tengah terkapar kiranya 10 meter dari motornya di atas dinginnya aspal hari ini
Setelah mendekat membantu untuk duduk namun tangannya itu di tepis kasar oleh Dika,"CK gue bantuin juga."
Masih dengan wajah permusuhannya dan tidak lupa dengan ringkasan yang keluar dari mulutnya Dika masih tetap dengan pendiriannya yaitu ia gengsi untuk dibantu oleh lawannya
"Lo mau di sini terus. Yaudah gue tinggal dan gue yang menang," ucap Athalla yang masih mengarahkan tangannya
"CK lama Lo," tanpa menunggu persetujuan, Athalla langsung mengambil bahu Dika dan memapahnya menuju motornya
"Pelan-pelan goblok!" Maki Dika saat Athalla memapahnya dengan tidak kemanusiaan
"Ditolongin juga. Udah deh diem daripada gue tinggalin Lo di sini sendiri."
Mereka berjalan dengan hati-hati ke arah motor Athalla, Dika berusaha duduk di boncengan Athalla,"udah kan?" tanya Athalla
"Udah," jawab Dika dengan ringkisan yang keluar dari mulutnya
Jangan salah luka yang diakibatkan dari lemparannya cukup jauh. Jadikan terdapat banyak luka dan juga sepertinya lengannya yang terkilir dan kepala yang cukup pening dan juga darah merah segar yang keluar di pelipisnya
Sampai garis finish, semua orang-orang di sana tercengang sungguh terkejut dengan pemandangan yang mereka lihat saat ini semuanya menghampiri Athalla dan Dika yang berada di boncengan Athalla
"Lo apain Dika?" tanya salah satu teman Dika yang berambut keriting itu dengan wajah yang tidak bisa dibilang santai
Athalla berdecak sebal,"udah ditolong juga. Jangan soudzon gak baik entar dosa Lo makin nambah lagi," ucap Athalla dengan wajah santainya sambil merapikan rambut yang berantakan karena memakai helm tadi
"Kok bisa gimana ceritanya?" tanya bang Raka yang berdiri di samping Athalla
"Gak tau tadi gue cuma nengok tau-taunya udah tiduran aja yaudah gue tolong," jawab Athalla
"Tuh makasi kek udah ditolong juga," ujar Erik seakan menyindir perkataan temannya Dika tadi
Dika sendiri sudah dipapah oleh kedua temannya dan tak lupa juga ringkisan yang masih saja keluar. Menatap Athalla sambil memberikan senyum yang sangat tipisnya, "makasi," ucap Dika
Athalla mengangguk dan berjalan mendekat ke arah Dika,"cepet sembuh. Balapan kali ini gak da yang menang atau kalah," ucapnya lalu pergi menjauh dari kerumunan dan diikuti oleh teman-temannya itu
"Mau kawan ataupun lawan, dalam keadaan susah juga mereka harus ditolong."
~~~~~~~~~~
BersambungEnjoy guys... Jangan lupa apresiasinya:) see you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ATHALLA
Teen Fiction[SELESAI] "manusia itu bisa menilai keburukan orang lain. Namun, apakah manusia itu bisa menilai keburukannya sendiri?" . . Kisah klasik seorang remaja laki-laki yang hanya bisa mengikuti alur kehidupan yang sudah ditentukan. Mencoba untuk memperbai...