07. Tikungan Tajam

136 45 14
                                    

Happy Reading ^^

Coba dong tinggalin jejak kalian di sinii
*di akhir aku suka dikacangin jadi kali ini aku coba taro di atas siapa tau di notice ✌🏻

•••

𝐘𝐨𝐮 𝐀𝐠𝐚𝐢𝐧?! ◍ 07 | Tikungan Tajam

"Cinta pun tidak mau kalah dengan jalanan, mereka juga memiliki tikungan tajam."

________________ ____ __ _____

"Gue suka sama ..."

"Su-Suka sama ...?" ulang Mizel.

"Gue suka sama pantai," ucap Devan cepat lalu mengangkat kepalanya menatap laut.

Mizel bingung harus bereaksi seperti apa. Dia mengangguk-anggukan kepalanya.

"Gue juga suka sama pantai."

Mungkin karena adanya angin laut dua remaja yang sering berdebat itu menjadi akur seperti sekarang.

"Alasannya?"

Mizel menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya. Mulutnya mulai dia buka untuk bercerita.

"Dulu gue punya temen, dia sering banget ngajak gue ke sini. Tapi ..."

Mizel tersenyum di akhir kalimatnya, rasanya sangat cepat waktu berlalu semenjak kejadian itu.

"Tapi apa?"

"Dia udah menghilang, menghilang untuk selamanya."

Devan mengigit bibir bawahnya sambil merutuki pertanyaannya barusan.

Dasar mulut bodoh!

Mizel menahan air matanya yang mungkin akan keluar sebentar lagi. Tidak, dia tidak mau terlihat lemah oleh teman-temannya. Khususnya untuk musuhnya ini.

Tesha yang tidak sengaja mendengar percakapan sensitif mereka segera mengalihkan topik pembicaraan.

"Eh! udah mau malem nih, gimana kalo kita balik sekarang?"

"Bener juga, pasti bentar lagi macet nih jalan," sahut Valdo.

Akhirnya mereka keluar dari trolley tersebut dan membereskan sampah-sampah makanan yang tadi dihabiskan Reza dan Valdo.

Lalu berjalan menuju mobil mereka.

Neisya yang melihat para cowok sudah berjalan jauh di depan segera mendekatkan badannya ke arah Mizel.

"Zell, kok tadi lu bisa akur sama Devan?"

"Gatau, mungkin tadi gue kesambet jin mermaid kali," balas Mizel.

Kalau diingat-ingat juga sepertinya hari ini sangat aneh. Bukan hanya tadi saja dia bisa mengobrol santai seperti itu tapi saat di rooftop sekolah juga.

"Mizel!"

Sang pemilik nama langsung menengok kanan kiri untuk mencari dari mana asal suara itu.

Mizel terkejut melihat siapa yang memanggilnya.

"Evan? Kok, lo bisa ada di sini?"

"Gue disuruh kakak lo, buat jemput elu."

"Dari mana Kim tau gue ada di sini?!"

Rasanya Mizel tidak mengabari atau memberitahukan lokasinya sama sekali.

"Lo lupa? Kalau kakak lo itu stalker sejati?"

YOU AGAIN?!   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang