46. CAMP 4 | Dia Menang Lagi

44 31 8
                                    

YOU AGAIN?! • 46 | CAMP 4 (Dia Menang Lagi)

_______________ ____ _ _________

"Iya. Kini ceritanya berubah-"

"Se-sejak kapan Franet tau?" Neisya menyerit, ini tidak masuk akal. "Bagaimana cabe itu bisa tau?" tanyanya lagi.

"Dia tahu sejak hari pertama balik dari lomba, Ney. Pas istirahat, Franet dateng nemuin gua karena ngerasa lo itu aneh banget hari itu."

Mendengar itu, Neisya kembali mengingat kalau saat itu Franet memang tidak kembali setelah memesan makanan.

"Setelah tahu kalau lu memilih berpihak ke anak baru itu, Franet ga terima karena harus barengan terus sama lu," sambung Evan membuat tangis Neisya berhenti seketika.

Cowok satu ini kalau ngomong suka bener.

Evan terkekeh melihat reaksi Neisya lalu lanjut menjelaskan, "Diluar ekspetasi gue, temen lo itu langsung tau harus ngapain. Franet nyuruh gue untuk pergi ke sekolah lama Adel untuk ketemu sama yang namanya Celestia, karena katanya orang itu akan banyak berguna."

Tentu aja Franet tahu, dulu perannya kan ga beda jauh sama Adelaknat.

Sensi Neisya dalam hati lalu raut wajahnya berubah khawatir saat tak sengaja menangkap sosok seseorang berpindah dari balik semak-semak yang berada di tebing seberang.

"Lo jangan takut, malam ini lo ga perlu menghindar lagi," ucap Evan berniat menenangkan Neisya.

"Tapi, Van!" elak Neisya lalu menegok ke arah jurang. "Mizel?? Apa yang dikatakan Tesha ga bener, gue ga bermaksud membunuhnya," cicitnya sambil memegang pipinya yang tadi ditampar.

"Gue tahu, lo bukan orang seperti itu Ney."

Cewek itu tetap diam memandang tanah membuat Evan sedikit geram karena merasa benda coklat itu lebih menarik dibandingkan wajahnya.

"Lo mau tahu sesuatu lagi ga? Tapi jangan kaget kek tadi."

"Apa? tanya Neisya seraya mendongak.

"Mizel tahu kejadian di kolam renang," jawab Evan lalu menutup mulut Neisya sebelum gadis itu memekik. "Jangan remehin otak milik juara umum sekolah, ketahuan sama Mizel bisa diamuk lo."

Tunggu, Mizel tahu kejadian itu? Gimana caranya?! Tapi kenapa dia tidak melakukan sesuatu? Sebenarnya apa saja yang dia lewatkan sih?!

Neisya mendumel dalam hati lalu berlari menyusul Evan yang sudah jauh di depannya untuk meminta penjelasan lebih lanjut.

"EVAN LO GA BOLEH GANTUNGIN GUE!"

•••

"Sa, Mizel kemana? Kok dia ga muncul sih? Diculik kuntilanak?"

Levia celingak celinguk mencari keberadaan siswi yang dia maksud lalu kembali menengok ke Tesha saat mendapatkan balasan.

"Lagi istirahat di dalam bus, ga enak badan," alibi Tesha.

"Yah, elah! Padahal gue mau minta diajarin cara buat gelang dari tumbuhan."

"Kesambet? Ngapain belajar lilit lilit tumbuhan?"

"Enak aja kesambet! Enggak, gue tuh mau banggain sesuatu pas nyari kayu bareng Arian! Masa gue cuman bisa ngoceh doang!" jelas Levia membuat Tesha geleng-geleng.

"Jangan cari kayu yang basah, nanti susah buat api unggunnya," tambah Tesha lalu hendak meninggalkan Levia, namun berhenti saat cewek itu melempar sesuatu.

YOU AGAIN?!   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang