6. Ujian Kita

564 56 15
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Saya sedang tidak baik-baik saja. Tetapi, sanggupkah saya memberi tahu kamu akan kegelisahan yang saya rasa?
~Rafka Shaquille Zhafran~

Diary Sang Bidadari
Rani Septiani

***

Dua bulan sudah saya membina rumah tangga bersama bidadari yang selalu membuat saya jatuh hati padanya setiap saat. Namun, sebanyak itu saya merasakan cinta. Sebanyak itu pula kegelisahan merasuk dalam rongga dada. Membuat saya merasakan sesak yang teramat menyakitkan. Kekhawatiran ini tidak pernah saya kira sebelumnya. Mungkin ini yang disebut ujian dalam rumah tangga.

Saya selalu berkata pada dia untuk mengungkapkan apa yang mengganggu pikirannya. Tetapi, kenapa saya sulit melakukan hal yanh sama? Saya hanya tidak ingin menyakiti hatinya karena Nahla memiliki hati yang peka dan sangat perasa. Mungkin juga, dia sudah merasakan kekhwatiran yang saya rasa.

"Kak ... Kak." Saya mendengar seseorang memanggil. Saat akan menoleh dia sudah lebih dulu meraih pundak kanan saya.

Saya terkejut denga kehadiran Nahla yang secara tiba-tiba di ruang kerja ini. Biasanya jam segini dia sudah tidur. Saya tahu, Nahla paling tidak bisa begadang. Baru 2 bulan kami bersama, tapi saya sudah sangat hafal apa saja hal yang disukai dan tidak disukainya. Bahkan kegiatannya setiap jam pun saya sudah hafal karena Nahla adalah tipe orang yang teratur atau terjadwal dalam mengerjakan sesuatu.

"Kak ... Kakak ngelamun ya? Nahla udah panggil-panggil dan ketok pintu tapi nggak ada jawaban. Jadinya Nahla masuk ke sini. Nggak papa kan?" tanyanya tampak ragu.

Saya tersenyum dan mengusap punggung tangannya yang berada di pundak saya. "Kamu kenapa selalu takut seperti itu? Kakak kan sudah bilang apa yang kakak miliki itu milik kamu juga. Begitupun dengan masuk ke ruangan ini, masuk aja kapanpun kamu mau. Kakak nggak masalah. Kenapa belum tidur?" tanya saya. Berharap ia tidak bertanya kenapa saya melamun.

Dia memutar meja kerja dan duduk di kursi depan saya. Dia memainkan tangannya di atas meja, biasanya jika Nahla memainkan tangannya seperti itu karena ada yang membuatnya gelisah. Atau ada yang ingin dia katakan tapi ragu.

"Bicara aja sayang. Ada apa?" tanya saya lagi.

Nahla menundukkan kepalanya, "Emm. Nahla ngerasa Kakak akhir-akhir ini sering ngelamun dan kelihatan nggak bersemangat. Ada hal yang mengganggu pikiran Kakak? Atau Nahla buat sesuatu hal yang nggak Kakak suka? Bilang aja Kak sama Nahla. Nahla nggak bakalan marah. Nahla sedih aja karena sikap Kakak agak dingin akhir-akhir ini." Nahla menjelaskan panjang lebar dengan suara bergetar. Apa yang sudah saya perbuat selama ini? Bahkan saya tidak sadar kalau sikap saya jadi dingin pada Nahla.

Saya menarik napas panjang sebelum bercerita, "Kakak minta maaf sama kamu jika sikap Kakak akhir-akhir ini berubah. Selain karena pekerjaan di kantor yang lagi numpuk, ada sedikit masalah di kantor. Bagian keuangan ketahuan menggelapkan uang kantor dengan jumlah yang cukup banyak. Kakak tidak mempermasalahkan uangnya, tapi berita ini menyebar dan beberapa client membatalkan kerjasamanya dengan kantor kita. Kakak rasa ini masalah kantor dan Kakak nggak ingin membebani pikiran kamu dengan permasalahan ini." Saya masih tidak bisa memberi tahu hal utama yang mengganggu pikiran saya.

"Kita udah sepakat kan Kak untuk saling cerita kalau ada apapun? Tolong cerita sama Nahla. Walaupun Nahla nggak bisa bantu banyak. Tapi setidaknya sedikit beban di pundak Kakak itu berkurang karena cerita sama Nahla. Daripada Kakak pendem sendirian. Maaf, Nahla yang nggak tahu soal masalah Kakak di kantor. Terus langkah apa yang mau Kakak ambil?"

"Masalah penggelapan uang ini sudah ditangani pihak berwajib. Kantor sedang berusaha membangun kepercayaan client. Sudah ada beberapa plan yang kami persiapkan. Jadi kamu nggak perlu khawatir bidadari."

Nahla mengangguk dan tersenyum. "Hanya itu Kak? Atau ada hal lain?"

Haruskah saya memberi tahu Nahla sekarang? Akankah saya menyakiti hati bidadari yang saya cintai? Lidah saya terasa kelu untuk mengatakan itu.

***

Assalamualaikum.
Raniii kembaliii. Ada yang kangen sama cerita ini? 😆
Maaf ya, baru bisa update. 🙏

Ayo main tebak-tebakkan hehe. Kira-kira Rafka sedang ada masalah apa ya?

Tag me on instagram @ranisseptt_ if you share something from this story.

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan yang utama. Jangan lupa shalat tepat waktu yaa.

Diary Sang BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang