29 • Familiar Spirit

104 24 0
                                        

We were close to the final chapter! Buckle up and get ready!

⚠️Warn! Long chapter! Prepare your heart and mind!⚠

•••

Banyak yang berpendapat bahwa sesungguhnya kehidupan itu serupa wahana rollercoaster yang membawa penumpangnya naik-turun mengecap manis-pahitnya kehidupan, dibumbui sederet peristiwa-peristiwa tak terduga serta pelik yang tanpa henti menguji kesabaran, bahkan tak pelak merenggut kewarasan.

Yoongi tahu itu, dia memahaminya, dia pun memiliki pendapat serupa, bahwa apa yang terjadi di dalam hidup ini memang tidak ada yang bisa diprediksi, jangankan hari esok, satu jam bahkan satu detik ke depan pun tak ada yang bisa menduga. Namun tidak semengejutkan ini juga, terus datang bertubi tanpa memberinya jeda untuk sekadar menghirup napas barang sejenak.

Masih dengan keadaannya yang seolah berada di ambang sisa kesadaran serta kewarasan setipis kertas yang bisa robek atau hancur kapan saja, seorang maid menyampaikan bahwa barusan ada telepon dari informan Yoongi yang mengatakan jika paman Miki, Kwak Hae Sung, baru saja meninggal dunia, menyusul sang istri yang telah lebih dulu pergi satu setengah tahun lalu.

Pernyataan tersebut sontak membuat si pemuda Min dan Madam Gong saling bertukar pandang dengan netra yang sama-sama membelalak akibat kejut listrik yang seketika menjalari seluruh tubuh. Meninggal dunia? Tidakkah ini terlalu mendadak?

Sesungguhnya bukan hal aneh jika cepat atau lambat Kwak Haesung mengembuskan napas terakhirnya, sebab memang sebelumnya pria paruh baya itu tengah koma. Dan Yoongi pun masih ingat betul perbincangannya dengan si sialan Kwak Hawoon, anak semata wayang paman dan bibi Miki yang dengan entengnya mengatakan jika ayahnya tengah sekarat, di ambang kematian.

Bahkan tak sedikit pun bersedih tatkala mengudarakan, "Memangnya ada perlu apa? Nanti jika dia masih diberi kesempatan hidup akan kuberitahukan padanya." Sungguh, kala itu Yoongi ingin sekali melayangkan tinjuannya tepat di detik yang sama, tetapi ia tahan hingga akhirnya meledak saat pemuda kurang ajar itu berbicara semakin melantur perihal Miki-nya.

Namun itu semua saja sudah janggal. Yoongi yakin jika paman Miki sekarat bukan karena penyakit atau umurnya, melainkan akibat perbuatan si gadungan gila. Pasti ini rencananya, membasmi orang-orang yang terlibat atau mengetahui identitasnya di masa lalu, agar bukti serta saksi mata lenyap dan terhapuskan, sedangkan kejahatannya bisa terus berjalan mulus hingga bertahun kemudian, bahkan sampai akhir hayatnya.

Tetapi tidak semudah itu, karena kini ada Min Yoongi yang telah mengendus kejanggalan lima tahun lalu, dan bertekad mematahkan harapan si gila yang berlaku bak Tuhan itu. Yoongi berjanji dia akan membawa Choi Miki-nya kembali, kehidupan seseorang itu tidak bisa seenaknya direnggut begitu saja sepert ini.

Seolah pemuda Min itu baru saja terlahir kembali menjadi sosok yang begitu kuat tak terkalahkan, berbeda jauh dari dirinya sendiri lima menit lalu yang begitu lemah dan frustrasi bak seseorang yang kehilangan kewarasan. Suara dan tampangnya teramat tegas kala menyuarakan perintah-perintah yang langsung dilaksanakan oleh seluruh bawahannya.

Selepas mengumpulkan seluruh isi otaknya yang berserakan tak keruan akibat hantaman ombak kenyataan super pahit yang menerpanya, kini Yoongi telah kembali berdiri tegak di atas kakinya sendiri. Sebab dia tahu tak ada yang bisa menopangnya selain tekad dan kemauannya sendiri, tak ada yang bisa dipercayainya, dan dialah satu-satunya pilar penyangga harapan bagi Choi Miki, maka dia harus kuat.

Tanpa bertukar satu kata pun apalagi berdiskusi, si pemuda Min dan Madam Gong seolah sudah memahami isi otak masing-masing serta apa yang harus segera dilakukan. Keduanya tergesa beranjak keluar rumah lantas memasuki mobil, mendatangi rumah duka di mana Kwak Haesung akan dikremasi adalah opsi terbaik saat ini.

Give It (back) To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang