22. Puncak Kejayaan

2K 136 26
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

***

Ujian seorang istri ketika harus menemani suaminya dari nol dan belum punya apa-apa. Ujian seorang suami ketika berada di puncak kesuksesannya, apakah tetap setia atau mendua. Ingatlah siapa yang menemani perjuangan masa sulitmu, maka dialah yang berhak atas masa bahagiamu.

Diary Sang Bidadari
Rani Septiani

***

Rafka yang hendak membelokkan mobil ke garasi berhenti sebentar di depan rumah, melihat gorden di setiap kamar yang terbiasa terbuka kini tertutup semua. Bahkan rumahnya tampak seperti rumah kosong yang ditinggal pemiliknya.

Pikirannya berkelana, ada apa sebenarnya? Apa dirinya benar-benar telah membuat kesalahan? Atau Nahla nekat pergi dari rumah tanpa sepengetahuannya. Segala pertanyaan berkeliaran di dalam pikirannya. Tanpa sadar tangan kanannya memukul stir, membuka seat belt, lalu membuka pintu mobil. Setengah berlari Rafka mengendorkan dasi di lehernya, melepas jas lalu menyampirkan di lengan kiri. Rafka juga menggulung lengan baju kanan dan kirinya.

Dengan perasaan campur aduk, Rafka memegang gagang pintu mewah itu. Menarik napas lalu mengembuskan secara kasar.

Krett

Pintu terbuka dan di dalam rumah sangat gelap semakin membuat Rafka merasa sesak karena khawatir pada istri tercintanya.

"Assalamualaikum. Nahla," teriak Rafka karena biasanya setiap pulang kantor, Nahla sudah duduk di sofa ruang tamu atau berada di balik pintu bersama Pasha untuk menyambut kedatangannya. Berbeda dengan hari ini.

"Waalaikumussalam. Surprise." Suara teriakan itu terdengar kompak menyapa indera pendengaran Rafka, bertepatan dengan semua lampu menyala.

Rafka keheranan di ruang tamu banyak sekali balon dan hiasan, ada orang tuanya dan orang tua Nahla. Mata Rafka terfokus pada rangkaian balon huruf yang bertuliskan SELAMAT MENJADI AYAH. Rafka mengerutkan kening, masih bertanya-tanya ada apa sebenarnya. Walau hatinya kini merasa hangat dan bahagia melihat Nahla sedang tersenyum bahagia ke arahnya, sebuah senyum yang hilang saat Nahla mengetahui Rafka berselingkuh, buru-buru Rafka menghilangkan ingatan itu.

Nahla berjalan menghampiri Rafka dengan kedua tangan berada di balik tubuh mungilnya. Rafka tersenyum, menatap penuh selidik.

"Nahla punya kado spesial buat Kakak."

"Apa itu sayang? Kakak kan lagi gak ulang tahun."

"Kakak merem deh."

Rafka menurut. Pertama-tama tangan kiri Nahla mengambil jaket di lengan kiri Rafka. "Coba mana kedua telapak tangan kakak."

Rafka merentangkan kedua tangannya dan mengarahkan telapak tangannya ke atas. Nahla merapatkan tangan kanan dan kiri Rafka lalu menaruh kotak kado berbentuk hati di tangan Rafka.

"Kakak buka mata sekarang terus buka kadonya."

Rafka melihat kotak kado di telapak tangannya, lalu menatap wajah Nahla mencoba mencari bocoran apa isi dari kotak kado itu.

"Ayo Nak buka kadonya." Dahli memberi instruksi membuat Rafka menganggukkan kepala.

Tangan kanan Rafka membuka tutup kado itu dan matanya langsung tertuju pada dua garis merah yang ada di test pack. Dengan tangan gemetar, Rafka mengambil test pack dan melihat dari dekat. Rafka menatap Nahla dan langsung membawa Nahla ke pelukannya.

Diary Sang BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang