0.9

6.9K 885 32
                                    

So sorry for the late update guys. Been busy with college preparations and my mind just far from wattpad lately.

I've been listening to that song for the last 2 months I think. Ga ada hubungannya sama chapter ini tapi lagunya cute gitu ㅠㅠ

Anyway, enjoy♡





"Gue denger rumor gak enak masa. Lu tadi beneran dianter Jeno?"

Jaemin melirik Haechan sekilas, matanya lalu beralih ke Hyunjin yang juga baru datang. Ia lalu menyapa Hyunjin, mengabaikan Haechan yang masih menunggu jawaban dari Jaemin.

"Gue mau ngomong deh sama lo berdua." Jaemin mengubah posisi duduknya jadi mengahadap ke Haechan dan Hyunjin.

"Apa?"

Jaemin menarik napas pelan, "Gue pacaran sama Jeno."

"Ohh. Jadi bener dianter toh." Haechan mengangguk-angguk, agak terkejut karena dua manusia itu udah resmi aja, "Eh, btw Guan mana? Tasnya ada noh."

"Ke ruang guru buat manggil bu Chaelin." Ucap Hanjis, ketua kelas 11 IPA 2.

Jaemin melirik takut-takut ke arah Hyunjin yang masih setia berdiri di samping meja Haechan. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi apapun, seolah tak peduli dengan pengakuan Jaemin.

Jaemin menghela pelan. Ah, ternyata Hyunjin masih belum mau bicara dengannya.

"Gue tau lo gak suka sama Jeno. Gak masalah. Tapi lo jangan diemin gue dong?! Lo gak mau temenan sama gue lagi?"

Hyunjin mengabaikan Jaemin dan memilih untuk duduk di bangkunya di belakang bangku Haechan.

Jaemin mengerucutkan bibirnya. Ditatapnya Hyunjin dengan tajam. Perkara kecil aja dia udah didiemin. Ntar kalo ada yang lebih besar, mungkin ia akan dicoret dari daftar sahabat.

"Pantes Hwangyi menang. Toh kelakuan anggotanya kaya gitu." ucap Yuna, salah seorang teman sekelas mereka yang gak suka-suka banget sama Jaemin. Tangannya dilipat di dada, matanya mengikuti setiap gerak-gerik yang Jaemin lakukan.

"Maksud lo apa?!" Haechan menyela.

Yuna mendecak, "Oh c'mon! Udah jelas dia 'main' sama Jeno demi kemenangan Hwangyi."

"Emang Hwangyi bisa menang kalo ada dia?! Jalan aja pincang!" Cerca Chaeryong, salah satu antek-anteknya Yuna.

"Ahh, pantes aja waktu final Jeno mainnya gak maksimal. Pasti itu bayaran buat badannya!" Sambung Ryujin, antek-antek Yuna yang lain, sambil nunjuk tepat di wajah Jaemin.

"Banyak yang lihat mereka keluar dari toilet stadion. Fyi, toiletnya dikunci dari dalam." Lanjut Ryujin.

Jaemin menggeram. Jeno sialan. Apa yang ia pikirkan waktu itu ternyata memang benar. Orang-orang yang menunggu di luar toilet benar-benar berpikir kalau keduanya habis melakukan ekhem.

Haechan menggebrak meja, "Punya mulut dijaga! Kalau lo gak tau apa-apa, bagus diem!" Ia menatap sinis ke arah tiga gadis itu. Ia gak habis pikir dengan tuduhan tak berdasar itu.

"Lo bertiga ngatain tim basket Hwangyi flop?! Wah gak bener!" teriak Guanlin dari pintu kelas.

Guanlin berjalan menghampiri Jaemin dan yang lainnya. Matanya hanya fokus pada Jaemin, takut kalau anak itu tiba-tiba ngomong yang aneh-aneh.

"Oh, hai, Guanlin." Ucap Yuna pelan sambil tersenyum. Guanlin meliriknya sekilas, tak mau repot-repot membalas ucapan Yuna.

Chaeryong mengedikkan bahunya, "Kalian memang flop. Tahun lalu juga kalah. Kenapa? Karena dia." Ia menunjuk Jaemin dengan telunjuk lentiknya.

Love, J || NOMIN ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang