9. Jatuh Cinta Lagi?

682 50 4
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

***

Saat kamu menyadari perasaan yang tak seharusnya ada, pada saat itu pula kamu sudah menyakiti hati seseorang yang tak berdosa atas cinta yang kamu rasa. Bahkan dia adalah seseorang yang tidak tahu apa-apa tentang perasaanmu, tetapi akan merasakan dampak yang luar biasa mengguncang hati dan kepercayaannya padamu.

Diary Sang Bidadari
Rani Septiani

***

Semua pekerjaan di kantor terbengkalai, saya tidak bisa fokus mengerjakan apapun. Pikiran saya tertuju pada Nahla. Sebenarnya ada apa? Akhir-akhir ini Nahla tampak lebih murung, dan tidak fokus jika diajak berbicara. Kantong matanya tampak menghitam, menandakan dia tidak tidur dengan waktu yang cukup. Tatapan matanya juga kadang kosong, seperti ada sesuatu yang membebani pikirannya.

Saya yang sedang duduk di kursi ruang kerja pun bangkit. Menyibak gorden dan memperhatikan langit yang gelap, tidak ada bintang. Sepertinya akan turun hujan. Kenapa suasana malam ini mendukung keadaan hati saya yang tidak menentu? Seperti ada perasaan dilema, jujur sebenarnya pertanyaan tentang apakah saya sudah mempunyai anak itu mengusik pikiran saya akhir-akhir ini. Jika sudah menikah, siapa yang tidak ingin mempunyai anak? Pasti setiap pasangan ingin memiliki anak, termasuk saya dan Nahla. Doa dan ikhtiar sudah kami lakukan, tetapi mungkin memang belum waktunya kami memiliki buah hati.

Apa pertanyaan ini juga yang mengusik pikiran Nahla hingga dia jadi seperti ini? Padahal sudah saya tegaskan berkali-kali kalau saya tidak peduli dengan pertanyaan mereka dan tidak perlu memikirkan pertanyaan mereka. Tapi, namanya juga perempuan yang memiliki hati sangat perasa, pasti pertanyaan itu tetap mengusik pikirannya.

Saya menutup gorden, mengambil smartphone berlogo apple di meja dan berjalan menuju sofa. Saya merebahkan tubuh di sana, sekarang fisik dan pikiran saya jadi ikut lelah. Niat saya tadi ingin mengerjakan pekerjaan kantor yang sempat tertunda, tapi pikiran saya sedang tidak fokus. Mana bisa saya mengerjakan sesuatu apalagi pekerjaan kantor dalam kondisi seperti ini.

Saat membuka galeri, mata saya tertuju pada foto saya bersama Nia. Sebentar ini foto kapan? Pikiran saya berusaha mengingat dan ... saya ingat. Ini foto sekitar dua bulan yang lalu saat makan siang bersama Bayu dan ternyata Nia ikut bergabung bersama kami. Saya tersenyum saat mengingat senyum Nia yang indah. Kenapa dia semakin cantik? Atau hanya perasaan saya saja? Lalu mengapa jantung saya berdebar seperti ini?

Kenapa perasaan ini sama seperti ketika saya dulu jatuh cinta pada Nahla? Apa sudah jatuh cinta pada Nia? Saya segera bangkit dan bersandar di sofa. Tangan kanan saya mengusap wajah berkali-kali sembari mengucap istighfar. Tidak mungkin saya mencintai dua wanita sekaligus dalam waktu yang bersamaan.

"Saya hanya cinta pada Nahla ... ya benar ... saya cinta pada Nahla, bukan pada Nia."

Saya berjalan dengan cepat menuju kamar, membuka pintu dengan pelan. Takut kalau Nahla sudah tidur dan terganggu dengan kedatangan saya yang rusuh. Setelah menutup pintu, saya melihat ke atas ranjang. Nahla sudah terlelap, membuat bibir saya tersenyum. Saya pun berjalan mendekatinya dan duduk di sisi ranjang. Wajahnya begitu tenang dan damai saat tidur membuat ada rasa lega di hati saya. Apa selama ini dia tidak tidur dengan nyenyak? Apa saat saya terlelap, dia terbangun dan tidak bisa tidur lagi? Kapan terakhir saya menatap wajahnya saat tertidur seperti ini? Dulu saat baru menikah ... menatap wajah damai Nahla saat tidur adalah hobi saya. Dan pada saat itulah saya merasa kalau saya selalu jatuh cinta pada Nahla ... lebih tepatnya setiap kali saya menatap wajahnya dan merasakan ketulusan cinta Nahla itulah saya merasa jatuh cinta padanya. Kenapa kini perasaan itu juga saya rasakan saat menatap Nia?

Arrgghh ... kenapa saya malah kepikiran Nia? Sebenarnya akhir-akhir ini saya sering komunikasi dengannya. Bukan membahas hal tidak penting, tapi kami membahas soal bisnis. Nia akan memulai bisnisnya dan dia meminta bantuan saya untuk membimbing. Tidak mungkin saya tolak kan? Jadinya, saya mengiyakan permintaannya. Tidak bisa dipungkiri, setelah membahas kerjaan pasti akan membahas hal lain tapi itu tidak sering.

Ting

Nia
Gue ganggu gak nih? Atau lo udah tidur?

Saya tersenyum, padahal tadi sedang uring-uringan. Apa iya saya sebenarnya sedang menunggu chat dari Nia? Karena seharian ini dia belum menghubungi saya.

Rafka
Belum. Kenapa?

Nia
Gue gak bisa tidur dan gue laper. Tadinya mau ngajak lo jalan dan makan di luar

Aku melirik jam di dinding dan ini menunjukkan pukul 11 malam. Tumben sekali dia mengajak makan jam segini. Ingin menolak, tapi kasian dia kelaparan. Kalau saya mengiyakan, nanti saya bilang apa pada Nahla?

Rafka
Sudah malam. Memangnya di rumah kamu tidak ada bahan makanan untuk dimasak?

Nia
Gue di apartemen. Heh! Lo lupa ya kalo gue gak bisa masak? 😬

Saya menepuk dahi, ya itulah Nia. Wanita karir dengan segala pencapaian yang gemilang. Hanya dua kekurangannya, tidak bisa masak dan belum menutup aurat.

Rafka
Saya tidak bisa kalau keluar jam segini. Kamu delivery saja dari restoran yang dekat apartemenmu

"Kak?"

"Astaghfirullah." Saya terkejut karena dipanggil secara tiba-tiba, bahkan ponsel saya sampai terjatuh. Untung saja jatuhnya di atas kasur.

"Kakak belum tidur?" tanya Nahla sembari menutup mulutnya karena menguap.

"K-kakak ... oh ini baru mau tidur." Saya menggaruk kepala yang tidak gatal. "Kakak ganggu tidur Nahla ya?"

Kenapa saya jadi grogi seperti ketahuan selingkuh? Tidak ... tidak. Saya dan Nia tidak selingkuh. Kami hanya berteman biasa saja, tidak lebih.

Nahla menggelengkan kepala. "Nggak ganggu. Kakak kenapa gugup? Kakak mau makan kah? Kalo mau makan, Nahla buatkan makanan atau mau minuman hangat? Biar fokus kerjanya."

"Kaget aja. Nggak usah sayang. Kakak mau istirahat aja soalnya ngantuk juga."

Nahla tersenyum dan mengangguk. Mana tega saya menyakiti istri sebaik Nahla. Saya tegaskan pada diri saya sendiri, bahwa hanya Nahla wanita yang saya cintai dan hanya Nahla yang akan saya cintai.

***

Assalamualaikum.
Lama saya tidak menyapa di cerita ini? Ada yang kangen nggak nih? Wkwk
Bagaimana nih menurut kalian part ini?
Aduh Rafka, jangan aneh-aneh deh. Udah ada istri terbaik, yaitu Nahla. Udah ya Rafka jangan nyari wanita lain. Awas aja wkwk. 😭😆

Gimana? Next?

Tag me on instagram @ranisseptt_ if you share something from this story.

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan yang utama dan shalat tepat waktu yaa.

Diary Sang BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang