4. Kado dari Rafka

526 60 2
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

***

Bukan harga kado ini yang membuat aku merasa sangat bahagia. Tetapi seseorang yang memberikan kado ini dengan penuh cintalah yang membuat diri ini merasa menjadi perempuan paling beruntung di dunia karena memilikinya.

Diary Sang Bidadari
Rani Septiani

***

Kemarin sore kami menginap di rumah orang tuaku, dan pagi ini Kak Rafka mengantarku pulang lalu tadi ia langsung berangkat ke kantor karena kami sudah sarapan di rumah orang tuaku. Aku masuk ke dalam rumah dan satu hal yang aku rasakan. Sepi. Mungkin ini yang dirasakan Kak Rafka selama ini jika ditinggal ayahnya untuk perjalanan bisnis dan ditinggal ibunya untuk acara arisan dan lain sebagainya. Aku bukan berasal dari golongan Kak Rafka, jadi aku masih belum mengetahui banyak hal tentang kegiatan ibu mertua dan ayah mertuaku. Termasuk mengenai urusan pekerjaan Kak Rafka, aku masih belum banyak mengetahui. Termasuk tadi malam saat Kak Rafka izin kembali ke rumah karena ada file yang tertinggal di rumah dan harus ia periksa untuk meeting hari ini. Tadi malam ia berangkat setelah shalat Maghrib dan kembali pada pukul sepuluh malam.

Aku mengunci pintu utama, lalu naik menuju kamar kami di lantai atas. Saat aku memegang handle pintu, tanganku mengenai sesuatu. Hingga atensiku mengalih pada handle pintu itu. Terdapat pita berwarna merah dan ada surat yang di tempel dengan amplop berwarna merah muda di dekat handle pintu itu. Aku membuka amplop dan mengambil suratnya.

Assalamualaikum, bidadari tercinta.

Niat sudah bulat untuk menjadikanmu istri saya.
Akad nikah pun terlaksana.
Kita akan mengarungi bahtera rumah tangga.
Akan ada berbagai ujian dalam rumah tangga kita.
Semoga kita bisa melaluinya bersama-sama dan tetaplah berada di sisi saya.

Saya bukan lelaki romantis apalagi puitis. Tapi semoga kamu suka hehe. Mari berpetualang bersama. Dengan temukan setiap clue yang ada untuk mendapatkan harta karun :v

Tempat selanjutnya bisa kamu temukan dari huruf awal setiap kalimat di puisi yang saya buat.

Di awal puisi? N-A-K-A-S. Aku terkekeh. Ini menurut aku romantis banget. Jangan bilang tadi malam Kak Rafka mempersiapkan semua ini?

Aku masuk dan menuju nakas berwarna putih itu. Di atas sana ada amplop berwarna merah muda lagi.

Aku ada di suatu tempat, di mana seorang istri selalu berada untuk mengolah sesuatu dengan penuh cinta dengan berbagai peralatan dan bahan yang ada. Saat ini hanya untuk suaminya, kelak untuk anak-anaknya juga.

Suatu tempat? Mengolah sesuatu dengan penuh cinta dengan berbagai peralatan dan bahan yang ada? Dapur kah? Aku coba ke sana aja. Siapa tahu memang benar di dapur. Aku menyimpan sling bag dan tas pakaian. Lalu bergegas menuruni anak tangga. Lalu belok ke kanan untuk masuk ke ruang makan dan berjalan agak ke sana untuk sampai di dapur. Pandanganku tertuju pada lemari pendingin bahan makanan. Di sana terdapat amplop berwarna merah muda lagi.

Selamat anda sudah berada pada level 3. Pecahkan teka-teki ini. Dan temukan harta karunnya. ❤

Ijab qabul terucap dan cincin itu semakin indah karena tersemat.
Di jari manis bidadari saya.
Cinta di hati telah bersemayam.
Pada dia perempuan terjaga.
Yang selalu menundukkan pandangan.

Dia indah karena terbalut hijab.
Segala hal yang dilakukannya selalu membuat saya falling in love.
Dia adalah sosok anak, kakak, istri dan menantu ideal.
Wajah teduhnya selalu menampilkan cahaya.
Bidadariku, jadikan ibu dari anak-anak kita kelak.
Mari bersama-sama kita ajari mereka dengan ilmu Agama.
Jangan lupa untuk selalu bergandengan tangan.
Tetaplah percaya pada saya, dan berada di sisi saya, ujian apapun yang datang.

Diary Sang BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang