0.8

7.9K 956 31
                                    

Chapter pendek dan gak jelas lainnya.
Enjoy♡





Jen🐶

|Uda siap blm na?

Na?|

|Ur new nickname.
|Gw uda d dpn.

Eh?kok cpt bgt si?|

|Buru elah. Ntr gw telat.

Sp yg nyuruh lo buat anter gw coba?|

|Buruaannn

Sabar njing. Gw blm sarapan.|
Lo uda sarapan blm?|

|Uda. Buruan na.

Iya2, sbntar.|


Jaemin mengambil ranselnya lalu berlari menuju dapur. Dilihatnya sang bunda yang baru saja menghidupkan kompor.

"Pagi, bun."

Bunda Yoona sedikit terkejut, gak biasanya Jaemin turun ke dapur di jam segini. "Kok udah rapih, bang? Tumbenan banget kamu."

Jaemin cengengesan, "Iya bun. Excited for no reason?"

Bunda Yoona menaikkan alisnya, lagi-lagi terkejut karena biasanya, Jaemin kalo pagi tuh cemberut mulu dan suka ngomong gak jelas. Kaya para ladies yang berpapasan sama Joshua di film Transformers: The Age of Extinction, di lorong rusun.

"Sebentar, ya. Bunda buat sarapan dulu."

Jaemin mengangguk dan menunggu sang bunda menyiapkan sarapannya.

Selagi menunggu, ia sekalian mengolesi selai cokelat ke enam lembar roti tawar dan menumpuknya menjadi dua tumpukan dengan masing-masing tiga lapis. Jaemin pun memakan satu dan menempatkan satunya lagi ke wadah kertas cokelat.

Lima belas menit berlalu dan akhirnya bunda Yoona selesai memasak. Gak banyak-banyak kok. Hanya membuat gimbap dan telur gulung.

Bunda hendak menata meja makan, tetapi Jaemin langsung memasukkan beberapa potong gimbab dan beberapa potong telur gulung ke dalam wadah yang berbeda dengan wadah roti lapis cokelat tadi.

Jaemin memang suka makan. Sekali makan porsinya banyak banget. Nambah berat badan? Engga. Sama seperti bundanya yang mau makan sebanyak apapun, berat badannya gak akan nambah.

Like mother like son.

Bunda Yoona mengernyit heran, "Tumben kamu bawa bekal, bang?"

Jaemin mengusap tengkuknya, kebiasaannya ketika ia merasa gugup, "Uh, Jaemin udah dijemput, bun."

"Iya?" Tanya bunda terkejut. Gak biasanya Jaemin dijemput, apalagi kedua motor yang ada di rumah dalam kondisi baik-baik saja, "dijemput siapa? Guanlin? Kenapa gak disuruh masuk?" Bunda Yoona melenggang pergi, gak berniat untuk menunggu jawaban dari anaknya.

Jaemin buru-buru memasukkan bekalnya ke dalam tas lalu mengejar sang bunda yang kini sudah berdiri di ambang pintu rumah.

"Itu siapa, bang? Asing banget mobilnya."

"Ha? Mobil bun?" Jaemin terpelongo di belakang bunda, gak nyangka kalau Jeno bawa mobil ke sekolah.

Bunda Yoona memandangi mobil merah yang terparkir di halaman rumahnya. Ia hendak mengintip ke dalam mobil untuk melihat sang pengemudi, tapi gak kelihatan karena yang di dalam mobil lagi menunduk.

Love, J || NOMIN ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang