1.1

6.2K 838 6
                                    

Annyeong yorobunnnn xixixi

Gue baru nyelesaiin esai, ya Allah. It took me five days to finish that thing, and more tasks are waiting for me to do them ㅠㅠ

So sorry for the long wait. Maaf banget kalo gue updetnya kelamaan ㅠㅠ

Enjoy♡





Cahaya sinar matahari yang merembes memasuki kamar melalui gorden di jendela berhasil mengusik tidur Jaemin yang lelap.

Jaemin mengerang sambil menggeliat di balik selimutnya, enggan untuk bangun dari kasur empuknya dan masih belum mau menghadapi horornya dunia.

Guanlin, Haechan, dan juga Hyunjin.

Entah ada badai dari mana, ketiga manusia itu tiba-tiba saja muncul dari balik pintu rumah Jaemin saat ia hendak masuk ke rumah selepas kencannya bersama Jeno.

Tatapan mata ketiganya menusuk, tak seperti biasanya. Ia sendiri bingung. Karena ia merasa tak berbuat salah.

Tapi, Jaemin adalah Jaemin. Setelah menyapa ketiganya dan bertanya tujuan mereka ke rumahnya apa, yang mana ia gak mendapat jawaban apapun, Jaemin langsung pergi ke kamarnya di lantai dua.

Di pikirannya hanya satu, tidur. Masa bodoh sama tiga sahabatnya yang mendiamkannya, Jaemin kelelahan dan butuh istirahat. Mereka bertiga bisa menunggu sampai besok pagi.

Dan pagi pun telah datang.

Lagi-lagi Jaemin menggeliat di balik selimutnya. Badannya terasa pegal karena posisi tidurnya yang tak karuan.

Salahkan Haechan karena anak itu tidak bisa diam bahkan ketika tidur sekalipun. Jaemin terus ditendang, bahkan ia hampir jatuh dari tempat tidurnya sendiri.

Mata Jaemin perlahan terbuka, tapi silau cahaya matahari membuatnya kembali menutup mata.

SREETT!

Jaemin mengerang, ntah apa yang dikatakannya, tetapi ia ingin gorden itu kembali ke tempat sebelumnya.

"Na Jaemin!" Teriak Haechan.

"Bangun! Bangun! Bangun!" Guanlin berulang kali memukul badan Jaemin dengan bantal.

"Bunda Yoona udah buat sarapan bre! Gue turun duluan!" Teriak Hyunjin dari ambang pintu. Ia pun berlari ke dapur.

"E-eh mble gue ikut!" Guanlin melempar bantal yang ia pegang ke sembarang arah.

Haechan berdecak kesal, "Makanan aja lu berdua gercep banget!" Ia pun melirik Jaemin yang masih berbalut selimut, "Jaemin! Bangun bego! Lo gak lupa kita mau main ke Lotte World, 'kan?!"

Jaemin langsung duduk begitu mendengar 'Lotte World'. Ia benar-benar ingin pergi ke sana. Terakhir kali ia mengunjungi tempat itu adalah saat ulang tahunnya yang ke-7. Sudah lama sekali.

Jaemin menatap Haechan dengan mata merah khas orang bangun tidur. Rambutnya mencuat ke segala arah, sudah seperti sarang burung.

"Ayo sarapan!" Haechan langsung pergi setelah mengajaknya untuk makan.

Jaemin pun menurut. Ia berjalan terseok-seok saat mengekori Haechan, tanda bahwa rasa kantuknya masih mendominasi.

Sesampainya di ruang makan, Jaemin disuguhkan dengan pemandangan yang membuatnya menganga lebar.

"LEE JENO! NGAPAIN KE SINI?!"

"Jaemin! Pelankan suara kamu!"

Jaemin cemberut ketika ayah Siwon membentaknya seperti itu. Lain halnya dengan Hyunjin dan Guanlin yang terkikik geli.

Love, J || NOMIN ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang