-Three-

1.9K 261 72
                                        

Tak terasa MOS peserta didik baru telah berakhir. Dan hari ini kegiatan belajar mengajar sudah dimulai.

Di hari pertama Lucas dan Athanasia belajar seperti biasa. Menaati aturan yang ada.

Di hari kedua dan ketiga pun sama, mereka melaksanakan tanggung jawab sebagai pelajar.

Di hari keempat mereka berdua mulai melaksanakan kegiatan rutin yang selalu mereka lakukan sejak SMP dulu:>

"Athy, jamkos" Lucas mengucapkannya dengan nada rendah.

Namun Athanasia bisa menangkap suara itu dengan sangat jelas. Dirinya sudah terbiasa.

Athanasia menoleh dengan senyum miring dan tatapan iblis "Cabut skuy"

"Kantin yak?"

"Oke bos"

Dengan santai mereka pun pergi ke kantin terdekat tanpa mempedulikan teriakan ketua kelas (Ijekiel) yang menyuruh mereka tetap di kelas.

(Jadi Ijekiel itu seangkatan sama Athy, Lucas, Zenith)

Sesampainya di kantin, sebuah cupcake machine menarik perhatian seorang Athanasia yang suka makan.

Lucas lebih memilih duduk dan menunggu sembari memainkan game online nya.

Bola mata Athanasia berbinar-binar menatap cupcake machine itu. Jika ia ingin membeli maka ia harus menggunakan kartu atau uang tunai.

Akhirnya ia mengeluarkan kartunya dan memasukkannya ke dalam mesin itu. Sayang sekali mesin itu menolak kartu Athanasia.

"Mbak" panggil Athanasia kepada penjaga kantin.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?"

"Ini mesinnya kok gak mau nerima kartu ku, ya? Apa mesinnya rusak? Atau kartuku yang rusak?" Athanasia menunjukkan kartunya.

Penjaga kantin itu tercengang "Maaf kakak, black card kakak terlalu berlian untuk cupcake machine yang kentang"

Athanasia terdiam. "Jadi gak bisa, ya?"

"Iya. Soalnya cupcake nya terlalu murah. Kalau mau pakai uang tunai saja" ucap penjaga kantin sembari tersenyum prihatin. Bukan karena kasihan pada Athanasia, namun karena kasihan pada diri sendiri yang begitu missqueen. Gak miskin juga sih, penjaga kantin di sini gajinya gede cuy~

Tapi tetap saja Athanasia lebih sultan.

'Aku gak bawa uang tunai. Oh iya! Kan ada si babu!'

Betapa cerdasnya Athanasia.

"Lucasu!" Panggil Athanasia.

"Paan anying?" Sahut Lucas tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

"Bawa uang gak? Kartuku ditolak, kesian dia jadi sadboy"

Lucas merogoh sakunya dan dengan wajah santuy ala ala dia melempar dompet ke arah Athanasia.

Gadis itu menangkapnya dengan suka hati. Membuka dompet milik Lucas.

'Bjir sultan'

Dirinya mengambil uang dan memasukkannya ke dalam cupcake machine. Dua buah cupcake coklat dan stroberi kini berada di genggamannya.

Athanasia berjalan ke meja Lucas dan duduk di hadapannya. Mengembalikan dompet Lucas lantas mulai memakan cupcake nya.

"VICTORY!" Suara dari ponsel Lucas.

Sekarang Lucas beralih menatap Athanasia. "Mabar yok"

"Mabar apa?" Tanya Athanasia.

"Terserah. Aku ada pabji, fri fayer, em el, pou.."

"Gak mau ah. Kemaren aku ditinggal di mobil terus mobilnya diledakin. Lucas mah suka gitu kalo ngajak aku main" gerutu Athanasia. Bibirnya mengerucut dan membuat Lucas gemas.

"Gak lagi deh. Jadi, ayok mabar"

"G"

"Ini aku ada skin bagus. Ku bagi deh"

"G"

Lucas bungkam. Memikirkan bagaimana caranya agar Athanasia bisa di ajak main game bersama.

Lucas sangat suka bermain game bersama Athanasia karena gadis itu mudah dijahili/dikerjai.

"Sedang apa kalian di sini?" Suara dingin nan menyeramkan dari Guru BK terdengar di telinga kedua curut yang kabur dari kelas itu.

Lucas dan Athanasia tetap tenang. Mereka sudah terbiasa mengatasi situasi seperti ini saat masih di bangku Sekolah Menengah Pertama.

"Eh Ibu~" Athanasia menoleh ke belakang dengan senyum manis.

"Begini, Bu. Lucas belum sarapan dan sekarang perutnya sakit. Kebetulan kelas kita sedang jamkos, daripada Lucas sakit jadi lebih baik saya mengantar Lucas kemari" ucap Athanasia dengan akting ala ala nya.

Lucas memasang ekspresi seolah mengatakan 'Lah kok gua?'

Athanasia pun ikut berinteraksi melalui raut wajah. Dirinya seolah mengatakan 'Udah nurut aja daripada kita mati berdua'

'Ya udah deh'

"Iya, Bu. Perut saya sakit" ucap Lucas dengan wajah memelas.

"Mbak, nasi gorengnya dah jadi belum? Kasian Lucas" ucap Athanasia kepada penjaga kantin.

"Ah, sebentar" seolah mengerti penjaga kantin itu menyahut.

Bersyukur sekali mereka berdua lantaran penjaga kantinnya bisa diajak kerja sama.

"Begitu. Ya sudah, tapi setelah ini langsung kembali ke kelas belajar mandiri dan jangan keluar sebelum bel"

"Siap, Bu"

-Bersambung-

COUPLE [SIBAP Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang