49. Labrakan

53 31 17
                                    

YOU AGAIN?! • 49 | Labrakan

"Udah setia tapi kalah sama yang selalu ada mah udah biasa. Tapi pernah gak sih lo kalah sama yang ngajak ngedate di genteng?" ―Evanando Arderav

___________________ _____ _ ____ ___

“Cewek itu sebenarnya adalah pelaku dibalik kematian saudara kembar kamu.”

DEG!

Adel tersenyum kecil lalu menengok saat tak mendapatkan balasan dari cowok itu.

Terlalu terkejut?

“Gimana bener kan kataku? Pandanganmu ke cabe itu akan berubah.”

“Dev!” panggil Adel kesal sendiri karena Devan tak kunjung menanggapi ucapannya.

“DEVANN!!” teriaknya sambil memukul pelan lengan cowok itu.

“Apa?” tanyanya jengkel sambil melepaskan earphone yang menempel di telinga membuat Adel cengo di tempat.

“Kamu ga denger dari tadi aku ngomong apa?!”

“Ngomong apa?”

“Gak jadi! Males ngomong sama kamu! Ga pernah serius!” putus Adel lalu membuang wajah menghadap ke arah jendela.

Melihat reaksi cewek tersebut, Devan sedikit kepo. Sebenarnya apa yang ingin Adel sampaikan? Ditambah, beberapa menit yang lalu Valdo mengechat untuk tidak mendengar apapun yang dikatakan Adel.

Alhasil Devan memilih menyumpal telinganya menggunakan earphone full volume.

“Dia yang salah kok dia yang ngambek.”

•••

Mizel berdecak pelan saat melihat beberapa pria berpakaian formal dengan kaca mata hitam berdiri di teras rumahnya. Jangan lupa dengan bebek plastik yang ada di setiap ujung sepatu mereka.

Dahal enak gue tinggal sendiri. Bebas.

“Kasih tau ke boss lo pada, gue ga butuh beginian.”

“Kok lo pada ga nurut sih sama ucapan gue?!”

Mizel menatap tajam lalu mengoceh lagi.

“Udah-udah sanaa! Lo semua mau ngutilin gue seharian gitu?!”

Dan sama seperti sebelumnya, mereka semua tetap diam di posisi masing-masing.

“Wah, lo ngajak gue gelud ya! Sini gelud!” ajak Mizel sambil bersiap melayangkan jurus andalannya.

Baru saja mau beraksi, tiba-tiba saja suara telepon mengacaukan fokusnya.

“Mo apa lo!” tanyanya lewat telepon.

“Buset galak amat.”

“Cepet jan banyak bacot, mau apa?!”

“Bener juga, lu lagi pms pantes galak.”

“Gue matiin nih!”

“Nengok ke atas, terus ngadep ke genteng sebelah kanan dari rumah lo.”

Mizel menuruti arahan yang diberikan Devan lalu matanya membulat. Cowok itu sedang berjongkok di salah satu atap tetangganya.

“LO GILA YA?!”

“Cepet ke sini, nyed. Gue tau lo titisan kera jago manjat.”

“Mereka gimana?” tanya Mizel berbisik sambil menunjuk ke arah tujuh pria berbadan besar itu.

YOU AGAIN?!   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang