Happy Reading...
"Rio Lo aneh deh tumben pagi-pagi Lo udah senyum-senyum gak jelas,"ucap Erlan
Saat ini jam istirahat sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu, dan swkuruh siswa siswi SMA CAKRAWALA dengan senantiasa mendatangi kantin.
"Gitu dong senyum ya, walaupun gak jelas sih. Gak kayak nih orang satu,"ucap Erlan lagi menunjuk salah satu temannya yang duduk tepat di sampingnya
Merasa di sindir, Ilham menatap Erlan dengan tatapan membunuhnya,"pilih mana, langsung ke rumah atau belok ke rumah sakit?"tanya Ilham kepada Erlan
"Santai dong kayak di pantai. Ya gak Ndra,"ucap Erlan dengen cengiran khasnya
Sedangkan Andra yang semulanya sibuk dengan batagor di hadapannya kini menatap Erlan dengan tatapn bertanya,"kan kita lagi di kantin Lan, bukan di pantai,"ucap Andra kemudian melanjutkan menyendokkan batagor itu ke dalam lubang hidungnya. Canda, yakali makan lewat lubang hidung, makan tu dari lubang pantat entar di keluarin dari mulut—jangan dibayangin— makan yang benar itu dari mulut entar turun ke kerongkongan terus ke lambung terus ke usus terus dikeluarin dah kalau udah waktunya—canda Guys—
Ok lanjut, Andra pun merasa aneh dengan Rio, raut wajahnya yang semula biasa-biasa saja dan semenjak pulang mengantarkan adiknya, Echa kemarin, di halaman rumah ia melihat raut wajah Rio yang berbeda dari biasanya,"kan kemaren Lo nganter adek gue pulang. Kenapa muka Lo pas anter adek gue beda banget dari yang biasanya. Gak ada yang Lo lakuin kan ke adek gue,"ucap Andra menatap Rio dengan wajah yang serius
Sebuah tutup botol mendarat mulus tepat di wajah Andra,"setan,"umpat Andra kemudian ia melempar kembali tutup botol itu kepada orang yang melemparinya tadi, Rio adalah orang yang melemparinya
"Muka Lo gak cocok buat serius,"ucap Rio kemudian kembali mengubah raut wajahnya seperti hari-hari biasanya
"Gue serius Lo gak macem-macem kan ama adek gue,"ucap Andra. Walaupun Andra begitu, jika menyangkut orang-orang terdekatnya ia akan menjadi Andra yang berbeda dari biasanya. Ia akan menjadi sosok pelindung. Apalagi jika menyangkut soal Ersya.
"Gak macem-macem cuma satu macem aja Ndra,"ujar Erlan
"Gue serius bengek!"
"Gak, semalem waktu gue berdua sama adek Lo, gue ketemu dia yang bertahun-tahun hilang,"ucap Rio
"Hah! Serius Lo?!"ucap ketiga orang di sana sampai perhatian seluruh pengunjung kantin mengarah kepada mereka
"Iya, jagankan kalian gue aja gak nyangka,"jawab Rio
"Trus gimana?"tanya Ilham
"Ya.. gak gimana-gimana,"jawab Rio
"Harusnya Lo tanya-tanya dia lah,"ucap Erlan
"Udah. Karena saking kagetnya gue, sampe gue gak banyak nanya jadinya,"
"Trus dia masih inget Lo?"tanya Andra
Rio hanya mengangguk sebagai jawaban
"Dia dimana sekarang?"tanya Erlan
"Ada di sini,"
"Maksudnya?"tanya ketiga orang itu
"Athalla,"ucap Rio
"Hah?!"
"Serius? Berarti benar dong dugaan gue,"ucap Erlan
Rio hanya mengangguk sebagai jawaban. Dan mereka bertiga, Andra, Ilham dan juga Erlan juga ikut merasa senang. Akhirnya separuh kebahagiaan sahabat mereka sudah kembali.
**********
Saat ini, Athalla dan kedua sahabat karibnya tengah berda di rooftop sekolah. Athalla masih menunduk menatap ponsel yang berada di tangan kanannyaRIO
|Tha, entar Lo sibuk gak?
|Bunda mau ketemu Lo, bisa gak?Athalla hanya melihat pesan itu dari sebuah notifikasi ponselnya saat ia baru menyalakan data ponselnya, awalnya perasaanya aman damai tentram. Dan sekarang saat ia melihat sebuah notifikasi itu, perasaanya campur aduk. Ia ingin namun, rasanya agak aneh gitu ia sudah lama tidak bertemu dan ada sedikit rasa takut dan juga gelisah.
Kedua sahabatnya, Erik dan Kevan memperhatikan perubahan raut wajah dari sahabatnya itu. Mereka saling bertatap saling bertanya dan Erik mengedihkan bahu menjawab tatapan dan Kevan yang mengandung pertanyaan yang sama di kepalanya
"Kenapa sih La?"tanya Erik
Athalla tidak menjawab namun, ia memperlihatkan notifikasi itu kepada kedua sahabatnya. Dan seakan mereka berdua mengerti Ilham bertanya,"trus kenapa? Kan itu juga yang Lo mau?"
"Iya sih, tapi.. gak aneh aja gitu,"jawab Athalla
"Gak ada yang aneh Athalla. Lo gak mau ketemu mereka?"tanya Erik
"Ya mau tapi ya gitu,"jawab Athalla
"La dengerin, Lo ketemu mereka atau Lo yang bakal kehilangan mereka. Gini ya, ibaratnya sekarang itu hanya satu kali kesempatan gak ada kesempatan lain, jadi pergunakan waktu itu sekarang. Lagian, ini semua yang Lo mau kan?"ucap Erik
Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan Erik, Athalla justru menjawab dengan kekehan,"tumben bijak Lo, abis ngapain?"
"Ini ni teman yang ada akhlak, dinasehatin baik-baik bukannya makasih malah di ketawain,"ucap Erik
"Tapi bener sih si Athalla, Lo abis kena bogem ama Abang Lo?"tanya Ilham
"Yee mana mungkin lah bang Raka bisa bogem gue, palingan duluan dia yang tepar,"ucap Erik dengan nada sombongnya.
Entar diaduin Raka tau rasa lah si Erik. Ya begitulah Erik dia tidak mau kalah, apalagi soal perempuan dan makanan mana mungkin ia ingin mengalah.
"Tapi gue serius La, Lo temuin aja Lo pasti kengen sama bunda kandung Lo kan?"ucap Erik
"Iyalah,"
"Lah situ enak, kemaren malem waktu balek dari rumah Lo, gue disuruh tidur di luar Ama emak gue, tau gara-gara apaan?"ucap Erik yang mulai bercerita tentang kejadian tadi malam
"Mana taulah,"ucap Ilham
"Gak sengaja ilangin Tupperware punya emak gue dan parahnya lagi si bang Raka manas-manasin lagi kesel gue sama tu orang mana bapak gue gak ada di rumah lagi jadi dah gak ada yang belain gue,"ucap Erik dengan wajah memelasnya
"Emang Tupperware emak Lo kemanain?"tanya Athalla
"Kan sore itu gue ke rumah mantan gue nah gue pinjem tu Tupperware punya emak gue tapi gue gak bilang, nah trus tu Tupperware keluapaan kayaknya ato gimana pokonya gue lupa,"ucap Erik kembali menceritakan kejadian yang ia alami
"Salah lo sih,"ucap Ilham
"Kena karma kan Lo, sapa suruh gak bilang dulu,"lanjutnya
Orang ganteng harus sabar, batin Erik sambil mengelus dadanya
"Eh, btw entar malem inget Lo diajak balapan Ama si Dika,"ucap Ilham mengingatkan Athalla
"Lah iya, arenanya juga udah di pesen tu sama si Dika katanya bang Raka. Niat banget sih sumpah,"ucap Erik
"Lah masa sih. Kan gue itu lawan yang istimewa,"ucap Athalla menyombongkan dirinya
"Dasar,"
Kemudian mereka kembali ke aktivitas yang mereka lakukan sebelumnya, yaitu bermain ponsel masing-masing. Dan Athalla, jangan ditanya, ia membalas pesan yang dikirimkan oleh Rio tadi
ATHALLA
Nanti sore di cafe dekat bengkel Akbar|
Lo tahu?|Tak lama kemudian pesan itu terbalaskan
RIO
|iya tahu, entar gue jemput bunda duluATHALLA
oke|~~~~~~~~~~~~~
BersambungSorry for typo... Dan tetap enjoy di cerita ini... Thanks,, see you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ATHALLA
Teen Fiction[SELESAI] "manusia itu bisa menilai keburukan orang lain. Namun, apakah manusia itu bisa menilai keburukannya sendiri?" . . Kisah klasik seorang remaja laki-laki yang hanya bisa mengikuti alur kehidupan yang sudah ditentukan. Mencoba untuk memperbai...