1.7

5.3K 766 50
                                    

Enjoy <3 

.

.

.

.

.

Jaemin menempelkan ponselnya ke telinga. Tanpa menunggu lama, panggilan tersebut langsung tersambung di deringan kedua.

"Di mana Jen?"

"Ekskul, na. Kenapa?"

"Ga jadi nemenin gue ke toko buku?"

Jaemin tidak langsung mendapatkan jawaban dari Jeno. Setelah sekitar delapan detik, barulah Jeno menanggapi pertanyaannya.

"Jadi. Mau pergi sekarang?"

Jaemin menggaruk kepalanya. Matanya menyipit karena silaunya matahari. "Emm.. maunya sih gitu. Sekolah uda bubar juga."

"Oke. Tunggu, biar aku jemput."

Jaemin membelalakkan matanya. "E-eh ga usah! Tunggu lo selesai ekskul aja."

"Masih setengah jam lagi mulainya. Tunggu di situ. Jangan kemana-mana. Gue jemput."

"Gak usah!" Panggilan telefon itu diakhiri secara sepihak oleh Jeno. "Jen?! Halo?!" Jaemin menatap ponselnya dengan kesal. Ia pun mengetikkan pesan untuk Jeno.

Jen

Gw tunggu d dalem y |
ntar klo uda sampe kbrin aja |
14.39

Jaemin kembali ke lapangan di mana anak-anak basket berkumpul. Mereka berkumpul bukan karena ada sesi latihan, tetapi untuk mendiskusikan acara tradisi makan malam empat puluh hari setelah pertandingan.

Demi apa ada acara kaya begituan? Bukan maksud untuk ritual dan sejenisnya, tetapi agar setiap anggota semakin memiliki rasa kekeluargaan satu sama lain. Dengan begitu, teamwork mereka juga dapat terbentuk.

Karena, teamwork yang bagus pasti akan menghasilkan kinerja yang bagus juga.

Sudah hampir setengah jam mereka berkumpul, namun belum juga memutuskan lokasi yang sesuai untuk acaranya. Tau kan, rasanya gak sah gitu kalau diskusinya berjalan lancar mulus tanpa hambatan. Jadi, mereka sengaja berulang kali lari dari topik sampai membuat Guanlin  sang kapten sedikit murka.

Jaemin duduk di sebelah Guanlin yang sibuk mengkoordinir anggota-anggotanya. Setelah lebih dari sepuluh menit, akhirnya mereka pun setuju untuk makan malam di tempat biasa.

"Kalo ujung-ujungnya makan di tempat biasa, ngapain pake diskusi segala njir!" seru Felix bete.

"Ya udah sih ga usah protes tu muncung. Pak Ceye yang nyuruh. Biar lo semua dipandang sebagai anggota club yang teladan sama kepsek." ucap Guanlin apa adanya.

"Hilih pak Ceye pencitraan aja taunya." cibir Beomgyu.

Jaemin menggeplak kepala adik tingkatnya itu, "Gue gak mau lari keliling sekolah so pliisss jaga tu mulut, Gyu."

"Telinga pak Ceye lebar. Lu berbisik aja kedengeran." ucap Hyunjin menambahi.

Mereka sedang asyik bersenda gurau ketika Jeno datang menghampiri dengan baju kaos tanpa lengannya.

Jaemin yang duduknya mengarah ke pintu masuk utama pun melihat Jeno dari pandangan periferalnya. Alisnya terangkat kala pemuda itu berhenti tak jauh dari tempat mereka duduk.

Love, J || NOMIN ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang