"Lucasu" panggil Athanasia.
Sekarang ini mereka berdua tengah mencari harta karun yang disembunyikan kakak-kakak pembimbing.
"Apaan, Athanasianying?" sahut Lucas yang bukannya membantu mencari malah asik dengan game online di ponselnya.
"Inces lapar"
(Inces : Princess)
Lucas menghentikan aktivitas bermainnya setelah mendengar suara 'K.O' dari game nya. Lantas menatap tak percaya ke arah gadis bersurai keemasan di sampingnya.
"Bukankah kau sudah sarapan 4 lembar roti tawar, 2 piring nasi goreng, semangkuk seblak dan 2 gelas es cendol? Kenapa masih lapar?"
Athanasia mendengus dan melipat tangannya di depan dada "Itu kan hanya cemilan! Aku butuh makanan pokok!"
"Cemilan ndasmu! Dan kenapa perutmu bisa sekecil itu setelah menampung makanan banyak? Cacingan ya?"
"Enak aja!"
Athanasia meninggalkan Lucas dan berjalan sembari menghentak-hentakkan kakinya. Dia kembali mencari harta karun sesuai petunjuk.
Lucas pun segera menyusul Athanasia.
Athanasia menoleh ke kanan kiri untuk memastikan keadaan aman. Kemudian ia mengeluarkan permen dari sakunya, membuka bungkusnya dan memasukkannya ke dalam mulut.
"Hey, kan belum waktunya makan" peringat sahabat tercinta yaitu Lucas.
Athanasia meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, memberi isyarat untuk diam.
"Sedang apa kalian?"
Suara dingin nan menusuk itu memecah interaksi keduanya. Dengan gerakan kaku dua curut itu menoleh ke belakang. Tampaklah kakak pembimbing yang terkenal super galak.
"Bukannya mencari malah mengobrol"
"Maaf kak" keduanya menunduk.
"Itu apa di mulut kamu? Makanan ya?" Kakak pembimbing itu menatap tajam Athanasia.
Glek
"Coba buka mulutnya"
Padahal Lucas tidak ikut-ikutan, tapi tetap saja dia merasa gugup. Keringat dingin mulai membasahi pelipis pemuda itu.
Athanasia mengendalikan ekspresi wajahnya. Dengan tenang ia membuka mulutnya. Tidak ada apa-apa di sana.
"Oh. Saya pikir kamu makan. Ya sudah kalian berdua cari lagi harta karun nya. Jangan mengobrol terus"
Setelah kakak pembimbing itu pergi, Athanasia menghela napas lega.
"Kemana perginya permen itu?" Tanya Lucas.
"Ku telan utuh-utuh" jawab Athanasia santai.
Lucas melongo. Bukankah permen itu keras? Athanasia mengatakan hal itu seolah-olah tenggorokannya sebesar terowongan bawah tanah.
"Dah ah, kuy lanjut cari harta karun biar cepet istirahat terus makan"
---
Athanasia dan Lucas duduk berhadapan di kantin sekolah yang tidak terlalu ramai.
Tentu saja tidak ramai. Bayangkan penduduknya sedikit tetapi kantinnya ada 8. Satu kantin saja sangat luas. Dan lagi kebanyakan murid lebih suka menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan untuk belajar.
"Katanya makanan di sini enak-enak" Athanasia sudah tidak sabar lagi melihat banyaknya macam makanan dalam buku menu.
Lucas tidak menanggapi pernyataan Athanasia dan lebih memilih mengeluarkan ponselnya untuk bermain game.
"Aku mau ini, ini, ini, ini dan ini. Umm sepertinya ini juga enak" Athanasia menunjuk makanan-makanan di buku menu.
"Makan secukupnya. Berlebihan itu gak baik" ucap Lucas tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.
"Apa? Lucas yang traktir?" Tanya Athanasia dengan riang gembira.
"Anying"
"Mbak" panggil Athanasia kepada penjaga kantin. Memang kantin ini serasa seperti restoran bintang lima.
"Aku mau bla bla bla. Dia yang bayar" tunjuk Athanasia pada Lucas.
"Tunggu sebentar ya" kemudian penjaga kantin itu kembali ke dapur untuk membuatkan pesanan Athanasia.
"Baru masuk sekolah akhlaknya dipake bamsyat" ucap Lucas. Walau mengatakan hal itu tetapi Lucas tidak menolak untuk membayarkan Athanasia. Lucas kan holkay:v
Athanasia juga holkay sih."Asyiiik ditraktir abwang gamtenk:>"
"Asw"
-Bersambung-
Gimana gimana?
Gaje ya?
Pendek ya?Ya maap:>
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE [SIBAP Fanfiction]
Fanfiction[COMPLETED]✓ Athanasia, gadis bar-bar dan suka makanan. Apapun yang ia temui pasti ia makan. Suka teriak dan berkata kasar. Lucas, pemuda nolep yang senang bermain game online. Hanya mau berteman dengan Athanasia seorang. Mereka bersahabat sejak kec...