"Ahh! Lucas, pelan-pelan"
Athanasia meringis merasakan rasa sakit di bagian kakinya.
Sekarang ini mereka berdua tengah berada di kamar Lucas. Rumah Lucas sepi, hanya ada mereka berdua.
Tadi sepulang sekolah Athanasia memang tidak sengaja tersungkur di halaman sekolah. Hampir satu gedung sekolah menertawai nasib sialnya.
Lutut Athanasia yang terluka membuat Lucas membawa gadis itu ke rumahnya untuk diobati.
Dan sedari tadi Athanasia terus mengomel karena lukanya terasa sakit ketika Lucas mencoba mengobatinya.
"Pelan-pelan, bego"
"Mck mau ku pukul luka ini sekalipun, gak akan mati enggak"
"Nyenyenye"
"Selesai"
Athanasia menatap lututnya yang dibungkus perban. Seulas senyum tipis terukir di parasnya yang menawan.
"Arigathanks gozaimuch, sayang~"
Lucas berdeham kecil sebagai jawaban. Pandangannya beralih pada jam dinding. Sudah siang.
"Mau ku buatkan makan siang?" Tawarnya.
Athanasia yang sedari tadi menunggu pertanyaan ini tersenyum senang dengan wajah malu-malu yang dibuat-buat.
"Aih repot-repot, aku kan jadi enak"
Lucas memutar bola mata malas mendengar ucapan kekasihnya. Bukan hal yang mengejutkan Athanasia akan berperilaku akhlakless di mana pun dan kapanpun.
Pemuda bersurai hitam itu keluar dari kamarnya. Beberapa menit kemudian ia kembali dengan semangkuk mie dan segelas minuman dingin.
"Orang tuaku belum pulang, aku masakkan mie instan"
Athanasia menerima itu dengan hati berbunga-bunga. Mengisi perut adalah hal terpenting dalam hidupnya.
"Maaciw my lop"
Ia memakan mie itu dengan lahap sampai habis tak tersisa. Menikmati setiap suapan yang menciptakan perasaan berdiri di tengah ladang bunga di dalam mulutnya.
Athanasia meneguk minumannya. Setelah itu meletakkan gelas dan mangkuknya di atas meja kecil di sebelah ranjang.
Lucas tersenyum tipis melihat gadis itu. Hal sederhana yang ia lakukan selalu membuat hati Lucas bergetar dan semakin mencintai Athanasia lebih dan lebih lagi.
Semenyebalkan apapun perilakunya, sekasar apapun ucapannya, Lucas tidak bisa untuk tidak jatuh cinta setiap detiknya.
Tanpa sadar tangan besarnya sudah membawa Athanasia dalam dekapannya. Memeluknya erat seolah tak ingin kehilangan.
Athanasia yang tidak mengerti tentang situasi yang terjadi hanya bisa diam dan kebingungan.
"Umm w tau w itu orangnya enak dipeluk dan ngangenin" ucap Athanasia sembari membalas pelukan.
Athanasia dapat mendengar Lucas terkekeh dalam pelukannya. Lucas menenggelamkan kepalanya di antara leher dan pundak Athanasia. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh yang menjadi kesukaannya.
Setelah beberapa lama menikmati kehangatan dalam pelukan itu, akhirnya Lucas melepaskannya. Tidak, hanya mengendurkannya, tangan besar pemuda itu masih melingkari pinggang ramping Athanasia.
"Elu kenapa sih?"
Lucas masih diam tidak mengucapkan sepatah kata pun. Karena isi hatinya ia tuangkan melalui tindakan.
Detik itu Athanasia merasakan benda kenyal menempel di bibirnya. Athanasia yang belum bisa mencerna apa yang terjadi hanya diam mematung seraya mengedip-ngedipkan matanya.
Wajah pemuda itu begitu dekat, Athanasia dapat melihat Lucas memejamkan matanya.
'Apa kami sedang berciuman?' batinnya.
Hei, Athanasia tidak mengerti caranya!
Karena itu sang gadis hanya terdiam membiarkan kekasihnya melumat lembut bibirnya.
Lucas yang merasa kehabisan oksigen melepas pangutan itu. Wajah keduanya merah merona.
Lucas menarik Athanasia yang masih mematung itu untuk menyandar di dada bidangnya.
Athanasia dapat mendengar detak jantung Lucas yang tak kalah hebat dengan detak jantungnya.
"Aku mencintaimu, jangan pernah tinggalkan aku"
Athanasia membalas pelukan Lucas dan tersenyum ceria seperti biasa. Meskipun bedanya kini wajahnya memerah dan detak jantung yang tidak normal.
"Bujang~ kok bisa sweet sih?"
"Mana jawabannya nyet?"
"Hehe.. aku juga mencintai Lucas, tidak akan ku tinggalka--akh"
Athanasia meringis ketika Lucas menggigit kecil pundaknya. Memberikan tanda kemerahan di sana.
Cklek!
Pintu dibuka. Seseorang bermata suci dan berhati polos terpaksa melihat adegan yang seharusnya tidak ia lihat.
"Kakak, Ibu bawa kebab--eh?" Adik Lucas yang baru saja pulang bersama orang tuanya itu membuka pintu kamar Lucas tanpa izin.
Ia segera pergi tanpa permisi.
"Ibu, kakak vampir!!"
"Hah?"
"Tadi kakak gigit pundak kak Athy!"
"Luis, kita bakal punya cucu~"
"Watdefak"
"Vampir bisa punya anak?"
Kedua pasangan yang dimabuk asmara itu saling menatap setelah mendengar percakapan keluarga Lucas.
"Sepertinya kita harus meluruskan kesalah pahaman ini" ucap Lucas.
"Hmm hmm" Athanasia mengangguk-angguk setuju.
-Bersambung-
Duo sengklek kalo disuruh uwu jadi ada yang kurang😌
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE [SIBAP Fanfiction]
Fanfic[COMPLETED]✓ Athanasia, gadis bar-bar dan suka makanan. Apapun yang ia temui pasti ia makan. Suka teriak dan berkata kasar. Lucas, pemuda nolep yang senang bermain game online. Hanya mau berteman dengan Athanasia seorang. Mereka bersahabat sejak kec...