40. Carnoya Phania

56 33 9
                                    

YOU AGAIN?! • 40 | Carnoya Phania

"Dulu selalu dihiraukan sekarang jadi yang paling dirindukan."

_________________ ___ __ _____ _

           Pembicaraan mengenai siswi cantik blasteran yang masuk ke SMA Alvet masih menjadi perbincangan terkini oleh seluruh murid. Sudah seminggu berlalu sejak kedatangan Adel dan sudah selama itu juga Devan menghiraukan kehadiran Mizel di sekolah.

Dulu setiap pagi nama Devan Adrianza tidak pernah absen masuk ke telinga murid-murid yang berkeliaran di sekitar kelas MIPAUTISEM. Banyak dari mereka yang berspekulasi aneh-aneh, namun belum ada yang berani bertanya secara langsung.

Bahkan topik itu sampai masuk ke sarang para guru. Seperti yang terjadi sekarang ....

"Mukamu kenapa, Bah? Gagal menang give away rice cooker lagi ya?" tebak Pak Noel, si kepala sekolah yang tidak sadar pangkat di sekolahnya. Suka bener nongkrong di ruang guru ketimbang di ruangannya sendiri.

Bu Gibah masih diam sambil menatap layar ponselnya yang menampilkan roomchat grup khusus murid kelasnya yang berhasil dia bobol masuk memakai nama samaran bulan lalu.

Wanita dengan wig palsu hasil sengol bacok di pasar baru itu tampak bingung, bukan karna banyak murid yang di depannya baik tapi membicarakannya di belakang, melainkan karna dua murid yang sering membangunkannya tengah malam karena bertengkar di dalam grup itu hilang.

"Semesta! Semesta!" panggil Bu Gibah ketika melihat guru matematika wajib kelas 12 itu masuk.

"Apa? Kamu mau memperdebatkan lagi satu tambah satu hasilnya dua atau jendela? Jangan sekarang, lagi capek saya."

"Haish! Bukan itu tapi saya mau nanya tentang kebenaran berita hots murid kita di sekolah. Kamu kan up to date dibandingkan kita semua," ucap Bu Gibah sambil melihat rekan-rekan kerjanya yang lain.

"Kamu dan kalian semua tanya saya?" tanya balik Pak Semesta yang diberi anggukan oleh Bu Gibah.

Mendengar sambungan kalimat pria jawa dengan tumpukan modul matematika itu langsung dihadiahi gebrakan kesal penggaris sakti Bu Gibah.

"Terus saya nanya siapa?"

"Untung saja dia guru, kalau ga sudah saya sikat kali bawa ke ruang BK," oceh Bu Gibah.

"Mending kamu bantuin Madam Liliosa ngurusin siswi baru itu."

"Kenapa?"

"Ayahnya sempat dateng ke sekolah bawa-bawa masalah keluarga suruh saya tangani," sahut Pak Noel membuat Bu Gibah yang tadi bertanya beserta guru-guru lainnya menengok ke arahnya. "dikira gua dukun kali bisa nyelesein masalah begituan." sambungnya dalam hati.

"Daripada itu, tentang pemindahan lokasi camping yang diajukan wakil ketua OSIS kamu ijinkan atau tidak?" tanya Bu Gibah mengalihkan topik.

Jangan sampai si Noel melempar masalah yang harus dihadapi kepala sekolah ke bimbingan konseling.

"Tentu saja saya ijinkan! Karena di lokasi sebelumnya banyak orang-orang sekitar bilang ada hantunya. Serem tau!"

Mereka yang tadinya mendengarkan serius langsung membuat wajah kecut. Sadar akan ucapannya yang salah, cepat-cepat Pak Noel menimbunnya dengan kalimat baru.

"Tiga siswi yang mewakilkan sekolah kita di lomba ballet sudah balik hari ini, kenapa kalian semua tetap diam? Bukankah kita sebagai guru harusnya menyambut? Ayo kita temui mereka!" ajak Pak Noel lalu membalikan badannya dan pergi meninggalkan Ruang Guru.

YOU AGAIN?!   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang