Di tempat yang sama, namun posisi yang berbeda ada dua sosok manusia berbeda jenis. Yang satu perempuan yang satunya laki-laki, jangan berpikiran yang aneh-aneh dulu mereka berdua hanya berjalan menyusuri tepi pantai dan menikmati sejuknya angin pantai yang menyegarkan.
Di lain tempat dari dua orang itu ada sebuah tempat seperti pondok yang pandangannya langasung mengarah untuk melihat hamparan lautan yang indah. Di pondok itu hanya terdapat tiga orang anak manusia Dia adalah Andra, Erlan, dan juga Ilham. Ketiga manusia yang seharusnya tidak diundang itu merusak rencana seseorang yang sudah mengatur dari jauh-jauh hari. Tapi tak apalah, itung-itung sedekah teman-temannya juga butuh refreshing.
Mereka bertiga dengan santainya menikmati segarnya air kelapa yang mereka pesan terlebih dahulu. Tak lama menikmati kesejukan itu, datanglah di sosok perempuan dengan raut wajah yang berbeda. Yang satu nampak kesal yang satunya lagi mungkin sedikit, malu. Entahlah.
"Eh kok Lo berdua bisa sampe sini, gimana ceritanya,"ucap Erlan kepada dua sosok manusia itu
"Ya bisalah,"jawab salah satu perempuan itu dengan suara yang menjengkelkan
"Echa mana? Dia yang ngajak kok kita yang ditinggalin sih,"ucap orang itu lagi menanyakan sesosok temannya yang batang hifungnya tida ada di sana
"Pergi,"jawab Andra selaku kakak dari seseorang yang ditanyakan itu
"Lah kan dia yang ngajakin gimana sih,"ucap perempuan yang satunya lagi
"Udahlah kalian duduk aja sini,"
Saat perempuan yang satunya hendak duduk di sebelah Andra namun Perempuan yang satu lagi masih berdiri dengan raut wajah yang kurang enak untuk dipandang
"Ham, suruh duduk kek itu capek tau dia,"ucap Erlan seakan mengerti dengan situasi saat ini
"Duduk aja kali Gii, capek gue liat Lo berdiri,"ucap Diana. Ya, orang itu adalah Gia dan Diana yang menyusul keberadaan Echa
"Gak usah malu gitu Gii, Ilham gak gigit kok dia jinak sekarang,"ucap Andra dengan senyum jahilnya
"Gak usah malu-malu mehong gitu Lo, biasanya juga malu-maluin,"ucap Diana yang kini tengah menyantap makanan ringan yang dibawa oleh lima orang tadi
Gia pun langsung duduk, enak sekali sahabatnya ini tanpa tahu malu mengatainya di depan para orang-orang ganteng
"Sapa kali Ham, say hai gitu sama mantan gebetan,"ucap Erlan. Sungguh kini Gia sangat ingin menghilang dari hadapan orang-irang di depannya itu bagaimana tidak, Gia kini duduk tepat di depan Ilham.
Canggung. Itu yang menguasai hawa antara Ilham dan Gia sedangkan ketiga orang di sekitar mereka itu malah asik menggoda mereka berdua. Sungguh teman laknat.
Kalian tahu sendiri 'kan, rasanya bertemu kembali dengan seseorang yang pernah hadir dalam hari-hari kita, tapi lambat laun orang itu malah pergi bersama orang lain. Itu yang sekarang dirasakan oleh Gia, ia mereasa malu jika dihadapkan oleh seorang Ilham Arkana Malik ini.
Dulu sebelum mengenal Kevan–pacar Gia– hari-hari Gia dilengkapi oleh sesosok Ilham yang setia menemaninya. Setia itu bukan maksudnya 'selingkuh tiap hari' tapi setia ini benar-benar dalam arti yang sesungguhnya.
Lama mereka jalani, akhirnya perasaan melebihi rasa seorang teman menerpa kehidupan Ilham. Tepatnya saat Ilham ingin mengungkapkan yang ia rasakan, ia mendapat kabar bahwa Anggiana Naura telah menjadi pacar seseorang yaitu Kevan Andrea yang tak lain adalah teman seangkatan Gia atau adik kelas Ilham.
Ilham tak tau sejak kapan Gia dan Kevan dekat. Awalnya ia tidak terima tapi setelah lama akhirnya ia merenima keadaan. Hubungannya dengan Gia-pun yang awalnya dekat lama kelamaan semakin jauh. Dan saat mereka bertemu rasa bersalah muncul di benak Gia.
"Hai Anggi,"sapa Ilham. Anggi adalah sebutan nama yang sering digunakan oleh Ilham
Entah kenapa padahal Gia sudah menyuruh Ilham untuk tidak memanggilnya Anggi, tapi Ilham menolak itu karena ingin menyebut nama Gia dengan sebutan yang berbeda.
"Hai juga kak. Apa kabar?"jawab Gia
Terbukti 'kan, seseorang yang awalnya dekat tapi seiring berjalannya waktu itu menjauh dan dipertemukan rasanya seperti anda menjadi Ironman, Bercanda guys, rasanya itu berbeda, canggung, malu.
"Baik kok, gue baik Lo gimana?"tanya Ilham
"Sama kak, gue juga baik,"
"udah deh kalian jangan malu-malu mehong gitu,"ujar Diana
"Bacot Lo,"
*****
Sedangkan di tempat yang sama namun posisi yang berbeda, dua pasang anak manusia tengah menikmati sejuknya angin dan indahnya deburan ombak. Laki-laki itu meraih tangan gadis yang berjalan tepat di sampingnya mengajaknya untuk duduk di batu-batuan yang berada di tepi pantai yang meraja singgahi.
Sebenarnya mereka ke pantai ini berlima, namun mereka berdua memisahkan diri dari tiga orang temannya. Menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya sedangkan laki-laki di sampingnya hanya memperhatikan lekuk wajah seorang gadis di sampingnya ini dengan tatapan berbeda.
Merasa di perhatikan gadis itu menoleh melihat seseorang yang memperhatikannya itu,"em.. kak."ucap Echa sembari menyadarkan Rio yang kini menatapnya sangat teduh
Dua anak manusia itu adalah Echa dan Rio. Jagan tanya mereka dekat itu sudah sedari dulu dan mereka semakin dekat saat mereka beranjak remaja ini.
"Cha, gue boleh cerita?"tanya Rio membuka pembicaraan dengan Ersya
"Cerita aja kak gak ada yang karang kok,"
"Kan gue nanya, nanti Lo gak dengerin kan percuma,"
"Iya ini gue dengerin. Emang mau cerita apa?"
Rio menarik napas panjang, mungkin dengan ini bebannya sedikit berkurang,"Lo inget gak dulu gue punya adik yang seumuran sama Lo?"
Echa hanya mengangguk sebagai jawaban
"Lo juga pasti udah denger berita tentang hilangnya adik gue beberapa tahun silam,"ucap Rio dengan pandangan kosong menatap deburan ombak di hadapannya
"Sempe sekarang adik gue gak ada kabar. Dia bagai hilang ditelan bumi. Gue, bunda dan keluarga gue udah nyari-nyari dia, bahkan bertahun-tahun tapi sampe sekarang gak ada kabar,"
"Setelah kepergian ema, semuanya itu berubah andai dulu bukan karena gue, adik gue gak akan pergi dari gue,"
"Bukannya.. waktu itu adik Lo udah balik ke rumah kan?"kini Echa membuka suaranya
"Iya dia emang balik ke rumah lagi dan itu salah satu wasiat Ema jadi di balik, tapi di hari ulang tahunnya itu di pergi dan hanya ninggalin secarik surat yang katanya dia akan kembali lagi ke rumah dan Jangan ada yang nyari dia, dia bakal balik sendiri,"
"Tapi sampe sekarang gak tanda-tanda dia balik,"
Echa mengusap bahu Rio mencoba menenangkannya,"Lo yang sabar kak, pasti suatu saat nanti sesuai yang ada di surat itu dia bakal balik lagi Lo hanya perlu usaha dan Lo berdua biar adik Lo balik lagi,"ucap Echa
"Besok mau gak Lo temenin gue ke makam Ema?"tanya Rio. Kini, ia merasa sedikit lega setelah mencurahkan beberapa beban pikirannya walaupun tidak semua tapi tidak apa
Echa mengangguk,"iya besok gue temenin,"
~~~~~
Bersambung......
Hai guys... Jangan lupa apresiasi nya ok..
See You Next Time...
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ATHALLA
Teen Fiction[SELESAI] "manusia itu bisa menilai keburukan orang lain. Namun, apakah manusia itu bisa menilai keburukannya sendiri?" . . Kisah klasik seorang remaja laki-laki yang hanya bisa mengikuti alur kehidupan yang sudah ditentukan. Mencoba untuk memperbai...