Ini sudah memasuki hari ke-4 dan serangkaian perlombaan akan segera berakhir hari ini. Banyak hal tak terduga yang terjadi selama 3 hari terakhir.
Hari pertama, Guanlin diberi sanksi karena dua kali mendorong pemain tim lawan. Jaemin juga gak bisa main karena gejala anxiety-nya muncul dan gak berhenti sampai babak ke-2.
Hari kedua, Chenle dibuat cedera sama tim lawan, sedangkan Jaemin masih berperang dengan lututnya. Tapi, dia masih bisa ikut main dan performanya cukup bagus.
Hari ketiga, Hyunjin yang merupakan pemain inti harus diganti sama Felix karena anak itu kesiangan. Parah banget memang. Udah tau besoknya ada pertandingan, dia malah asik main pabji sampe subuh.
See? Ada aja yang terjadi pada mereka.
Dan, siapa sangka tim basket Hwangyi bakalan maju sampai babak final?
Tapi, di sinilah mereka.
Lagi-lagi akan berhadapan dengan Changwon International High School.
Dan rasa sakit di lutut Jaemin lagi-lagi kambuh.
"Lo gapapa bray?"
"Lo balik aja, Jaem."
Jaemin menggeleng pelan. Ia sangat ingin main. Tapi, sejak kemarin malam, rasa cemasnya datang menghampiri.
Bukan tanpa alasan. Hwangyi sebagai perwakilan tim B akan berhadapan dengan Changwon perwakilan dari tim A. Mendengarnya saja membuatnya panas dingin. Dadanya sesak, ia kesulitan untuk bernapas. Keringat juga terus bercucuran di tengkuknya.
Di atas semua itu, lututnya berdenyut hebat.
Dan Jaemin sama sekali tidak bisa tidur. Ia benar-benar dihantui oleh peristiwa yang menimpanya tahun lalu.
Mereka bertiga sedang berada di ruang ganti Arena. Pas mereka lagi absen, Jaemin gak ada. Padahal, mereka bertiga perginya bareng. Hyunjin dan Guanlin pun mulai panik, takut kalau sahabat mereka yang satu itu kumat lagi lututnya.
Dan bener aja. Mereka nemuin Jaemin di salah satu bilik kamar mandi, merintih kesakitan.
"Jangan batu kalo dibilangin." Hyunjin mengusap punggung Jaemin, "Lo duluan aja bos. Ntar lagi gue nyusul." ucapnya ke Guanlin.
Guanlin agak ragu mau ninggalin sahabat sematinya itu. Tapi, dia juga punya tanggung jawab sebagai ketua basket.
"Gue bawa painkiller, ada di tas. Kalo ni anak maksa buat main, minum aja." ucapnya ke Hyunjin, "Jangan kebanyakan. Satu atau dua pil udah cukup."
"Gue duluan." Guanlin menepuk pundak kedua temannya sebelum pergi.
Jaemin kembali meremat lututnya. Wajahnya ia tekuk agar Hyunjin tidak melihat rasa sakit di wajahnya.
Kalau boleh jujur, ia lebih memilih untuk pulang dan melupakan pertandingan final ini. Tapi, ia juga ingin mengatasi kecemasan yang melandanya tiap kali ia dihadapkan dengan sebuah pertandingan.
Elusan tangan Hyunjin di punggung Jaemin tak kunjung berhenti, "Coba lu tarik napas dalam-dalam, Jaem. Pelan-pelan aja."
Jaemin mengikuti instruksi Hyunjin dan menarik napas sedalam mungkin.
"Tahan bentar," Hyunjin menghitung sampai 8, "keluarin pelan-pelan."
"Ulangin sampe badan lu gak bergetar."
Jaemin pun mengulang prosesnya sampai badannya gak bergetar lagi. Butuh waktu sekitar 7 menit sampai tubuhnya benar-benar tenang.
Jaemin mengusap matanya yang berair, merasa sedikit lega karena tubuhnya udah gak bereaksi berlebihan seperti sebelumnya. Namun, nyeri di lututnya masih terasa.
"Thanks, mble." Ucapnya sedikit parau. "Gue minta painkiller-nya."
•
Bola masuk ke ring bertepatan dengan berbunyinya alarm, menandakan bahwa quarter ke-4 telah usai, dan pertandingan selesai.
Para penonton, atau lebih tepatnya pendukung Hwangyi, bersorak bahagia atas kemenangan mereka. Mereka berulang kali menyebut nama 'Hwangyi' dalam sebuah yel-yel yang sudah mereka siapkan. Arena pun menjadi ricuh dan suara announcer tidak terdengar sama sekali.
Para pemain dari Hwangyi berlari ke arah Jaemin yang sedang berselebrasi kemudian mereka melakukan group hug dan mengangkat Jaemin ke udara.
Bukan tanpa alasan. Di menit-menit akhir pertandingan, ia berhasil memasukkan 4 bola ke dalam ring dari luar three-point line secara berturut-turut, dan membuat Hwangyi unggul dengan skor telak.
Senyum Jaemin tak luntur sedikit pun. Matanya sedikit berkaca-kaca karena perjuangannya dalam satu pertandingan ini terbayar dengan manis. Bohong bila ia bilang kalau lututnya baik-baik saja selama pertandingan.
Ia bahkan berulang kali hampir diganti dengan pemain lain, tapi ia seolah-olah tuli ketika Chanyeol meneriaki namanya.
Matanya menyapu kursi audiens, mencoba mencari orangtuanya yang katanya akan menonton pertandingannya.
Alih-alih menemukan orangtuanya, matanya malah berlabuh pada sepasang mata indah milik pemain bernomor punggung 07 dari tim lawan.
Tebak siapa dia?
Lee Jeno.
Jeno menatap Jaemin dengan perasaan kagum. Belum pernah ia melihat seseorang tersenyum seindah itu.
Sepanjang pertandingan, Jeno sadar akan kondisi Jaemin. Maksudnya, Jaemin yang menahan sakit di lututnya. Ia juga berulang kali menangkap raut wajah Jaemin yang seperti kesakitan.
Saat Jeno berada di dekatnya dan mendengar suara rintihan keluar dari mulut Jaemin, dia langsung menghampiri Jaemin dan bertanya, 'You ok, tiger?'.
Oh, tentu saja Jaemin mengabaikannya dan langsung men-dribble bola yang ia tangkap dari Chenle menuju ring lawan.
Jeno sampai dibuat speechless ketika melihat ekspresi Jaemin berubah 180° dalam waktu sepersekian detik, dari kernyitan menahan sakit menjadi datar tanpa emosi.
Senyum Jaemin sedikit meluntur ketika ia melihat mata Jeno yang menyipit dan membentuk bulan sabit. Seluruh wajahnya ikutan berubah menjadi sangat menggemaskan ketika ia tersenyum seperti itu.
Otak Jaemin terus berteriak, 'menggemaskan', 'menggemaskan', ketika ia melihat senyum milik Jeno. Dan Jaemin pun tidak berusaha untuk menyangkalnya. Ia setuju dengan apa yang otaknya pikirkan.
Tidak ada angin tidak ada hujan...
"Wlee!" Tiba-tiba saja Jaemin menjulurkan lidahnya ke arah Jeno, dengan niat untuk mengejek. Mengejek karena tim sekolah Jeno kalah.
Jeno yang digituin hanya tersenyum, gemas sendiri sama tingkah kekanakan Jaemin.
• Love, J •
Cringey ya?wkwkw gpdl gw :(
Btw, ini tuh kependekan. Sorry. Gw juga mau nge-stock bbrp chapter biar kedepannya bisa apdet banyak-banyak.
Annddd sorry juga karena scene di last match nya gw skip. Gw g terlalu ngeh sama basket soalnya ㅠㅠ
Kemarin juga udah nyari2 info di google plussss liatin match NBA di YT, tp ya gitu deh.
Anyway, don't forget to support 'Love, J', ya♡♡
Tbc♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Love, J || NOMIN ☑
Fanfiction"You fell for me first!" - Jaemin "And you fell harder. Right, muffin?" - Jeno ⚠️WARNING⚠️ - bxb - NoMin - semi baku - mild conflict 📍Perlu diingat kalau ini ff bxb pertama yg aku tulis. Work ini bener-bener gak sempurna.📍 Start: 17 August 2020 En...