DEAR ATHALLA (14)

454 32 0
                                    

Suara deru motor memecahkan suasana tegang yang terjadi di arena balapan. Kedua orang yang saat ini menjadi lawan saling pandang memandang di balik helm full face yang neraka gunakan masing-masing. Sama-sama memberikan tatapan tajam nan mematikan dan tidak lupa senyum miring yang mengisi wajah mereka membuat orang-orang sekitar yang mungkin baru mengenal mereka membuat mereka merasa takut.

Seseorang dengan pakaian minimnya memasuki arena balapan dan berdiri tepat di depan garis start. Mengangkat selembar kain hitam putih yang menjadi tanda untuk memulai sebuah balapan. Kedua orang yang ikut andil dalam balapan kali ini mempersiapkan motor mereka masing-masing.
"One, two,three...."

"Go,"lembar kain itupun dijatuhkan ke tanah dan menandakan permainan dimulai. Kedua manusia yang menjadi lawan itu, tidak ingin dikalahkan segera melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata melewati arena balapan yang gelap dan dingin karena angin malam.

Tikungan pertama berhasil dilewati oleh salah seorang pemain dengan sangat sempurna. Kemudian melaju lagi dengan kecepatan rata-rata.

Tikungan kedua juga berhasil dilewati namun, dengan sedikit masalah karena sang lawan dengan sengaja menyenggolnya dan ia sedikit kehilangan keseimbangan dan hampir saja oleng, namun ia kemudian berhasil menyeimbangkan motor itu lagi walau lumayan ketinggalan jauh oleh sang lawan.

Tikungan ketiga, tikungan terakhir dilewati melaju dengan cepat meninggalkan sang lawan yang rupanya kehilangan keseimbangan saat berbelok tadi namun, sang lawan juga rupanya tak mau kalah ia terus melakukan motornya meski kini untuk yang kesekian kalinya ia dikalahkan.

Kedua orang itu pun menghampiri para kawan mereka dengan senyum miring yang masih tercetak diwajahnya ia menghampiri sang lawan yang rupanya sudah sangat-sangat kesal.

"Gimana? Mau tanding lagi?"tanya Athalla

Ya, orang yang bertanding tadi itu adalah Athalla dan musuh 'kesayangannya' yaitu Andika Saputra. Musuh yang sedari dulu selalu saja mencarinya untuk melakukan aksi dijalan raya dan pasti ujungnya Athalla yang akan memenangi tawaran tanding itu

"Bacot,"jawab Dika

"Dih ngegas. Tadi noh ngegas waktu balapan,"ujara Erik

"Bodo amat,"ucap Dika

"Udah Rik. Hasilnya mana? Sesuai perjanjian,"ucap Athalla menengahi perbacotan antara Dika dan Erik

Teman Dika yang mukanya hitam manis namun judes itu memberikan Athalla amplop cokelat yang isinya perjanjian sebelum mereka tanding tadi

"Makasi ya, lain kali kalo mau balapan lagi langsung chat aja dengan senang hati gue terima,"ucap Athalla

Senang hati pala lu. Lo yang senang gue yang tekor habis dah uang gue,batin Dika sambil melirik Athalla yang begitu sumringah itu

"Iya tuh bener gak capek apa percuma ngajakin ujung-ujungnya Athalla yang bakal menang,"ujar Erik

"Iya, damai aja napa nanti keburu mati tahu rasa 'kan lo,"ujara Kevan

"Gue damai sama dia? Gila kali gue,"ucap Dika

"Emang situ gila yang bilang waras juga siapa,"ucap Athalla

Yang dihadiahi sebuah bageman namun bogeman itu tak mendarat di pipi mulus Athalla namun mendarat di pipi sebelah kiri Erik

"Sialan lo, sini lawan gue. Lo jual gue beli. Mumpung banyak duit ini,"ucap Erik yang bersiap mengangkat lengan panjang jaket yang ia kenakan

"Udah Rik,"ucap Athalla

"Gini aja deh, bukannya gue lemah atau apa ya, gue seneng kok diajak balapan ama lo karena taruhannya lebih banyak dari lawan-lawan gue yang lain. Tapi untuk kebaikan amal ibadah kita masing-masing kita damai menuju jalan yang lurus bersama-sam,"ucap Athalla panjang lebar. Sungguh, ia merasa sudah banyak dosa yang ia lakukan. 'Kan lebih baik mengambil jalan damai 'kan sama-sama depat untung

"Asek, bijak juga lo,"ucap teman Dika yang berambut keriting

"Gue? Ama lo damai? Gak makasi deh,"ucap Dika yang kemudian melangkah mendekati Athalla

"Jangan harap kita damai, Atha,"

*****
Di sebuah rumah bernuansa klasik modern terdapat dua sosok anak manusia berbeda kakak beradik yang tengah sibuk dengan urusan masing-masing. Kedua orang tua mereka tengah sibuk dengan urusan bisnis mereka.

Namun, kedua kakak beradik itu tidak pernah merasa kehilangan kasih sayang kedua orang tua. Mereka bersyukur telah hadir diantara kedua orang tuanya. Kata mereka, walaupun sesibuk apapun pasti ada saja waktu yang disempatkan kedua orang tua mereka.

Dalam kamar, sang adik merasa bosan setelah menamatkan sebuah drama dan sebuah novel yang ia pinjam dari sahabatnya. Ngomong-ngomong, biasanya kedua sahabatnya bermain di rumahnya namun, kali ini katanya mereka melas ke luar rumah dan memilih rebahan di kamar masing-masing.

Bosan, ia pun turun ke bawah dan mendapati sang kakak yang tengah duduk santai di kursi ruang keluarga di temani oleh banyak bungkusan cemilan dan satu botol soda non alkohol. Sepertinya sang kakak tengah menonton film favoritenya, avanger.

"Abang,"sang adik mendudukkan dirinya di samping sang kakak duduk

Sang kakak menoleh kemudian menaruh kepala sang adik di bahu kirinya. Kebiasaan mereka saat sedang berdua.

"Dek, abang mau ngomong,"ucap sang abang kemudian mematikan film yang ternyata sudah selesai itu

"Lah itu abang ngapain? Boker?"ucap sang adik. Sungguh adiknya ini ingin sekali dilempar ke kutub utara rupanya.

"Echa!"geram sang kakak

Echa dan kakaknya, Andra , dua anak manusia yang sedari tadi kita bicarakan. Dua orang yang berpelakuan layaknya orang yang sedang kasmaran namun, nyatanya mereka adalah kakak beradik. Sungguh bahagianya mempunyai saudara yang akur satu sama lain.

Echa hanya menunjukkan cengiran khasnya,"abang mau ngomng apa? Sok serius banget aih mukanya, pengen Echa tampol,"ucap Echa

"Cha!"sungguh hal itu membuat Andra kesal

"Iya iya abang mau ngomng apa,"ucap Echa diiringi oleh kekehannya

"Emangnya abang mau ngomong apa, serius banget,"lanjut Echa

"Echa tahu gak anak baru itu?"tanya Andra memulai ucapan yang ingin dibicarakan bersama sang adik

"Anak baru? Siapa?"tanya Echa

"Itu seangkatan sama Echa, anak baru yang katanya dikeluarin dari sekolah gara-gara adu jotos sama ketos di sekolahnya yang lama,"ucap Andra

"Ih masa,"ucap Echa sedikit kaget

"Katanya sih gitu, jadi Echa tahu gak?"tanya Andra

"Kalau gak salah namanya Athalla,"lanjut Andra

"Owh si Athalla, iya adek tahu,"ucap Echa

"Jadi adek tahu?"tanya Andra sekali lagi

"Iya. Lagian ya bang, itu tuh gosip. Abang ada-ada aja gosip didengerin,"ucap Echa

"Kan katanya dek, lagian kok abang kayak penasaran gitu sama dia,"ucap Andra

Echa mengkerutkan alisnya, "penasaran? Penasaran gimana?"tanya Echa

"Iya jadi, Athalla itu kayak mirip ama adeknya teman abang,"ucap Andra

"Siapa?"

"Rio, adek tahu gak adeknya bang Rio yang hilang beberapa tahun yang lalu?"tanya Andra

"Iya tahu. Tapi kayaknya bukan,"

"Kenapa bukan?"

"Adiknya bang Rio itu 'kan namanya?"ucap Echa sejenak menghentikan ucapannya

~~~~~

Bersambung.....
Enjoy guys!!

Pasti dari kalian mungkin ada yg bosen bca ini karena updatenya lamaaa bnget,,
Maaf ya guys... Karena kan skrng itu sekolahnya online,, jdi tugas itu dateng terus tanpa liat waktunya

Lah malah curhat:v

Intinya,, tetep enjoy yaa,, aku harap kalian semua tetep setia bcanya yah,, walaupun update nya lumyn lama,,sorry guys;(

Happy Reading....

DEAR ATHALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang