19 • Take Over

178 62 3
                                    

Don't forget to vote!⭐

•••


"Tunggu, jadi maksudmu... kalian ada janji temu? Dan yang tadi itu kau memang sengaja ingin membuatku melihatnya?"

"Yap Hyung. Tepat sekali. Bagaimana menurutmu?" jawab Yeonjun terlihat antusias.

Yoongi tercenung selama beberapa saat.

"Hyung?"

"Astaga... Choi Yeonjun, kau punya rencana apa memangnya? Kau tidak tahu saja aku hampir mengacak-acak seisi kafe tadi karena emosi melihat mereka." Yoongi tak habis pikir, dengan frustrasi ia mengusak surai hitamnya kasar hingga berantakan.

"Aku... maafkan aku, Hyung. Aku hanya ingin memperlihatkanmu si Noona 'palsu' bersama kekasihnya."

Yoongi mengangguk-angguk, "Ya, ya. Tak apa. Omong-omong aku ingin tahu bagaimana kau bisa mengetahui bahwa dia bukanlah Noona-mu yang sebenarnya?"

Yeonjun mendengkus, "Hyung bercanda?"

Pemuda Choi itu begitu merindukan sosok Miki. Yang ada di benak Yeonjun ketika mengetahui bahwa ia telah kehilangan kedua orang tuanya dalam perjalanan mengantarnya studi di luar negeri hanyalah sang kakak.

Betapa ia menantikan saat-saat untuk bisa bertemu kembali dengan kakak perempuan kesayangannya itu. Namun apalah daya ketika bersua kembali, yang dirasakannya ialah perasaan asing. Seolah-olah mereka berdua tak pernah mengenal sebelumnya. Sekali lagi Yeonjun berusaha mengerti dan memahami kenyataan bahwa kakaknya itu sempat mengalami kecelakaan yang sayangnya membuat ingatannya hilang sebagian, yang memungkinkan dirinya terasa asing.

Hingga lama-kelamaan Yeonjun semakin yakin bahwa yang ada di dalam raga Choi Miki bukanlah kakaknya. Yeonjun berani bersumpah, walaupun ia sempat terpisah cukup lama; tujuh tahun. Namun ia tahu betul bahwa sorot matanya, kebiasaan dan kasih sayangnya benar-benar berbeda. Dan itu bukanlah Choi Miki yang dikenalnya. Itu adalah orang lain.

Mendengar seluruh cerita Yeonjun, Yoongi memahami bahwa tentunya mudah bagi Yeonjun membedakan gadis itu. Bagaimanapun ini tentang kakak kandungnya, kakak tersayangnya.

"Kau benar. Maafkan aku. Tenanglah, aku akan mempertemukanmu kembali dengan Miki Noona." Yoongi menepuk-nepuk pucuk kepala dan bahu Yeonjun.

"Hyung janji?!" pekik pemuda Choi itu penuh semangat.

Yoongi tertawa, betapa menggemaskannya calon adik iparnya ini. "Tentu saja."

"Sebelum itu kita harus menyusun rencana untuk membalas mereka."

"Harus! Aku takkan membiarkannya semakin berbahagia di atas penderitaan Noona. Kita harus membuatnya menanggung seluruh perbuatannya, bahkan menderita hingga sekarat." ujar Yeonjun berapi-api.

"Tapi ingat, kita tak boleh tergesa-gesa ataupun membuatnya curiga. Sebab kalau sampai si gadungan itu tahu bahwa kita mencurigainya, atau bahkan telah mengetahui jika dia itu palsu, maka keselamatan Miki Noona akan terancam. Kau paham maksudku, 'kan?"

"Tentu. Dia pasti tidak akan tinggal diam. Seluruh hal yang mengancam kelangsungan rencananya akan dia singkirkan tanpa terkecuali." Berinteraksi selama setahun belakangan ini membuat Yeonjun kurang-lebih memahami isi kepala Noona 'palsu'-nya yang penuh ambisi gila itu.

"Kau benar. Bisa jadi kita ikut terkena imbasnya, atau hanya Miki Noona saja yang menjadi incarannya. Maka dari itu kita harus melindungi Miki Noona bagaimanapun caranya."

"Apapun akan kulakukan, Hyung. Bahkan jika itu artinya aku harus mempertaruhkan nyawaku sekalipun." ucap Yeonjun penuh keteguhan.

Yoongi menyetujuinya, tentu ia pun juga akan mempertaruhkan seluruh jiwa dan raganya hanya untuk Miki. Keduanya pun mulai menyusun rencana pertama mereka. Yeonjun dan Yoongi sama-sama memaparkan ide masing-masing; rencana seperti apa yang akan mereka lakukan kedepannya.

Give It (back) To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang