Visual Taehyun on mulmed~
Chapter 0.1 gmn btw? Yeay or nay?
Hahh gw gregetan sendiri. Kebanyakan baca ff nomin trs jari gw kok gatel bgt rasanya pengen buat satu juga.Pengen buat ceritanya pake bahasa yg gak formal2 bgt kok susah si :( kaku banget gw :(
Btw, thanks banget buat yang udah vote di chapter 0.1. Lo gak tau seberapa seneng gw pas ngeliat notif yang masuk ㅠㅠ
Okeyy. So, here is Ch. 0.2.
Enjoy!^^
•
•
•
•
•Jaemin melangkahkan kakinya menuju ruang kerja sang ayah. Niatnya yang semula hanya untuk bercerita seketika sirna ketika ia tak mendapati ayahnya di sana. Ia pun menghela pelan kemudian pergi ke dapur.
Sesampainya di dapur, Jaemin disuguhkan pemandangan tak enak yang menurutnya tidak pantas untuk ia lihat.
Jaemin berdecak lalu menarik kursi meja makan. Suara decitan nyaring akibat kaki kursi dan lantai yang bergesekan mengagetkan dua insan yang tengah asyik memakan wajah satu sama lain.
Keduanya pun gelagapan ketika pandangan mereka berhenti pada Jaemin yang sudah terduduk manis di kursi dengan tampang datarnya.
"Udah?" tanya Jaemin sarkas.
Kedua insan itu cengengesan sambil merapihkan pakaian masing-masing.
"Kalian nih. Kaya gak ada tempat lain aja. Gak kasian apa sama Jaemin yang hampir tiap hari liat gituan?" ucap Jaemin dengan kesal. Bibirnya mengerucut yang membuat wajah tampannya seketika menjadi imut.
Pria berumur 40an yang Jaemin panggil ayah mengusap tengkuknya, merasa malu dengan sikapnya sendiri. Ia pun menarik salah satu kursi dan duduk berseberangan dengan Jaemin.
"Sayang, kamu laper? Bunda tadi masak sundubu-jjigae." Sang ibunda meletakkan semangkuk penuh makanan kesukaan anak semata wayangnya, "Ayah duduk juga. Kita makan bareng."
"Lah, bun. Ayah 'kan udah makan tadi."
Bunda Yoona menatap tajam sang suami, menentangnya untuk menolak masakan yang ia buat. Yang ditatap hanya menghela napas pasrah. Kalau sudah seperti ini, bagaimana bisa ia menolak? Yang ada nanti dia akan kelaparan selama tiga hari karena sang istri ngambek masakan buatannya tidak dihabiskan.
Talk about learn from mistake.
Sesudah makan, Jaemin membantu sang bunda membereskan dapur dan meja makan.
"Ayah, bunda, Jaemin dipilih lagi untuk wakilin sekolah di pertandingan persahabatan se-kota. Acaranya dimulai minggu ini."
"Minggu ini? Kok mendadak?" tanya bunda.
"Acara tahunan, bun. Gak mendadak sih. Beritanya udah dari sebulan yang lalu. Tapi nama-nama yang berpartisipasi baru dikeluarkan hari ini."
"Kamu bisa?" tanya ayah setelah hening beberapa menit.
"Emm, bisa, mungkin," jawabnya dengan nada tak pasti, "Jaemin juga kan udah dua bulan rutin latihan."
Ayah menghela pelan kemudian mengangguk kecil, "Kamu pasti bisa. Anaknya ayah Siwon pasti bisa. Ya gak bun?"
Bunda menatap sang suami kemudian senyuman cantik terlukis di bibirnya. Ia pun menggenggam tangan Jaemin dengan lembut, "Hem. Anak ayah sama bunda pasti bisa."
Jaemin tersenyum kecil, bersyukur karena memiliki orangtua yang suportif.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Mereka pun berpindah duduk ke ruang keluarga di lantai dua. Tak banyak yang dilakukan. Hanya menonton acara televisi juga mengobrol ringan.
![](https://img.wattpad.com/cover/237098055-288-k611826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, J || NOMIN ☑
Fanfiction"You fell for me first!" - Jaemin "And you fell harder. Right, muffin?" - Jeno ⚠️WARNING⚠️ - bxb - NoMin - semi baku - mild conflict 📍Perlu diingat kalau ini ff bxb pertama yg aku tulis. Work ini bener-bener gak sempurna.📍 Start: 17 August 2020 En...