-Twenty-

1.1K 171 50
                                    

"Makanya kalau ko cinta dia itu ko jaga~ Sekarang su terjadi baru ko ganas~ Ko bawa dia sudah biar ko puas~"

Athanasia mengangkat tangan setinggi-tingginya dan berteriak.

"TAREEK SIST!! Semongko~"

Lucas menggeplak kening Athanasia dengan ✨ aesthetic✨. Membuat gadis itu meringis kesakitan merasakan rasa panas menjalar di kening tak bersalahnya.

"Sakit govlok"

"Elu malu-maluin anjim. Coba liat sekeliling."

Athanasia menuruti perintah Lucas. Dan benar saja, sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian lantaran suara nyaring nan melengking Athanasia yang menggema di setiap sudut mall yang mereka kunjungi.

Bukannya malu, Athanasia justru tersenyum senang dan kembali mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"TAREK SIST!!"

"SEMONGKO!!" Sahut pengunjung mall lainnya.

Lucas menepuk jidat seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan tingkah gadis bersurai keemasan yang ada di sebelahnya.

Kalau urat malu sudah putus, apapun akan dilakukan tanpa ragu.

"Gini amat punya pacar" gumam pemuda itu.

Lucas lantas menarik tangan Athanasia guna menjauh dari kerumunan sebelum hal yang lebih memalukan terjadi.

Kembali ke tujuan awal yaitu makan di restoran-restoran yang ada di dalam mall. Lucas membawa gadisnya ke sana.

Athanasia yang memang hobi makan berbinar-binar menatap berbagai restoran yang menjajakan berbagai macam makanan yang menggiurkan.

Tanpa banyak tanya gadis itu membawa Lucas ke tempat-tempat yang menarik perhatiannya.

Mulai dari dim sum, pempek, otak-otak, ramen, martabak, es krim aneka rasa, kue-kue, berbagai jenis coklat dan masih banyak lagi.

Duduk di meja yang disediakan dengan banyak makanan yang diletakkan di atasnya. Tentu semuanya milik Athanasia, Lucas hanya sesekali mencicipinya.

"Kemana perginya semua makanan yang kau makan?"

Dengan susah payah Athanasia menelan makanan yang ada di dalam mulutnya. Menatap Lucas sejenak kemudian menjawab.

"Asal lu tau, di lambung w itu ada banyak dimensi."

Tanpa mempedulikan respon dari kekasihnya, Athanasia melanjutkan aktivitas makannya yang tertunda.

Lucas memperhatikan gadis di hadapannya sembari menopang dagu dengan satu tangan. Ah, betapa rakusnya sang pujaan hati. Tapi kenapa tetap cantik? Hadeuh.

"Mau?" Tawar Athanasia yang merasa diperhatikan.

Lucas menggeleng pelan, namun terlambat karena Athanasia sudah terlanjur memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Mau tak mau pemuda tampan itu memakannya meskipun perutnya cukup kenyang setelah mencicipi beberapa makanan Athanasia.

Setelahnya ia mengambil ponsel dari saku dan memainkan game online. Melihat makanan Athanasia yang masih banyak, sepertinya cukup untuk satu atau dua kali permainan.

Keduanya justru sibuk dengan acara masing-masing. Memang kalau disuguhkan hal yang paling disukai, pasti orang akan lupa dengan dunia di sekitarnya.

"Loh? Athy? Lucas?" Suara lembut menyapu indra pendengaran keduanya.

Athanasia langsung menoleh, sedangkan Lucas hanya melirik sebentar dan kembali pada layar ponsel, merasa tidak peduli dengan subjek yang muncul tiba-tiba itu.

"Hooo jamet toh." Ucap Athanasia begitu melihat sosok sepupunya yang menyapa dirinya. Di sebelah gadis bersurai coklat itu ada pemuda bersurai keperakan.

"Boleh kita duduk di sini?"

Athanasia hanya menanggapinya dengan anggukan.

Jennette duduk tepat di sebelah Athanasia. Ijekiel duduk di sebelah Lucas dan berhadapan dengan Jennette.

Sepupu Athanasia itu memperhatikan meja yang penuh dengan makanan. Rata-rata piring dan mangkuknya sudah kosong.

Kemudian irisnya memandang Athanasia yang sedang memakan semangkuk ramen dengan lahap.

"Ini semua kalian habiskan?"

"Ralat, aku hanya makan sedikit. Si rakus itu yang menghabiskan." Ucap Lucas tanpa mengalihkan pandangan.

Jennette manggut-manggut mengerti. Memang sepupunya sangat suka makan dengan porsi banyak. Tapi tetap saja ia tidak bisa tidak terkejut melihat puluhan piring dan mangkuk kosong di atas meja, dan masih ada beberapa yang masih utuh.

Jika dilihat dari sikap Athanasia, sepertinya gadis itu belum kenyang.

"Kalian ke sini untuk kencan, ya?" Tanya Ijekiel dengan senyum khasnya.

"Hmm" jawab Athanasia seperti itu karena mulutnya masih penuh.

"Apa kita mengganggu?"

Athanasia menggeleng singkat sebagai jawaban.

Ah mereka memang pasangan aneh. Yang satu makan banyak dan satu lagi seperti tidak peduli, fokus dengan game nya.

Setelah menelan makanan yang ada di mulutnya, Athanasia menoleh ke arah Jennette. Memandanginya dari atas sampai bawah dengan pandangan sulit diartikan.

"Kalau lu pada? Ngapain di sini berdua? Tumben banget jalan bareng."

"Ah haha s-sebenarnya.. kita sedang kencan pertama setelah beberapa menit yang lalu resmi berpacaran." Jawab Jennette canggung.

Menyebabkan Lucas yang sedang meneguk minumannya itu tersedak dan menyembur sedikit ke samping. Tentunya bukan ke arah Ijekiel.

"WATDEFAK!?"

Pengunjung lain yang ada di sana spontan menoleh ke Athanasia yang berteriak nyaring.

Tangan Jennette menutupi mulut Athanasia dengan panik dan wajah yang memerah.

"Gak kenal sumpah" ucap Lucas.

Perlahan Athanasia menurunkan tangan Jennette yang menutupi mulutnya.

"Jadi.. kalian pacaran?" Entah kerasukan apa Athanasia mengucapkannya pelan seolah berbisik.

"Iya" jawab Jennette yang ikut berbisik.

"Wah pasangan baru nihh" Athanasia masih saja berbisik.

"Aih kamu bisa aja"

Mereka terus berbisik dan terlihat seperti tengah membicarakan rahasia negara saking tidak ingin ada yang mendengarnya.

"Asyique pajak jadian, vroo" kini suara Athanasia kembali seperti semula.

"Jangan makan banyak-banyak, Athy. Nanti perutmu semakin melebar." Balas Jennette.

Deng!!

Pernyataan itu, entah mengapa terasa menyakitkan.

-Bersambung-

COUPLE [SIBAP Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang