2.7

4.8K 632 13
                                    

Sorry if i'm stalling too much. Too caught up with other stuff hehe.

Enjoy!

.

.

.

.

.

Dinginnya udara pagi menyeruak masuk ketika pintu balkon dibuka lebar-lebar oleh kedua lengan milik pemuda bersurai cokelat muda, yang kini sibuk memeluk tubuhnya sendiri karena kedinginan.

"Anjir dingin banget!"

Meskipun begitu, ia tetap berdiri di pinggir balkon, melihat hiruk pikuk warga kota Roma yang memulai hari mereka sedikit lebih pagi dari orang kebanyakan.

Pemuda itu, Jaemin, meregangkan tubuhnya sambil menguap. Ia masih ingin tidur. Namun, akan sangat disayangkan jika di hari yang super cerah itu hanya dihabiskan di dalam ruangan.

Setelah puas menikmati rutinitas paginya itu, Jaemin kembali ke dalam kamarnya untuk segera bersiap-siap. Ia harus sudah berada di tempat kursusnya dalam setengah jam jika tidak ingin direpeti oleh instrukturnya lagi.

Enam tahun sudah berlalu sejak percakapan keempat bujang di halaman belakang rumah Jaemin. Kini, keempatnya sudah berpisah jalan. Haechan, seperti rencananya, menyusul Mark ke Canada dan melanjutkan studinya di sana. Hyunjin juga berhasil masuk ke universitas bagus di USA meskipun bukan Ivy. Guanlin tidak jadi melanjutkan studinya di Cambridge, tetapi ia diterima di Yale, bersama Hyunjin. Sedangkan Jaemin, ia tidak melanjutkan studinya, dan memilih untuk merintis bisnisnya sendiri.

Awalnya sang ayah tidak mendukung rencananya itu, karena menurutnya, Jaemin harus mengambil degree di bisnis dan manajemen agar kelak ia bisa melanjutkan bisnis keluarga mereka yang sudah berkembang baik. Namun, Jaemin menolak mentah-mentah. Ia bahkan sempat kabur dari rumah karena permintaannya tidak direstui.

Dan tempat yang ia datangi sebagai shelter di aksi kabur perdana dari rumahnya yang adalah Osaka. Setelah 3 bulan ngungsi di rumah sepupunya, Jaemin menemukan hobi baru. Traveling. Alih-alih pulang ke Korea seperti permintaan kedua orang tuanya, Jaemin malah membeli tiket penerbangan ke Thailand. Setelah dua minggu di Thailand, Jaemin kembali terbang ke negara lain, menghabiskan uang sakunya yang masih ia terima dari sang ayah meskipun ia sudah membangkang.

Dalam kurun waktu empat tahun setelah tamat dari SMA, sudah banyak negara yang Jaemin kunjungi. Dalam sebulan, ia bisa pergi ke 3 negara yang berbeda. Asia adalah benua pertama yang ia jelajahi. Ia juga berulang kali main ke Canada untuk bertemu Haechan, dan menjelajahi USA sebelum meet up dengan Hyunjin dan Guanlin di Connecticut.

Ia sudah bertemu dengan singa Afrika, kanguru di Australia, bahkan polar bear di Arctic.

Dan journey nya mengelilingi dunia akhirnya berhenti ketika ia sampai di Italia. Jaemin betah di Italia. Bahkan ia menetap di sana hampir setengah tahun. Makanan Italia sangat pas di mulutnya. Kehidupan di Italia selama ia di sana juga sangat cocok untuknya meskipun masih ada keterbatasan dalam kemampuan berbahasanya. Karena visa-nya untuk traveler, akhirnya Jaemin memutuskan untuk mengurus segala urusan yang diperlukan untuk kepindahannya ke Italia secara permanen.

Bunda sempat menangis, tidak rela anak semata wayangnya pindah sejauh itu. Namun, Jaemin terus membujuknya, dan akhirnya berhasil.

Jaemin sudah setahun tinggal di Italia. Masih menganggur, namun ia mengikuti kelas memasak. Tidak ada tempat yang lebih baik untuk belajar masakan Italia selain dari negara itu sendiri, kan?

Setelah bersiap-siap, Jaemin langsung pergi menuju tempat kursusnya yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

.

Love, J || NOMIN ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang