2. Rafka Shaquille Zhafran

744 74 5
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Ternyata ini adalah cinta. Bukan perasaan sesaat apalagi hanya sebatas nafsu belaka. Kamu cinta pertama dan terakhir saya.
~Rafka Shaquille Zhafran~

Diary Sang Bidadari
Rani Septiani

***

Jangan lupa untuk membaca surah Al-Kahfi dan perbanyak membaca shalawat yaa.

***

Saya melangkahkan kaki masuk ke dalam kantor. Beberapa karyawan yang berpapasan tersenyum dan beberapa lagi ada yang menyapa. Pada beberapa kesempatan saya akan bersikap tegas. Namun, ada kalanya saya akan bersikap ramah dan santai. Saya bukan orang yang gila jabatan apalagi gila hormat. Cukup perlakukan orang dengan sebaik yang kita bisa dan hargai mereka. Maka mereka pun akan memperlakukan kita dengan baik, menghargai, dan akan menghormati tanpa kita minta. Tetapi saat orang lain tidak memperlakukan kita dengan baik, jangan membalas perlakuan tidak baik mereka itu.

Saya keluar dari lift dan menuju ruangan. Ruangan saya terletak di lantai 30, lantai paling atas dari kantor ini. Bekerja menjadi seorang CEO diusia yang masih terbilang muda untuk ukuran seorang CEO memang tidak selalu berjalan mulus. Perusahaan properti ini adalah milik kakek dan ayah. Dulu saat ayah menikah dengan ibu, ayahnya ibu atau kakek saya bekerja sama dengan ayah untuk mendirikan perusahaan ini dari 0. Perusahaan ini diwariskan pada ayah karena kakek merasa ayah yang pantas untuk melanjutkan perjuangannya. Dan, kini perusahaan ini diwariskan pada saya. Ayah memang sudah mewanti-wanti sejak dulu kalau saya harus melanjutkan bisnis ini. Ditambah lagi saya memang memiliki ketertarikan lebih pada bidang bisnis hingga akhirnya saya memutuskan untuk menempuh pendidikan pada bidang manajemen bisnis tanpa paksaan sedikit pun.

Ting

Bidadari ❤
Assalamualaikum, Kak.
Jangan lupa shalat dhuha yaa. Nanti siang Nahla ke kantor buat anter makan siang Kakak. Semangat kerjanya suamikuu. 😍

Nahla. Seorang perempuan yang berhasil membuat hati saya bergetar saat pertama kali menatap matanya. Pada saat itu saya masih berusia 18 tahun dan Nahla masih berusia 16 tahun. Saya pikir itu hanya cinta sesaat pada masa putih abu-abu. Namun, ternyata perkiraan saya salah. Pada saat itu, saya merasakan jatuh cinta untuk pertama dan terakhir kalinya. Hanya pada seorang gadis lugu bernama Nahla.

Beberapa rekan bisnis ada yang menyayangkan saat saya memilih menikahi Nahla. Mereka berpendapat, seorang CEO seperti saya itu lebih serasi jika menikah dengan anak pak Bayu, yaitu Nia. Karena pak Bayu adalah pemilik perusahaan tekstil dan banyak rumor beredar kalau anaknya menyukai saya. Tetapi tekad saya sudah bulat dan tanpa ragu untuk menjadikan Nahla istri dan kelak ibu dari anak-anak kami. Di dalam sebuah hadist juga disebutkan kalau dianjurkan untuk memilih wanita yang beragama.

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, atau agamanya. Pilihlah wanita yang beragama, niscaya kamu tidak akan menyesal." (HR. Muslim).


Nahla memang bukan dari golongan menengah ke atas dari segi ekonomi. Tetapi dia berasal dari keturunan baik-baik, dia juga memiliki paras yang begitu cantik sehingga membuat saya sangat betah bila berlama-lama menatap wajahnya, dan yang terpenting pemahaman Nahla tentang Agama sangat baik. Berbeda dengan Nia karena dia belum menutup auratnya. Jika perintah Allah saja dilanggar, bagaimana dia mematuhi saya nantinya sebagai seorang istri? Ditambah lagi, saya tidak memiliki perasaan pada Nia. Saya tidak bermaksud membandingkan antara Nahla dan Nia. Tetapi pertimbangan itulah yang saya lakukan dalam mencari calon istri.

Rafka
Waalaikumussalam, sayang.
Iyaa nanti jam 8 Kakak shalat dhuha. Kamu juga jangan lupa shalat dhuha. Kakak tunggu di kantor. Dan hati-hati nyetir mobilnya. Nggak usah ngebut. I love you. ❤

Saya terkekeh membaca chat yang saya tulis untuk Nahla. Ini pertama kalinya dalam hidup saya menyebut I love you pada wanita selain pada ibu. Sensasinya membuat bibir saya ingin terus tersenyum dan jantung yang berdebar-debar. Bahagia sekali dan saya sangat bersyukur memiliki Nahla.

Saya jadi teringat saat dulu saat memperjuangkan Nahla. Pada saat itu saya berusia 22 tahun dan Nahla masih berusia 20 tahun. Pada saat itu dia masih kuliah semester 4. Dan pada saat itulah saya langsung mendatangi rumah orang tua Nahla untuk mengajak Nahla ta'aruf. Sebenarnya saya berniat langsung melamar Nahla saat dia sudah wisuda. Tetapi niat itu saya batalkan dan saya percepat karena saya mendapat kabar kalau teman sekelas Nahla saat SMA dulu berniat untuk melakukan ta'aruf dengan Nahla. Sehingga saja bergerak lebih cepat agar tidak keduluan.

Drrtttttt

"Assalamualaikum, Bu."

"Waalaikumussalam. Rafka, Ibu dapat kabar dari sekretaris kamu katanya kamu sudah masuk kerja mulai kemarin? Benar?"

"Iyaa benar, Bu. Kenapa memangnya?"

"Rafka Rafka. Ibu kan sudah bilang, kamu itu harusnya langsung honeymoon. Ibu sudah tidak sabar ingin gendong cucu. Kalau perlu kalian ikut program bayi kembar biar Ibu langsung dapat dua cucu." Ibu menjelaskan dengan semangat sekali.

"Pekerjaan Rafka di kantor menumpuk, Bu. Untuk honeymoon bisa ditunda sampai nanti Rafka udah nggak sibuk. Dan, Nahla juga mengerti." Saya berusaha menjelaskan pada Ibu.

"Ibu tidak mau mendengar penolakan dan nggak ada yang ditunda-tunda. Pokoknya minggu ini kalian harus berangkat honeymoon. Biar Ibu yang mengurus semua keperluan tiket, penginapan, dan transportasi. Kalau perlu honeymoon ke luar negeri aja. Korea selatan? Turki? Dubai? Prancis? Swiss? Italia?"

"Ya sudah kalau begitu. Nanti Rafka dan Nahla berangkat minggu ini. Nanti biar Rafka aja yang mengurus, Bu. Kemarin Nahla inginnya ke Bali atau Raja Ampat di Papua Barat. Nanti Rafka diskusikan dulu dengan Nahla ya."

"Ya sudah kalau gitu sekalian aja di Bali atau Raja Ampat beberapa hari. Terus dilanjutkan ke luar negeri. Jadi kamu pilih dua tempat. Nanti setelah memilih kabarin Ibu. Ibu yang mengurus. Dan Ibu nggak nerima penolakan. Titip cucu yang manis seperti Nahla. Assalamualaikum."

Tut

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Saya hanya bisa tersenyum sembari menggelengkan kepala. Ternyata ibu sudah tidak sabar ingin mengendong cucu. Maklum saja, saya adalah anak tunggal. Jadi dulu pada saat saya menyampaikan niat ingin menikahi Nahla, orang tua saya sangat mendukung.

Oke. Karena ibu sudah meminta cucu. Maka tidak akan kami tunda. Saya harus mencari tahu negara mana yang ingin Nahla kunjungi karena kalau saya tanya langsung, pasti dia akan menjawab, "Nahla terserah Kakak aja yang mana baiknya."

***

Seharusnya part ini update hari Kamis kemarin. Tapi baru update hari ini. Maaf ya. 🙏
Karena part ini baru selesai saya ketik.

Terima kasih yang sudah mampir. Jangan lupa masukkan cerita ini ke perpustakaan dan reading list SHR yaa. 💙
Jazakumullah khairan. 😊🙏

Tag me on instagram @ranisseptt_ if you share something from this story.

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan yang utama. Jangan lupa shalat tepat waktu yaa.

Diary Sang BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang