06 • Expostulation

419 100 374
                                    

Update special 1K reads and 300 votes!❤


Update special 1K reads and 300 votes!❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sayang seribu sayang, angan-angan Yoongi untuk mendesak sang Kepala Sekolah agar mengakui seluruh dosa yang telah diperbuatnya—ya, Yoongi memang agak sedikit terlalu melebih-lebihkan— lagi-lagi harus tertunda sebab ternyata pria tambun itu tengah dinas keluar kota selama tiga hari lamanya.

Yang artinya Yoongi baru bisa melaksanakan keinginannya pada hari Kamis, dan tentu dalam kurun waktu kurang-lebih lima puluh lima jam dari sekarang akan terasa begitu lambat. Apalagi kasus Miki ini harus secepatnya dicari penyelesaiannya, sebab Yoongi sendiri tak tahu sebenarnya berapa lama lagi waktu yang ia miliki sampai kemungkinan terburuk yang bahkan tak pernah mau ia bayangkan akan benar-benar terjadi; kehilangan Choi Miki untuk selamanya.

"Sabar Yoon. Lebih baik kini kita coba hubungi Cenayang Gong dan berusaha menguak informasi lain darinya terlebih dahulu, daripada sisa waktu yang semakin menyempit ini tersia-siakan dengan menunggu tidak jelas." usul Namjoon pada Yoongi yang masih setia memberengut sebal.

Kekesalan bercokol di hati Yoongi sebab tadi ketika mereka mencoba meminta bantuan sang Wakil Kepala Sekolah yang tentu bertugas menggantikan posisi Kepala Sekolah sementara selama pria itu bertugas di luar, untuk memperlihatkan pada mereka berkas yang diinginkan tentang Miki, namun wanita paruh baya itu tak mengabulkan keinginan mereka. Ia sepertinya malah menganggap remeh dan mengira Yoongi tengah bermain-main sehingga ia tak sedikit pun mau mendengarkan.

Sungguh, Yoongi rasanya dongkol bukan main, mengapa sih wanita tua kurus itu seenaknya saja meremehkan bahkan menganggap permasalahan orang lain begitu sepele. Oh astaga, ayolah. Yoongi juga tak memiliki waktu untuk bermain-main saat ini, mana sempat pemuda pucat itu berbuat iseng dengan memohon-mohon sesuatu yang tidak ada gunanya sama sekali. Sebenarnya alat berpikir wanita itu ada di tempatnya atau tidak?

"Yoongi, sudahlah. Kini kita usahakan saja dulu saranku. Lupakanlah sejenak kekesalanmu pada wanita itu." Namjoon masih berusaha memadamkan api kemarahan Yoongi yang entah bagaimana caranya bisa lebih sulit untuk ditangani dibandingkan dengan kobaran api yang melalap habis benda-benda di ruang musik dua hari lalu.

Pemuda Min itu akhirnya mengangguk setuju seraya menghembuskan napas kasar, agaknya masih sulit mengendalikan amarah yang setia bercokol di dalam dada.

"Aku tanya Appa-ku dulu mengenai Cenayang itu." Setelahnya Yoongi berkutat dengan layar ponselnya demi memulai percakapan dengan sang Ayah perihal Cenayang Gong.

Namjoon yang terduduk di sisi kawannya itu hanya terdiam menunggu dengan perasaan yang sedikit tidak nyaman, pemuda berlesung pipi itu tahu bahwasanya Yoongi tengah menanti penjelasannya perihal ceruk bibir Hoseok yang tergesa ia bungkam dengan mandu di saat lelaki Jung itu belum menyelesaikan kalimatnya yang tentu telah menyambangi rungu Yoongi dan menimbulkan tanda tanya di benak si lelaki Min.

Give It (back) To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang