Hooray! Selamat Uri Bangtan telah menyabet piala MMA dan MAMA! Anggap aja update-an ini sebagai sebuah perayaan kecil, hehe💜💜💜
•••
Katanya, kebohongan itu adalah sesuatu hal yang repetitif. Seseorang takkan mungkin hanya pernah berbohong satu kali saja dalam seumur hidupnya.
Sekali saja menyuarakan sebuah dusta, maka yang terjadi setelahnya adalah dusta lain akan turut diucapkan demi menutupi kebohongan yang sebelumnya.
Hingga akhirnya kebohongan akan membelenggu seseorang, bagaikan lingkaran setan. Sebab jika kebohongan telah terangkai, akan sangat sulit untuk mengatakan kejujuran tanpa merusak tatanan skenario yang telah dibuat berlandaskan kebohongan tersebut.
Maka kini Yoongi sangat yakin bahwa setelah begitu banyak kebohongan yang terangkai dan terucap dari belah bibir Namjoon, pasti mudah saja bagi pemuda itu untuk mengutarakan kebohongan-kebohongan lainnya.
Oleh sebab itu Yoongi memutuskan untuk menguji seberapa hebat sahabatnya itu dalam merangkai kebohongan.
"Kalau begitu jelaskan padaku mengapa undangan ini bisa berada di tanganmu." Yoongi mengacungkan sebuah undangan yang didominasi warna merah muda dan putih.
"Segitunya kau mencurigai aku? Oke, fine." Namjoon bersedekap, terlihat begitu angkuh di mata Yoongi. "Jadi kami bertukar nomor, dan undangan itu dia kirimkan untuk kita. Puas?" Dari .ekspresi wajahnya kita tidak akan pernah menyangka bahwa ia tengah berbohong.
Pemuda Min itu berdecih muak melihat kepercayaan diri Namjoon saat ini, seolah yang lelaki itu ucapkan murni fakta tanpa sedikit pun bumbu dusta.
"Apa alasannya? Kenapa dia perlu repot-repot mengundang kita?" Tatapan tajam Yoongi menghunus Namjoon.
"H-how do I know?!" Yoongi menyeringai, rupanya kini Namjoon sudah mulai tersudutkan.
"Masih terlalu banyak orang lain yang menjadi prioritasnya. Apalagi dia itu seorang dokter, kenalan dan rekannya saja sudah begitu banyak, bukan?" Yoongi menaikkan alisnya menantang. I got you! batinnya bersorak senang.
"Kenalan sebatas lalu, apalagi yang baru dikenal seperti kita seharusnya tidak perlu repot-repot diundang." tambahnya kala sang lawan bicara masih membisu.
Namjoon hampir mati kutu dibuatnya, sepersekon pemuda itu terlihat gelisah dengan menggigit bibirnya, namun beberapa detik setelahnya ia kembali terlihat tenang.
"Mana aku tahu sih, Yoon? Lagipula bukankah ini bagus? Kita jadi bisa mencari tahu tentangnya lebih jauh, bukan?" Namjoon kembali tersenyum simpul, hingga menampakkan lesung pipitnya.
Yoongi mendengkus kesal, alasan sahabatnya itu cukup masuk akal memang, dan Yoongi bisa saja memercayainya. Tetapi itu semua baru akan terjadi jika ia belum mengetahui kebenarannya.
Mau tak mau, pemuda Min itu harus kembali memutar otak demi membuat Namjoon merasa terpojok lagi dan lagi. Sampai si pengkhianat berselubung status sahabat itu mengatakan kejujuran.
"Bagus?" Yoongi mendengkus. "Kau sudah gila? Apa yang bagus dari semua ini? Kim Seokjin akan menikahi Miki-ku!" hardiknya penuh amarah.
"A-ah, bukan begitu maksudku." sanggah Namjoon.
Yoongi memutarkan bola matanya muak. Mana mungkin bukan itu maksudnya, tentu saja sebagai adik, Namjoon akan mendukung sang kakak kesayangan, bukan? cemooh Yoongi di dalam hatinya, berusaha menahan angkaranya selagi memikirkan bagaimana caranya membuat Namjoon mau membuka mulut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Give It (back) To Me
FanfictionMengungkap misteri di balik kematian Choi Miki yang janggal dan tak masuk akal. Serta berupaya mengembalikan kehidupannya yang direnggut begitu saja oleh oknum sinting demi memenuhi obsesi gilanya. Mystery-Romance-Supernatural (Season 2 of Me, Piano...